Gorontalo Kembali Diterjang Banjir

Gorontalopost.id – Curah hujan yang tinggi dalam beberapa waktu terakhir, memicu banjir di hampir semua daerah di Provinsi Gorontalo. Ada empat wilayah mengalami banjir akibat meluapnya air sungai. Yaitu di Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo, Pohuwato dan Gorut. Dampak yang cukup parah terjadi di Bone Bolango, ratusan rumah terendam. Bahkan jalan yang menghubungkan Kecamatan Suwawa Selatan dan Kecamatan Botupingge putus akibat tergerus banjir.

Informasi yang dihimpun Gorontalo Post dari pusat informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bone Bolango menyebutkan, wilayah yang terdampak banjir di Bone Bolango yakni di Kecamatan Bulango Utara
. Di wilayah ini ada delapan desa yang terdampak banjir diantarannya, Desa Tupa, Desa Kopi, Desa. Tuloa
, Desa Bandungan, Desa Timbuolo Tengah, Desa Tanah Putih, Desa Bunuo dan Desa Lomaya. Di delapan desa tersebut warga yang ikut terdampak sebanyak 379 KK atau 1.216 Jiwa.

Sementara itu di Dua Kecamatan yakni Kecamatan Suwawa Selatan dan Kecamatan Botupingge mengakibatkan 17 KK dengan 46 Jiwa terendampak banjir. Bahkan di Kecamatan Suwawa Selatan akses yang menghubungkan wilayah itu dengan Kecamatan Botupingge di Desa Bulontala putus total. Pemicunya tak lain akibat gerusan air sungai Bolango yang sangat deras disertai intensitas hujan yang tinggi membuat longsor pinggiran sungai hingga menjalar ke jalan raya menjadi ambrol.

Camat Suwawa Selatan Oktavianus Tangahu saat dihubungi wartawan koran ini mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat dan Polsek Suwawa untuk menutup akses jalan tersebut agar tidak dilalui warga. Hal ini dilakukan guna menghindari terjadinya kecelakaan yang menimpa warga khususnya para pengendara kendaraan yang belum mengetahui kondisi jalan putus tersebut. “Sudah ditutup dengan kayu bahkan telah dipasang garis polisi agar warga tidak melintas di area itu.

Jalan alternatf lain warga Suwawa Selatan yang mau ke Kota Gorontalo maupun ke pusat Kabupaten Bone Bolango hari memutar melalui jembatan Molintogupo yang jaraknya sekitar 10 kilometer,”ungkap Oktavianus sembari berharap agar kondisi ini segera mendapat perhatian dari pihak balai wilayah sungai dan balai jalan untuk segera memperbaiki kembali jembatan dan jalan putus.

Terpisah Plt. Kepala Pelaksana BPBD Bone Bolango, Achril Yoan Babyonggo mengatakan, BPBD terus siaga dan melakukan tindakan-tindakan dalam rangka mengurangi resiko bencana.

“Kami melakukan kunjungan di wilayah rawan bencana dan telah menyurat kepada para Camat untuk memberikan peringatan dini.Kami juga sudah memyiapkan hal-hal yang terkait dengan jika terjadi bencana,”kata Achril.

Mantan Camat Tapa ini mengungkapkan, penyiapan makanan siap saji, dapur umum serta sarana lainnya telah dilakukan walaupun belum begitu memadai. Hingga saat ini pihaknya kata Achril terus melakukan komunikasi intens dengan BPBD Provinsi Gorontalo maupun kabupaten/kota lainnya.

Demikian juga dengan instansi terkait lainnya seperti Dinas Sosial, Badan SAR, Satgas Tanggap Darurat dan lembaga lainnya. “Kami juga saat ini telah terbentuk Destana (Desa Tangguh Bencana) di beberapa kecamatan yang rawan bencana, sekaligus pembuatan rambu-rambu evakuasi jika terjadi bencana,”tandas eks Camat Suwawa ini.

Bupati Bone Bolango, Hamim Pou meminta agar seluruh pihak bersiaga sembari berdoa agar Bone Bolango dan Gorontalo dijauhkan dari segala macam bencana.

