Gorontalopost.id – Pemerintah kota Gorontalo menargetkan angka stunting di kota Gorontalo, akan mengalami penurunan sebesar 50 persen di akhir periode Wali Kota Gorontalo yaitu tahun 2024.
“Jumlah stunting saat ini berada diangka 26,5 persen. Sepanjang tahun 2022-2024 akan menjadi tantangan bagi kami, menurunkan angka tersebut sampai 50 persen” jelas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapppeda) Kota Gorontalo Meidy N Silangen usai rapat koordinasi pelaksanaan intervensi percepatan penurunan stunting, bertempat di Aula Bappeda, Rabu (16/3/2022).
Sebelumnya rapat diawali dengan koordinasi ketersediaan data sekaligus penginputan data Ansit, oleh OPD Terkait.
Meidy mengungkapkan salah satu tantangannya adalah terjadinya perubahan dan penambahan indicator dalam Ansit berdasarkan Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Perpres ini menggunakan 5 Pilar dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting (RANPASTI).
Dalam mempercepat penurunan angka Stunting, Bappeda akan menggunakan sistem aplikasi e-PPGBM.
“e-PPGBM kami gunakan untuk memetakan data sasaran individu by name by address, agar bisa melakukan deteksi dini pertumbuhan balita, status gizi individu.
kemudian capaian kinerja program gizi seperti pemberian suplementasi gizi, dan mengetahui informasi determinan masalah gizi, “ ujar Meidy.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, Muhammad Kasim merespon positif penggunaan e-PPGBM. Namun demikian ia tetap akan memadukannya dengan sistem pengumpalan data berdasarkan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) serta Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) selama ini dilakukan.
Ia menilai jika hanya mengandalkan e-PPGBM, kemungkinan data yang diperoleh bisa potensi bias. apalagi yang melakukan pengukuran adalah orang yang berbeda.
“sementara SSGI, datanya bisa diyakini, karena dilakukan oleh numerator yang dilakukan melalui survey khusus dan berkala setiap tahun.
Tapi datanya tidak by name by address. Angka hasil dari 2 sumber data ini juga berbeda jauh. Contohnya, saat ini data stunting sesuai EPPGBM sebesar 4,6%, namun menurut SSGI Pusat sebesar 26,5%, “ tandas Kasim.
Dalam rapat koordinasi, turut menghadirkan pihak BANGDA Regional dan Kemendagri, unsur Dinas Kesehatan, Dinas Perkim, DPPKBP3A, DKPP, Dinas Sosial dan PM, Dinas Pangan, Dinas PUPR, Dinas Kominfo/Humas, DKPS, DKPP dan BAPPPEDA Kota Gorontalo.(rwf)












Discussion about this post