Gorontalopost.id – Mega proyek Gorontalo Outer Ring Road (GORR) dalam beberapa tahun terakhir selalu diprediksi segera tuntas, terutama untuk segmen I dan segmen II sepanjang 30 KM, yang menghubungkan Bandara Djalaludin di Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo hingga Kecamatan Tapa, Bone Bolango. Pastinya, mega proyek yang dicanangkan langsung Presiden Joko Widodo pada akhir tahun 2014 ini, baru akan tuntas pada 2024 mendatang, atau di tahun Pemilu.
Saat ini, baru sebagian ruas jalan GORR yang bisa dilalui. Misalnya, dari Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten hingga Kecamatan Tapa, Bone Bolango. Jalan lurus tanpa hambatan ini, bahkan menjadi alternatif masyarakat untuk ke Bandara Djalaludin Gorontalo, tapi belum sepenuhnya terhubung.
Masih ada jembatan panjang di wilayah Desa Haya-haya, Limboto Barat yang akan dibangun yakni pada stasion (STA) 7.700 dan STA 8.500, termasuk ruas jalan sepanjang 1,6 KM di wilayah itu, atau pada STA 7.325-8.800.
Kementerian Pekerjaan Umum, melalui pejabat pembuat komitmen (PPK) GORR, Adriansyah, kepada Gorontalo Post, Jumat (3/6) menjelaskan, kelanjutan pembangunan GORR saat ini dalam proses lelang untuk dua paket proyek, yakni paket proyek jembatan GORR STA 7700 dan 8500, senilai Rp 131 Mililiar.
Serta paket kedua adalah paket pembangunan jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR) STA 7.325 – 8.800, senilai Rp 126 Miliar. Dua paket pekerjaan tersebut, yang selama ini menjadi penghambat GORR segmen I dan II belum terhubung secara penuh. Jika melihat agenda pekerjaan yang ada, Adriyansah menyebutkan, setelah proses lelang pada bulan Juni ini, dua paket proyek tersebut akan dilakukan kontrak kerja pada Juli 2022 mendatang.
“Sudah siap semua, anggaran juga sudah ada, karena sudah dilelang. Mudah-mudahan bulan Juli sudah dilakukan kontrak,”ujar Adriyansah. Untuk waktu pekerjaan, dikatakanya, pembangunan jembatan membutuhkan waktu hingga 20 bulan, sedangkan jalan konstruksinya membutuhkan waktu 21 bulan.
“Dengan begitu pastinya (GORR) akan terhubung total pada April 2024. Segmen I dan II tuntas,”terang Adriansyah.
Ditambahkanya, kondisi jalan GORR yang saat sudah difungsikan sebagian, tetap dalam pengawasan Balai Jalan Nasional. Ia mengatakan, GORR termasuk dalam akses jalan nasional, dan telah diusulkan menjadi kemantapan jalan nasional. Dengan begitu, pemeliharaan jalan akan lebih fokus.
Seperti diketahui, GORR merupakan mega proyek yang digagas Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, dan dicanangkan langsung Presiden Joko Widodo, pada Desember 2014. Proyek jalan ini dimaksudkan untuk menjadi jalur alternatif penghubung Bandara Djalaludin Gorontalo hingga pelabuhan laut di Kota Gorontalo.
Dalam proses pengadaan lahan GORR, terjadi kasus korupsi, yang membuat Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Gorontalo, tim apreaisal, dan kepala BPN Gorontalo berurusan dengan hukum. (tro)











Discussion about this post