“Mari bersiaga. Semoga Bone Bolango dan Gorontalo dijauhkan dari segala macam bencana. Utamakan keselamatan bersama,” kata Hamim.

Ia juga berharap agar OPD teknis di bawah kendali Asisten I untuk memastikan tidak ada warga yang jadi korban dari banjir dan luapan sungai, baik sungai Bone maupun sungai Bolango.

Asisten I Setda Bone Bolango, Aznan Nadjamudin mengatakan, saat ini masyarakat membutuhkan makanan siap saji sebab dapur rumah warga belum bisa digunakan.

“Jika bisa Tim BPBD menyediakan makanan siap saji karena dapur mereka belum bisa digunakan karena masih tergenang air,” ujar Aznan.

Akibat banjir ini juga masyarakat yang akan menuju Desa Bulondala dan Libungo terhenti di Desa Molintogupo.

Sementara itu kondisi debit air di Bendungan Alale hingga saat ini masih terpantau normal meskipun hujan masih terus mengguyur beberapa wilayah di Bone Bolango.

Tim BPBD Bone Bolango, Tagana, Dinas Sosial dan TNI/Polri sudah diterjunkan untuk mengevakuasi masyarakat yang terdampak.
Sementara di Kabupaten Gorontalo, derasnya aliran sungai akibat banjir yang melintasi sungai di Desa Pilolalenga, Kecamatan Dungaliyo menyebabkan satu jembatan di wilayah itu kini sudah hampir putus. Pada Sabtu (19/2), banjir juga merendam rumah dan persawahan di sepanjang jalan dari arah Bongomeme menuju Tibawa.
Banjir juga melandaa kelurahan kelurahan Hunggaluwa, Kecamatan

Limboto. Banjir ini membuat pagar SDN 17 Limboto ambruk. Selain itu, sejumlah peralatan elektronik rusak terendam air. Bahkan ruang perpustakaan juga ikut terendam air.

Di Kota Gorontalo, sejumlah wilayah juga ikut tergenang. Hujan deras yang terjadi kemarin juga sempat membuat air menggenangi pasar sentral hingga setinggi lutut orang dewasa. Namun setelah hujan mulai mereda ketinggian air mulai menurun. “Iya banjir tadi, dari siang sampai menjelang sore.

Tadi disini banjirnya sampai lutut cuman karena berenti hujan jadi banjirnya turun hingga ke betis,” ungkap Mahmud salah seorang warga yang diwawancarai di pasar sentral Ahad (20/3). Selain pasar sentral, air juga terlihat merendam kawasan SMP Negeri 2 Gorontalo.

Warga Pohuwato Terseret Banjir

Sementara itu banjir yang melanda Kabupaten Pohuwato juga sempat membuat dua warga sempat terseret arus sungai Dengilo. Kedua warga itu masing-masing Olis abdullah (34) beserta anaknya Dilfiani poriama (9). Keduanya sudahberhasil ditemukan dalam keadaan selamat usai dinyatakan hilang terseret arus Sungai Dengilo, pada Ahad (20/3) kemarin.

Peristiwa yang hampir merenggut nyawa kedua orang itu bermula saat
Muhamad Peasi (37) yang merupakan suami Olis Abdulah beserta empat keluarganya masing-masing Olis abdullah, Dion R daka, Dilfiani Poriama dan Delfiani Poriama, sedang melakukan panen jagung milik kerabatnya di Desa Karya Baru, Kecamatan Dengilo, Pohuwato.

Setelah selesai memanen jagung, tepatnya pada pukul 13.30 Wita, Muhamad Peasi beserta keluarganya pun hendak pulang kerumah. Tak ada pilihan lain, Muhamad beserta keluarga terpaksa harus menyeberangi sungai agar bisa sampai ke pemukiman.

