Gorontalopost.id – Bupati Bone Bolango, Dr. Hamim Pou memberikan apresiasi ada putra daerah Bone Bolango (Bonebol) yang meraih juara di Panasonic. Ini menujukan bahwa banyak warga Bonebol yang punya potensi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.
“Keren. Banyak selamat. Rivai Aditya, namanya anak Bonebol juara di Panasonic,”ucap Bupati Hamim, Sabtu (9/4/2022).Pemuda yatim piatu, anak dari pasangan suami istri almarhum Julizar dan almarhumah Olha Akuba, asal Desa Tanggilingo, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango yang sudah menjadi karyawan tetap di Panasonic Gobel itu, meraih juara I pada Quality Control Circle (QCC) tingkat Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI).
Rivai sendiri merupakan anak magang PLK Panasonic Gobel tahun 2015. Namun karena kedisiplinan dan loyalitasnya yang tinggi, saat mengikuti tahap seleksi karyawan tetap PT. Panasonic Gobel tahun 2021, dia dinyatakan lulus dan menjadi karyawan tetap di Panasonic Gobel hingga saat ini.
Kepala Bagian Ekonomi, SDA dan Konservasi Setda Bone Bolango, Mesalina Vivi Saputra, mengatakan prestasi yang diraih oleh Rivai Aditya membuktikan dedikasinya atas dukungan yang diberikan oleh Bupati Bone Bolango dari anak magang menjadi karyawan tetap di PT. Panasonic Gobel Indonesia.
“Alhamdulillah pak Bupati, Rivai membuktikan dedikasinya atas dukungan yang diberikan oleh pak Bupati dari anak magang menjadi karyawan tetap di PT. Panasonic Gobel Indonesia,”kata Mesalina Vivi Saputra. t.
Terpisah, Rivai Aditya, mengaku bersyukur atas prestasi yang diraihnya itu.”Alhamdulillah saya juara 1 ikut QCC tingkat PMI. Nanti akan jadi perwakilan Panasonic untuk bertanding di seluruh Indonesia,”ujar dia.
Lebih lanjut Rivai mengaku bangga dengan prestasi ini, karena dirinya mewakili putra dari Bone Bolango yang mampu bersaing di perusahaan sebesar Panasonic Gobel Grub.
Rivai menguraikan di QCC itu, punya problem masalah di tempat kerja, sehingga bisa mengeluarkan dan membuang uang banyak akibat dari satu masalah tersebut.
Jadi saya dan team mengambil langkah, untuk perbaikan-perbaikan yang merugikan, setelah itu kita persentasikan dan bisa menguntungkan buat perusahaan.
Dalam satu tahun untuk satu item itu, bisa merugikan hingga Rp100 juta.”Jadi kita punya perbaikan, Alhamdulillah kita bisa menurunkan di bawah Rp15 juta,”tutup Rivai Aditya. (roy).












Discussion about this post