Siaran Digital Tak Ada Acak-acak Kanal

GORONTALO – GP – Salah satu pertanyaan yang dilontarkan warga saat sosialisasi Analog Switch Off (ASO) di Desa Tanah Putih,Kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone Bolango, baru-baru ini, yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Gorontalo, dan Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo, adalah kanal-kanal tertentu yang diacak saat tanyangan seperti sepakbola, balap motor, atau siaran tertentu lainya. Kondisi itu sering mereka temui pada siaran televisi berlangganan, termasuk tv kabel dan internet. “Dengan siaran televisi digital, tidak ada acak-acak siaran. Siaran ini ditangkap melalui sinyal terestrial, gratis pula. Siaran bola, siaran motoGP, tidak ada acak-acak,”ujar Wakil Ketua KPID Gorontalo, Rajib Ghandi Ismail.

Ia menjelaskan, siaran televisi digital adalah pengganti siaran televisi analog, yang oleh pemerintah dalam program Analog Switch Off (ASO), segera dimatikan dalam waktu dekat ini. Gorontalo termasuk wilayah tahap I ASO, yang telah dimulai sejak 30 April 2022. “Jadi yang biasanya siaran televisi masih banyak semut, itu adalah siaran analog. Akan segera dimatikan. Jadi tidak ada lagi siaran televisi, jika tidak segera beralih ke siaran digital,”terang Rajib.

Siaran digital bisa ditangkap dengan menambahkan dekoder penangkap siaran digital, set top box (STB), dan menggunakan antena UHF. “Yang sudah punya antena, jangan lagi beli antena. TVnya juga tak perlu diganti, cukup tambah STB saja. STB sudah banyak dijual di toko-toko. Lihat STB yang punya segel kominfo,”ujarnya.

Rajib menjelaskan, kabel antena disambungkan ke STB, kemudian STB masuk ke pesawat televisi dengan menggunakan kabel RCF (tiga warna) atau HDMI, kemudian tinggal di-search seperti biasa. “Hasilnya akan mendapatkan siaran digital, yang bisa lihat sendiri, gambarnya bersih kualitas HD, suaranya jernih, dan teknologinya canggih,”terang Rajib. “Sudah siaranya bersih, tidak ada acak-acak siaran, gratis pula,”tambahnya.

Warga di Desa Tanah Putih begitu antusias, mereka baru tahu jika ternyata ada program televisi digital. Selama ini mereka menggunakan saluran tv kabel, yang saling paralel antara satu rumah dengan rumah lainya. “Masyarakat saya ada hanya gandeng ke tv kabel orang, karena tidak ada biaya untuk bayar bulanan. Alhamdulillah, ternyata ada siaran digital. Gambarnya juga sangat bersih,”kata Kepala Desa Tanah Putih, Kecamatan Botupingge. Siaran televisi digital di Gorontalo kini sudah bisa diakses, ada 20 kanal (saluran) siaran yang bisa diakses gratis oleh masyarakat Gorontalo.

Seperti diketahui, pemerintah saat ini gencar melakukan sosalisasi migrasi siaran analog ke siaran digital. Migrasi ini akan berakhir pada 2 november 2022 mendatang. Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti, beberapa waktu lalu mengatakan, alasan harus migrasi ke siaran digital, yakni siaran televisi digital didukung dengan teknologi yang canggih, sehingga pemirsa di rumah mendapatkan gambar yang bersih, dan suara yang jernih.

Menurutnya, amanat UU Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020, mengharuskan semua siaran televisi analog dihentikan siarannya dan diganti siaran televisi digital. “Migrasi ke siaran televisi digital itu gratis, tidak dipungut biaya apapun,”katanya. Masyarakat yang selama ini berlangganan siaran televisi, tak perlu lagi, sebab siaran digital gratis, cukup dengan antena dan STB. Bagi masyarakat miskin, kata Rosarita Niken Widiastuti, pemerintah bersama lembaga penyiaran penyelenggara multipleksing komitmen membagikan dekoder STB gratis.

Seluruh Indonesia ada 6,7 juta STB yang disiapkan, dan bertahap dibagikan secara cuma-cuma ke masyarakat sasaran. Untuk Gorontalo, sebanyak 48.334 unit STB yang akan dibagikan oleh lima lembaga penyiaran, yakni metro tv sebanyak 5.893 unit, SCTV 14.046 unit, trans tv sebanyak 5.885 unit, RCTI 13.931 unit, dan RTV sebanyak 8.579 unit. (tro)

Comment