GORONTALO – GP – Pandemi Covid-19 belum selesai, kini masyarakat Gorontalo dihadapkan dengan penularan penyakit difteri, bahkan sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Difteri merupakan penyakit yang menyerang tenggorokan, sesak nafas, dan demam. Ditemukan di Biluhu, Kabupaten Gorontalo.

Menyikapi itu, Penjagub Gorontalo, Hamka Hendra Noer meminta masyarakat untuk waspada, dan segera melakukan langkah-langkah antisipasi. Menurutnya terdapat satu kasus saja disatu wilayah, sudah bisa ditetapkan KLB. “Salah satu upaya dalam pencegahan dan pengendalian penyakit (difteri) ini yaitu dengan menggandeng seluruh elemen untuk dapat terlibat secara aktif dalam penanggulangan KLB tersebut,”ujarnya.
Difteri merupakan penyakit yang bisa mematikan. Tahun 2011-2016, dilaporkan terdapat 3.353 kasus difteri di Indonesia, 110 diantaranya meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr Yana Yanti Suleman, SH, mengatakan, dengan status KLB maka potensi penuluaran bisa dengan cepat terjadi. Makanya, yang harus dilakukan saat ini adalah upaya pencegahan penyikit tersebut. Kata dia, penderita Difteri mengalami gejala seperti demam, batuk, hidung meler, sulit bernapas, suara serak, detak jantung meningkat, pembesaran kelenjar getah bening di leher, pembengkakan langit-langit mulut dan terbentuk selaput berwarna putih keabuan pada tenggorokan yang mudah berdarah. “Mengalami gejala seperti itu maka segeralah berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan”, ungkap dr. Yana dalam keterangan pers yang diterima Gorontalo Post, akhir pekan.
Dijelaskan difteri adalah penyakit menular yang dapat disebarkan melalui batuk, bersin, atau luka terbuka. Gejalanya termasuk sakit tenggorokan dan masalah pernapasan. Penyebab utama difteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae, yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta dapat mempengaruhi kulit.
Hampir 90 persen penderita yang terinfeksi, tidak memiliki riwayat imunisasi difteri yang lengkap. Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit difteri ini, harus melakukan imunisasi difteri yang sudah disediakan pemerintah. Difteri atau diptheria merupakan infeksi bakteri yang menyerang membran mukus pada tenggorokan dan hidung. “Salah satu upaya efektif untuk mencegah penyakit ini yaitu dengan melakukan imunisasi dasar lengkap bagi balita,”jelas dr.Yana.
Kata dia, dengan imunisasi, maka 90 cakupan kebal dengan virus difteri, dan dipastikan tidak akan menular ke yang lainya. Difteri, lanjut dr. Yana, merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. “Masyarakat yang mempunyai anak balita agar segera melengkapi imunisasinya sehingga dapat terhindar dari difteri,”tandasnya. (tro)












Discussion about this post