Gorontalopost.id – Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo (UNG), kembali melaksanakan seminar nasional, berlangsung Rabu (20/4).
Bertemakan eksistensi sastra pada era milenial dan perkembangan teknologi masyarakat 5.0, kegiatan ini dibuka langsung oleh pembantu dekan tiga, fakultas sastra dan budaya (FSB), Djafar Lantowa S.Pd MA.
Seminar ini menghadirkan pemateri dari jurusan bahasa dan sastra indonesia, Prof. Dr. Moh. Karmin Baruadi, M.Hum, Ketua umum HMJ Bahasa dan Sastra Indonesia, Rifaldi Ngiu, dan pemateri dari Dr. Diplan, S.Pd, M.Pd.
Pada penyampanyainnya Dr. Diplan, S.Pd, M.Pd memberikan materi mengenai, Pemanfaatan Artificial Intellegence Dalam Mengimplementasikan Sastra.
Google Assstant merupakan sistem virtual yang didukung oleh kecerdasan buatan dan dikembangkan oleh google, tersedia diperangkat seluler dan perangkat rumah pintar.
Dengan menggunakan Google Assstant ini sangat membantu manusia dalam mencari, menerjemahkan, dan membaca teori-teori sastra terbaru serta teknik-teknik menulis puisi.
Tercatat pada tahun 2020 sudah lebih dari 500 juta pengguna Arftificial Intelegence (kecerdasan buatan) ini. Tidak hanya itu ada juga pemanfaatan Google Poemportraits, digunakan untuk menulis puisi dengan cara penulis memasukan ide dan katakata kunci sehingga Google Poemportraits membantu penulis menyusun puisi.
Terakhir dengan memanfaatkan VR (Virtual Reality), ini dapat membuat pengguna seolah berada serta mengalami langsung dunia, sehingga pengguna dapat lebih menyatu baik rasa maupun pikiran sehingga memudahkan dalam menuangkan penulisan sastra.
Prof. Dr. Moh. Karmin Baruadi, M.Hum sebagai pemateri kedua menyampaikan materi, Ketahanan Sastra Diera Milenial dan Perkembangan Teknologi Digital. Ia mengatakan ketahanan sastra sangat luar biasa tangguhnya, bisa menyesuaikan diberbagai situasi dan kondisi.
Memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan hal-hal yang bisa diperoleh sesuatu yang baru. Dengan adanya teknologi yang semakin modern, diharapkan ini bisa memfiralkan dan mempopulerkan sesuatu yang ada.
“Seseorang yang disebut milenial yaitu mereka yang bisa memanfaatkan, industri star up yang mendominasi. Milenial itu adalah mereka yang bisa membawa perubahan pada dunia, harus menguasai berbagai hal yang terkait dan yang paling utama bisa menghasilkan terobosan-terobosan baru,” Ujar Prof Karmin.
pada penyampaian pemateri terahir Rifaldi Ngiu menyampaikan materi yang sama dengan tema yaitu Eksistensi Sastra pada Era Milenial dan Perkembangan Teknologi Masyarakat 5.0.
harapannya agar kedepannya kita dapat melihat realita yang terjadi di era milenial ini, terdapat satu skenario utama yang mesti dipahami oleh para pemuda generasi Y agar dapat menggunakan kemajuan teknologi ini secara bijak dan maksimal yakni dengan mengilhami secara utuh kearifan lokal yang dimiliki negeri dan bangsa kita Indonesia.(Mg04/Mg07).












Discussion about this post