Beli Elektronik dan Kendaraan Bakal Lebih Mahal

Gorontalopost.id – Posisi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tertekan dalam beberapa waktu terakhir. Setelah sempat tembus Rp 15.000, hari ini posisinya di level Rp 14.952 berdasarkan Reuters.

Pelemahan rupiah terhadap dolar AS berpotensi pada naiknya harga berbagai produk yang ada komponen impornya. Director Political Economy & Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengatakan produk tersebut di antaranya barang elektronik seperti handphone (HP), laptop, hingga kulkas.

“Pasti, semua barang impor akan naik, eletronik (seperti HP, laptop, kulkas),” kata Anthony saat dihubungi, sebagaimana dilansir detik.com, Ahad (10/7).

Selain produk elektronik, kendaraan seperti motor dan mobil juga berpotensi mengalami kenaikan. Hal itu dikatakan oleh Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal.

“Tentu saja elektronik dan otomotif komponen dari luar cukup besar,” imbuhnya.
Berbagai produk tersebut umumnya menggunakan bahan baku impor walaupun barang diproduksi di Indonesia. Terlebih produk jadi yang diimpor langsung dari luar negeri, akan mengalami kenaikan harga karena alat tukar yang digunakan umumnya dolar AS.

“Produk-produk manufaktur yang bahan baku dan penolong masih bergantung impor tentu luas dengan tingkat komponen impor yang beragam, tapi yang cukup tinggi misalnya produk-produk farmasi, kendaraan bermotor, elektronika, industri benang yang mengimpor kapas, dan lain-lain,” sebut Faisal.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan kondisi ini tentu cepat atau lambat akan berimbas ke konsumen.

“Hampir seluruh barang yang impor atau sebagian komponennya impor akan mengalami kenaikan harga. Biaya impor akan diteruskan ke konsumen dalam waktu dekat,” tutur Bhima.(net)

Comment