Gorontalopost.id – Peristiwa politik yang terbilang jarang, terjadi di Gorontalo, beberapa hari setelah lebaran Idul Fitri. Tepatnya pada Sabtu (7/5) malam. Seluruh ketua partai politik bertemu di rumah makan Anggelato, Kota Gorontalo.
Termasuk dua Partai yang selama ini dikenal punya rivalitas yang cukup mencolok yaitu Golkar dan Nasdem. Pertemuan itu ikut dihadiri Ketua Golkar Gorontalo Rusli Habibie dan Ketua Nasdem Hamim Pou. Selain dua ketua partai itu, ada sembilan ketua partai lain yang ikut hadir.
Yaitu Ketua Gerindra Elnino Mohi, Ketua PPP Nelson Pomalingo, Ketua PAN Anas Jusuf, Ketua PKS Adnan Entengo, Ketua Demokrat Erwin Ismail, Ketua Hanura Guntur Thalib Ketua PSI Hudaya Gobel serta Ketua PKS Muhtajim Boki.
Pertemuan yang diinisiasi Ketua Gerindra Elnino Mohi ini berlangsung sekitar 30 menit.
Usai pertemuan, Elnino Mohi menjelaskan, ide pertemuan ini berawal dari sebuah diskusi ringan yang menginginkan seluruh ketua Parpol di Gorontalo bisa bertemu dalam satu meja sambil ngopi.
“Ini menjadi bagian sejarah di dunia politik di Provinsi Gorontalo, kami seluruh ketua Partai Politik berkumpul, semuanya ada.
kecuali PKB yang diwakili karena ketua umumnya berada di luar daerah. Ini ide dari semua teman-teman, termasuk teman-teman wartawan. Sehingga itu sebelum pertemuan ini saya datangi semua ketua-ketua partai, dan meminta waktu kesediaan mereka. Sehingg terjadilah pertemuan ini,” ujar Elnino Mohi.
Elnino menambahkan pertemuan ini hanya silaturahmi biasa. Tak ada hal spesifik yang dibicarakan termasuk ancar-ancar koalisi pada momentum politik 2024 mendatang.
“Ini adalah silaturahmi. Kalau bicara koalisi atau target kursi di 2024, dan Pilkda, semua Parpol masing-masing memiliki mekanisme tersendiri. Tapi yang paling terpenting dalam pertemuan ini adalah meskipun kita berbeda partai tentunya kita lebih mengedepankan silaturahmi untuk kemajuan Gorontalo,” ujar Elnino.
Pengamat Politik dari Universitas Negeri Gorontalo, Prof. Dr. Rauf A Hattu melihat ada pesan-pesan politik di balik pertemuan ketua partai politik itu. Meski pertemuan itu hanya sebatas silaturahmi.
“Dalam dunia politik itu, silaturahmi memang menjadi jalan komunikasi dari setiap Partai Politik. Saya melihat ini dari beberapa hal diantaranya, adalah jelang berakhirnya masa jabatan Rusli Habibie sebagai Gubernur Gorontalo, akan tetapi ia masih tetap sebagai ketua Golkar, tentunya komunikasi yang dibangun akan berbeda, saat Rusli sebagai Gubernur dan bukan lagi sebagai Gubernur,” kata Prof. Rauf.
Apalagi partai Golkar di Provinsi Gorontalo memang menjadi salah satu Parpol yang besar di Provinsi Gorontalo. Selain itu menurut Prof. Rauf, hal ini akan menjadi bahan evaluasi bagi Parpol terhadap kinerja pemerintahan Rusli Habibie selama menjadi Gubernur.
“Saya kira, Parpol menilai bagaimana kinerja dari Pemerintahan Provinsi Gorontalo selama ini, dan juga peran dari Parpol untuk pembangunan di provinsi Gorontalo,” ujar Prof. Rauf. Terakhir Prof. Rauf memberikan apresiasi terhadap semua ketua Parpol yang sudah berkumpul dan memberikan pemandangan yang sejuk untuk dunia politik di Provinsi Gorontalo.
“Sebagai orang kampus, pertemuan seperti ini saya sangat apresiasi, karena ini menandakan semuanya berkomitmen untuk membangun provinsi Gorontalo,” pungkasnya.
RH Menunggu Perintah DPP
Sementara itu, usai pertemuan, Rusli Habibie sempat mengomentari masa depannya setelah meletakkan jabatannya sebagai Gubernur Gorontalo pada 12 Mei mendatang. Di hadapan wartawan, Rusli mengatakan, soal masa depan karir politiknya tergantung perintah DPP Partai Golkar.
“Memang banyak juga yang tanya ke saya, apa langkah politik selanjutnya. Tentunya sebagai ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Gorontalo saya selalu siap untuk Partai Golkar. Dan untuk maju ke DPR-RI atau lainnya saya akan menunggu perintah dari DPP Partai Golkar, jangan sampai saya sudah kampanye dimana-mana, tapi DPP menugaskan yang lain,” tegas Rusli Habibie.
(wan)
Comment