Sayang, saat menyeberangi sungai, air sungai yang awalnya tenang dan dangkal tiba-tiba berubah deras dan menghantam kelima warga Desa Salilama Kecamatan Mananggu itu. Rerumputan serta batang pohon berukuran besar pun ikut menghantam hingga membuat Olis abdullah (34) beserta anaknya Dilfiani poriama (9) terlepas dari pegangan dan terbawa arus, sementara Muhamad, Dion R Daka, dan anak sulungnya Delfiani Poriama berhasil lolos dan kembali ke tepian sungai.

Setelah berhasil menyelamatkan diri, Muhamad langsung mencari pertolongan warga sekitar untuk mencari keberadaan istri dan anaknya. Setelah dilakukan pencarian selama beberapa jam, sang istri beserta anaknya akhirnya ditemukan tim gabungan SAR Pohuwato dengan kondisi selamat. Keduanya pun langsung di evakuasi ke Puskesmas Dengilo karena mengalami luka-luka di sekujur tubuh.

Saat diwawancarai, Komandan Pos SAR Marisa, Alfrits M. Rottie, menyebutkan, setelah mendapatkan informasi dari warga dan pemerintah Desa setempat, tim SAR Gabungan Pohuwato yang terdiri dari Basarnas Gorontalo, BPBD, Tagana, TNI-Polri dan masyarakat langsung melakukan pencarian di bantaran sungai Dengilo. Hingga akhirnya tim menemukan kedua korban dalam kondisi lemas dan penuh luka.

“Kondisinya selamat tapi luka-luka. Karena mereka terseret itu sekitar 500 meter. Jadi mereka langsung dievakuasi ke Puskesmas terdekat,” ucap Komandan Regu Tim Evakuasi tersebut.

Dirinya pun menyebutkan, meski sempat terseret arus sepanjang 500 meter, kedua korban bisa lolos dari maut karena keduanya terbawa arus hingga ketepian sungai.

“Saya sempat tanya, ibu ini sempat pingsan, tapi dipegang terus sama anaknya. Pas ibu itu sudah sadar mereka sudah dibawa air ke tepi sungai,” jelasnya.

Banjir Gorut

Sejumlah wilayah di Kabupaten Gorontalo Utara juga ikut terendam banjir. Yaitu di Desa Jembatan Merah Kecamatan Tomilito dan Desa Moluo Kecamatan Kwandang.

Rumah-rumah warga terendam air, dan menutupi jalan trans Sulawesi yang menyebabkan kendaraan roda 2 dan roda 4 tidak dapat melewati ruas jalan tersebut. Banjir parah terjadi di depan Satradar Desa Jemer yang airnya sampai sepinggang orang dewasa di ruas jalan trans Sulawesi.

Menurut Meydi, warga desa Moluo, hujan yang turun saat ini cukup deras. “Hujan mulai siang hari, sekitar pukul 14.00 Wita. Antrian kendaraan ini mulai dari tadi sore (Ahad.red) pukul 16.00 Wita” ungkapnya.

Dari pantauan awak media ini, hingga selepas magrib tadi malam, antrian kendaraan masih terjadi dan belum dapat melalui jalan di perempatan Polres lama. Hal tersebut dikarenakan luapan air sungai masih menggenangi ruas jalan tersebut.

Sejumlah polisi nampak turun ke jalan mengatur arus lalulintas, selain itu, sejauh pantauan awak media ini, tidak nampak petugas dari BNPB, maupun dari TAGANA maupun Dinas Sosial.

Luapan air sungai yang menggenangi ruas jalan sudah mulai turun di Desa Jemer, dan kendaraan yang terjebak sudah malai bergerak sekitar pukul 17.45 Wita

Kemacetan mulai teruarai selepas magrib, antrian kendaraan juga tidak hanya terjadi di jalan trans, namun di jalan by pass juga terjadi antrian kendaraan yang akan menuju ke arah Sulut.

Banjir juga melanda beberapa desa lainnya di Kecamatan Kwandang seperti Desa Titidu dan Mootinelo depan Puskesmas Molingkapoto dan juga desa Leboto. Di Desa Leboto, luapan air sampai menggenangi ruas jalan di wilayah tersebut. (roy/ryn/abk/MG-06/MG-04)

Comment