GORONTALO – GP – Hanya dengan antena UHF yang dipasang dengan tinggi kurang dari empat meter, siaran tv digital langsung didapat, ketika set top box (STB) disambungkan ke televisi. Sebelumnya kabel dari antena dihubungkan ke STB. Tampilan gambar yang bersih, dan suaranya yang jernih, langsung membuat masyarakat di kawasan Pasar Beringin, Kelurahan Biau, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, kagum, saat komisioner KPID Provinsi Gorontalo melakukan demo pemasangan STB untuk menangkap siaran digital, Selasa (21/6) malam.

Demo cara pemasangan STB itu, merupakan bagian dari sosialisasi analog switch off (ASO) yang digelar KPID Gorontalo bersama Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo. “Kebetulan saat ini reses anggota komisi I DPRD Provinsi Gorontalo, H. Fikram Salilama. Dan kami dari KPID diberi kesempatan mensosialisasikan ASO. ASO adalah kebijakan pemerintah untuk segera mematikan siaran analog, yang kemudian diganti dengan siaran digital,”ujar Ketua KPID Provinsi Gorontalo, Safrin Saifi. Dihadapan masyarakat yang menyaksikan gambar siaran televisi digital yang bersih itu, Safrin menegaskan, jika siaran tv digital free to air, atau gratis. “Gambarnya bersih seperti ini bapak/ibu, ini tidak ada iuran bulanan. Ini gratis. Program pemerintah untuk ASO juga akan berlaku di Gorontalo. Makanya saatnya untuk beralih ke siaran televisi digital,”ujarnya.
Siaran tv digital di Gorontalo dijalankan oleh tiga lembaga penyiaran penyelenggara multiplaksing, dan memiliki 20 kanal siaran televisi. “Indosiar yang awalnya hanya ada di tv analog, kini sudah ada di tv digital,”tandas Safrin. Memang untuk mendapatkan siaran digital, perlu menabahkan STB. STB merupakan dekoder yang berfungsi menangkap siaran digital. “Ini penting kita sosialisasikan, karena ternyata masih banyak masyarakat yang tidak tahu, apa itu tv digital. Seperti STB dan sebagainya. Makanya saya libatkan KPID untuk menjelaskan atau mensosialisasikanya ke masyarakat secara langsung,”kata Anggota Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo, Fikram Sailima.
Apalagi dalam program tv digital, ada penyaluran STB gratis bagi masyarakat miskin. Ia menekankan data penerimanya harus sesuai kriteria dan tervalidasi. Fikram mengingatkan agar penyaluran STB tidak salah sasaran. Warga yang antusias, pada kesempatan itu mengaku baru tahu dengan siaran televisi digital. Selama ini mereka hanya menggunakan antena UHF untuk menangkap siaran analog, padahal sudah ada siaran televisi digital. Sebagian warga juga mengaku menggunakan tv berlangganan untuk bisa menonton siaran televisi. “Alhamdulillah, gambarnya bagus sekali, dan gratis tidak ada iuran televisi,”ujar warga.
Sesuai ketentuan, masyarakat yang masuk dalam sasaran penerima bantuan STB adalah warga dalam kategori rumah tangga miskin (RTM). Secara keseluruhan, di Gorontalo terdapat 44.334 RTM yang akan mendapatkan STB gratis. Data itu merupakan data awal bersumber dari data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Kementerian Sosial RI, yang kini sedang diverifikasi oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kominfo. Staf Ahli Menteri Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti, mengatakan, bagi warga yang masuk dalam daftar penerima STB, tidak perlu untuk mengantri di kantor keluarahan, seperti penyaluran sembako. Tapi menunggu saja di rumah masing-masing, sebab lembaga penyiaran yang memiliki komitmen menyalurkan STB, yang akan datang langsung ke rumah-rumah, memasang dan menginstal STB untuk siaran tv digital. (tro)












Discussion about this post