Gorontalopost.id – Status Gorontalo yang zero penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk ternak sapi yang kini sedang mewabah di sejumlah daerah, membuat Gorpontalo dilirik sejumlah daerah lain untuk bisa memasok sapi ke daerah mereka. Seperti Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara, dan Kota Balikpapan Provinsi Kalimatan Timur.
Kurang lebih 500 ekor sapi dan kambing dari Gorontalo dikirim ke dua daerah itu, melalui pelabuhan Kwandang, Senin (27/7). “Sebenarnya kita butuhkan itu sekitar 8000 ekor per tahun.
Dari Gorontalo itu sekitar 3000 ekor per tahun,”ujar Wali Kota Tarakan, dr.Khairul, M.Kes, saat menyaksikan langsung pelepasan pengiriman ternak sapi dari Kwandang ke Tarakan, di pelabuhan Kwandang, kemarin. Ia berharap Gorontalo bisa memenuhi kebutuhan daging sapi di kotanya, sebab untuk menutupi kebutuhan itu, pihaknya memanfaatkan daging beku yang diimport.
“Kalau ada potensi dalam negeri, kenapa kita tidak manfaatkan itu. Dan juga ini terkait PMK, Gorontalo termasuk daerah yang masih bersih PMK,”ujarnya.
Pengiriman sapi ke Tarakan, yang menggunakan tol laut Camara Nusantara 5, dibagi dalam dua kali pengiriman, yakni pertama 263 ekor yang dikapalkan, kemarin, dan sisahnya kurang lebih 230 ekor sapi dan kambing akan dikapalkan tahap dua. “Totalnya kurang lebih 500 ekor, yang lain saat ini masih tahap karantina, sehingga pengirimanya tidak sekalian,”ujar Kadis Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, Provinsi Gorontalo, Risjon Sunge, kemarin. Ia menjelaskan, seluruh ternak sapi yang dikirim ke Kalimantan, dipastikan bebas PMK. Sudah melalui pemeriksaan yang ketat, termasuk karantina.
“Karantina selama 14 hari sebelum pengiriman,”terang Risjon. Menurut Risjon, pengiriman ternak sapi dari Gorontalo ke Tarakan atau Kalimantan sudah berlangsung lama dan tradisional, termasuk ada pula yang dilakukan secara ilegal. Sapi dari Gorontalo, tak sekadar di pasok di Kota Tarakan, tapi juga ke Balikpapan, dan Palangkaraya.
“Setiap minggu itu ada yang melaporkan pengiriman, ada yang melewati Toli-toli, dan bahkan Palu, tapi sapinya dari Gorontalo,”ujarnya. Sejak Januari hingga Juni 2022, Risjon memprediksi kurang lebih sudah ada 2000 ekor sapi dari Gorontalo yang dikirim ke Kalimantam. “Setiap tahun ada peningkatan permintaan, mencapai 30-40 persen,”terangnya.
Penjabat Gubernur Gorontalo, Hamka Hendra Noer, yang melepas langsung pengapalan ratusan ekor sapi itu, menyebutkan, jika pengiriman antar pulau itu membuka peluang ekonomi bagi masyarakat.
“Yang seperti ini yang mendapat dorongan dari Presiden, adanya pengiriman berarti ada pergerakan ekonomi di masyarakat,”terangnya. Kedepan, peternakan sapi memang harus mendapat perhatian serius, ia berharap peternakan dilakukan secara modern dan terpadulu. Sehinggnya tidak hanya kuantitas yang dipenuhi tapi juga kualitas. “Saya kira kalau diternak dengan baik, kualitasnya juga akan lebih baik,”paparnya.
Ia memastikan, sapi yang dikirim ke Tarakan semuanya bebas PMK. “Kita sudah periksa, dan aman. Gorontalo masih aman PMK,”terang Hamka. Ia menekankan agar peluang pasar antara Gorontalo dan Tarakan atau Kalimantan dapat dimanfaatkan dengan baik, tidak hanya pengiriman ternak, tapi juga komoditi lain, seperti jagung, rempah, bahkan telur.
“Ini peluang kita, pasarnya jelas,”tandasnya. Pengiriman ternak dari Gorontalo ke Kalimantan sudah berlangsung lama, resminya pada 2008 Gorontalo bahkan mengirim sapi ke Malaysia, melalui Kalimantan, sebanyak 400 ekor. Pada 2020, Gorontalo memasok sapi ke Tarakan dan Balikpapan sebanyak 2.578 ekor, dan 2021 sebanyak 2.968. (tro)












Discussion about this post