Gorontalopost.id – Siapa figur birokrat yang akan menjadi Penjabat Bupati Boalemo sampai kini belum diketahui. Padahal, Ahad (22/5) Bupati Boalemo Anas Jusuf, sudah harus menanggalkan jabatanya.
Dari tiga nama yang sebelumnya sudah diusulkan Pemprov Gorontalo ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yaitu Syukri Botutihe, Risjon Sunge dan Handoyo Sugiharto, masih punya kans yang sama untuk ditunjuk Mendagri mengisi posisi Penjabup.
Ditengah ketidakpastian itu, rupanya muncul riak-riak di masyarakat Boalemo terkait siapa figur yang dipandang tepat untuk menjadi Penjabup Boalemo. Kemarin (19/5) beredar di media sosial, soal pernyataan sikap bersama dari para pemangku adat serta organisasi masyarakat Boalemo berkaitan pengisian posisi Penjabup Boalemo. Surat pernyatan sikap bersama itu ditujukan untuk Menteri Dalam Negeri.
Surat itu berisi empat poin. Pertama menegaskan kepada Mendagri soal falsafah hidup masyarakat Boalemo dan Provinsi Gorontalo yaitu adat bersendikan sara dan sara bersendikan Alquran. Dan provinsi Gorontalo telah dinobatkan sebagai daerah serambi Madinah.
Kedua, penempatan penjabat Bupati Boalemo diharapkan merupakan figur yang memahami kearifan lokal dan memenuhi kriteria nilai tradisi adat istiadat masyarakat Boalemo.
Ketiga, Masyarakat Boalemo adalah mayoritas beragama Islam yang sangat mencintai adat dan budaya Gorontalo. Serta meyakini kepala daerah adalah khalifah yang menjalankan tugas pemerintahan dan kemasyarakatan. Dan tidak boleh mengabaikan nilai adat, budaya Gorontalo yang merupakan warisan para leluhur di Boalemo.
Keempat, meminta kepada Mendagri agar dapat mengambil keputusan terbaik bagi masyarakat Kabupaten Boalemo dengan menetapkan figur penjabat yang mencintai dan memenuhi syarat adat Gorontalo yang berlandaskan falsafah adat bersendikan sara dan sara bersendikan Alquran.
Saat mengunjungi Kabupaten Boalemo, kemarin (19/5), Penjagub Gorontalo, Hamka Hendra Noer yang sempat ditanyai soal Penjabup Boalemo belum bisa memberikan komentar apapun. Keputusan penjabat bupati sudah diserahkan ke Kementrian Dalam Negeri.
“Tanggal 22 Mei yah pak bupati masa jabatan berakhir. Yang jelas sudah ada nama – nama di usulkan dan kita juga sudah berkoordinasi dengan Mendagri.
Jadi apapun nanti keputusannya, siapapun yang akan ditunjuk tolong diterima. Kita berdiri bersama untuk masyarakat Boalemo,” ujarnya.
Kunjungan Hamka ke Boalemo bersama drg. Gamaria Purnamawati Monoarfa saat disambut oleh Bupati Boalemo Anas Yusuf dan jajaran Pemda Boalemo dengan adat Mopotilolo. Ini merupakan kunker perdana Hamka. Dan Kabupaten Boalemo menjadi daerah pertama.
Kunjungan Hamka ke Boalemo untuk sinegritas program. Namun saat ini memang ia masih dalam tahap konsolidasi internal dengan OPD dilingkup Pemprov Gorontalo.
Sebagai penjabat gubernur harus mereview mana program – program pemerintah Provinsi yang dikolaborasikan dengan kabupaten kota yang telah dilakukan oleh gubernur sebelumnya Rusli Habibie dan Idris Rahim.
“Sesuai intruksi Mendagri saya tidak boleh hanya duduk diam dibelakang meja, harus turun kelapangan untuk mengawal semua program.
Dan kunjungan ke Boalemo hari ini adalah silahturahmi dan juga bertemu dengan Bupati pak Anas Yusuf yang nanti akan purna tugas pada 22 Mei,” kata Hamka saat memberikan sambutan. (rmb)












Discussion about this post