Migor Curah, Luhut Minta Dihapus, Mendag Tunggu Dulu

Gorontalopost.id – Minyak goreng (Migor) curah bakal dihapus, pemerintah sedang menggodok implementasinya. Ke depannya, minyak goreng curah akan dibuat dalam kemasan sederhana. Menurut Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut Binsar Panjaitan, di dunia tinggal dua negara yang masih mengkonsumsi minyak goreng curah. “Cuma dua di dunia ini, Bangladesh sama Indonesia,” jelas Luhut di Jakarta, Rabu (15/6).

Bahkan, Luhut menjelaskan bahwa tingkat konsumsi minyak goreng curah semakin rendah, terutama untuk kawasan perkotaan. “Di Jakarta ini orang kan lebih enggak suka lagi pakai curah.”katanya.

Selain konsumsinya yang semakin rendah, pemerintah juga melihat bahwa minyak curah kurang higienis. Untuk itu, ke depannya pemerintah berupaya meningkatkan mutu minyak goreng curah dengan membuatnya dalam kemasan sederhana. Perubahan minyak curah dalam kemasan ini akan dilakukan secara bertahap.

“Kemasan sederhana ya, kan bagus jadi bermartabat bangsa kita,” jelas Luhut Meski meningkatkan mutunya dengan kemasan sederhana, pemerintah akan berupaya untuk menjaga harganya tetap seperti di pasaran saat ini, yaitu sebesar Rp14 ribu. “Ya ada naik-turun gitu, market mekanisme. Kalau suplainya cukup, ya jalan,” ucap Luhut.

Migor curah kini paling diburu, harganya paling murah, Rp 14 ribu per liter, kendati di pasaran pun tetap langka. Menyikapinya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, menyatakan belum ada kepastian perihal wacana penghapusan minyak goreng curah.

“Persoalan minyak goreng masih ditangani oleh Luhut Binsar Pandjaitan dan tim, kalau dihapus nanti hilang semuanya, semua butuh proses,” ujarnya, Jumat (17/6).

Zulkifli Hasan menyatakan bahwa untuk saat ini dia akan fokus memantau ketersediaan dan harga bahan pokok di pasar. “Ini tugas khusus dari presiden, dia minta ‘Pak Zul pastikan ketersediaan pangan dan harga terjangkau’ gitu,” jelasnya.

Dia juga meminta kerja sama kepada semua pihak untuk menjaga ketersediaan pangan dan kestabilan harga.
Para pedagang, kepala pasar, maupun masyarakat bisa mengabarkan kepada call center yang ada dikantor mengenai keterlambatan, perubahan harga, atau hal lain yang terkait.

“Selain itu di kemendag juga sudah ada crisis center yang tersedia menerima pengaduan” jelasnya. (net)

Comment