Gorontalopost.id – Antrian kendaraan di dekat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Gorontalo, dalam beberapa hari terakhir ini makin panjang. Kenderaan jenis truk dan bus itu kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) kenis solar.
Mereka bahkan harus rela antri sejak malam hari, hanya untuk mendapatkan solar di pagi hari. Ketika ada suplay solar di SPBU, seketika tuntas, lantaranya banyak kenderaan yang antri. Pantauan Gorontalo Post, antrian kendaraan truk seperti di SPBU Andalas Kota Gorontalo.
Di SPBU ini truk mengantri mulai dari simpang tiga antara Jalan Tirtonadi dengan jalan John Aryo Katili hingga melingkar di kawasan SPBU itu sendiri. Kendati mengantri, namun ternyata ada truk yang mengisi BBM berulang-ulang. Usai mengisi solar di SPBU, truk sambung itu ‘kencing’ kemudian balik lagi ke SPBU untuk mengisi. Hal ini menuai keluhan dari sejumlah pengemudi truk lainnya yang sudah mengantre sejak pagi hari.
“Torang so ba antri dari pagi di bawah panas matahari, dorang malah pulang bale ba isi solar, memang sama sekali tidak ada perasaan. Torang minta polisi dan pihak pertamina harus segera bertindak,”ungkap salah seorang pengemudi truk, kemarin.
Saat ditemui di kantornya, Supervisor SPBU Andalas PT. Bahana Mitra Bersama, Farid Taha mengatakan, untuk kuota solar, sudah pas dan sesuai, akan tetapi konsumennya banyak, dan menimbulkan kekhawatiran bagi konsumen.
“Jadi konsumen ini khawatir dikarenakan hari ini sudah antri, pada besoknya pun juga masih antri,”kata Farid Taha. Dijelaskan Farid, untuk solar pihaknnya mendapatkan jatah sebanyak 8000 liter per hari. Untuk sistem pengisian solar ini pada kendaraan mobil sudah menggunakan aplikasi, syarat konsumen harus mendaftarkan nomor polisi dan nomor telepon.
Hal ini dilakukan agar data tersebut langsung terkoneksi di depot pertamina, dikarenakan ada pantauan langsung dari depot dalam pengisian bahan bakar solar yang terjadi di SPBU.
“Aplikasi tersebut sudah digunakan sejak setahun yang lalu hingga saat ini,”jelas Farid. Perihal syarat untuk mengisi galon, diungkapkan Farid, konsumen harus memiliki rekomendasi yang terbagi atas dua bagian, kalau untuk traktor itu sendiri rekomendasinya harus melalui Dinas Pertanian, sedangkan dari Gilingan Padi rekomendasinya harus dari PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Sementara untuk nomor antrian tidak diberlakukan di SPBU PT. Bahana Mitra Bersama.
Permasalahan yang timbul di SPBU Andalas diakui, Farid, berupa konflik yang terjadi antar sopir Masalah tersebut terjadi karena mobil yang akan mengisi bahan bakar solar tidak mendapatkan jatah solar pada hari ini, kemudian pada besoknya mereka mau mengantri sudah berada di antrian buntut.
Hal ini terjadi karena mobil angkutan barang yang akan menunggu penyaluran solar sudah menginap di SPBU tersebut, sehingganya pihak SPBU menjadi bingung siapa yang datang lebih awal untuk mengantri pengisian bahan bakar solar. Terkait adannya mobil truk yang melakukan pengisian berulang-ulang, pihaknya akan mencari tahu terkait hal itu.
Terpisah Koordinator SPBU Wongkaditi , PT. Babul Malik Sejahtera, Vip Mokodongan, mengatakan, pihaknya menerima berapa saja pasokan solar, dan langsung dijual ke masyarakat.
“Panjang pendeknya antrian itu tergantung dari masyarakat itu sendiri, saya pun tidak mengetahui hal tersebut, meski demikian tidak ada masyarakat yang protes atau komplain terkait antrian solar ini, karena kami menyalurkannya sesuai dengan peruntukkan,”ungkapnya.
Pihaknya kata Vip, memiliki sistem pengisian bahan bakar solar untuk beberapa jenis kendaraan, dengan cara mengambil nomor antrian terlebih dahulu untuk pengisian pada besok hari.
Nomor antrian yang dikeluarkan dari pihak SPBU itu sebanyak 60 nomo, serta ada juga penyaluran bahan bakar solar untuk mobil sampah, ambulance dan damkar. Hal ini dikarenakan subsidinya merupakan jalur khusus.
“Jelang bula suci Ramadan ini kami tidak lagi menggunakan nomor antrian, hal ini dikarenakan faktor kondisi tenaga dari karyawan kami yang mengatur kewalahan. Sehingga kami akan menerapkan kembali antrian seperti yang ada di SPBU-SPBU lainnya,”kunci Vip.
Officer II Communication & Relations PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Muhammad Iqbal Hidayatulloh, Jr saat dikonfirmasi memastikan tidak ada kelangkaan solar di Gorontalo, padahal antrian cukup panjang hampir setiap hari.
“Posisi sebenarnya ialah, solar ini merupakan jenis BBM tertentu atau GBT, sesuai dengan Perpres 114 nomor 2014 di mana solar subsidi sudah ditentukan kuotanya oleh pemerintah, dalam hal ini Pemerintah menentukan Kementerian BPH MIGAS.
Kuota Tahun 2022 ini telah ditentukan, dan saat ini posisinya hingga dengan menuju triwulan satu ini sudah over quota,”ungkap Iqbal.
Pihaknya kata Iqbal yang ditujuk untuk menyalurkan BBM subsidi ini melakukan pengaturan, agar solar subsidi kuotanya terpenuhi hingga akhir tahun untuk konsumen atau masyarakat. Lebih lanjut Iqbal menampik jika pihaknya dikatakan membatasi penyaluran BBM solar bersubsidi.
Sementara itu, mekanisme pengisian solar di SPBU telah diatur bahwa untuk kendaraan umum itu ada batasan pengisian sebanyak 60 liter, sedangkan untuk angkutan barang itu sendiri yang merupakan roda empat sebanyak 80 liter, angkutan umum atau orang ataupun barang roda enammaksimal pengisian 200 liter.
“Kami juga dari pihak Pertamina melakukan pengawasan dan melakukan sistem digitalisasi dengan melakukan pencatatan Oppo, agar semua yang mengisi BBM subsidi dapat kita kontrol dan apabila ditemukan SPBU yang menyalahi aturan tersebut juga akan kita bina,”tegasnya.
Iqbal menghimbau kepada masyarakat, agar bisa mengawasi adanya kendaraan-kendaraan yang sebenarnya tidak berhak mengisi BBM subsidi, dapat dilaporkan juga melalui Pertamina call center 135 atau layanan konsumen kami 24 jam.
Pihaknya juga mengimbau agar pihak Pemda dan juga pihak yang berwenang itu dapat ikut mengawasi pendistribusian atau penyaluran solar GBT ini atau solar subsidi, agar pengawasan juga tepat sasaran. (roy/Mag-12)












Discussion about this post