Gorontalopost.id – Tanah dari makam Aulia Ju Panggola di Kota Gorontalo, diletakkan dalam wadah yang berbalut kain karawo, diserahkan Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, kepada Presiden Joko Widodo, di kawasan titik nol ibukota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (14/3).
Penyerahan itu merupakan rangkaian ritual kendi nusantara di IKN. Tanah dari makam Aulia Ju Panggola itu, kemudian dituangkan Presiden Jokowi di kendi nusantara yang telah disiapkan, disaksikan ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, dan seluruh Gubernur di Indonesia. Hal yang sama juga dilakukan para gubernur.
Misalnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, membawa tanah dari kampung akuarium, Jakarta. Kampung akuarium merupakan kawasan yang pernah digusur Gubernur DKI Basuki Purnama atau Ahok.
Gubernur Jawa Timur, Kofifah Indarparawansa membawa tanah dari bumi majapahit, sedangkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil membawa tanah dari 27 kabupaten/kota di daerahnya. Sedangkan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah membawa tanah makam Sultan Iskandar Muda dan tanah museum Aceh.
Tanah makam ju panggola dipilih lantaran, masyarakat Gorontalo mengenal Ju Panggola sebagai Raja Ilato, yakni seorang tokoh atau wali yang menyebarkan agama Islam. Ju Panggola mendapat gelar adat Gorontalo “Ta Lo’o Baya Lipu”, yang artinya orang yang berjasa kepada negeri.
Sedangkan air dari Gorontalo dipilih dari sumber mataair panas Lombongo, Kabupaten Bone Bolango. Mata air panas ini tercipta karena adanya aktivitas geothermal di sekitar kawasan Lombongo.
“Tanah yang kami serahkan kepada Presiden ditaruh dalam sebuah wadah dengan balutan kain dengan sulaman karawo, dan air dalam sebuah kendi. Tanah dan air dari Gorontalo kemudian disatukan oleh Presiden dalam bejana Nusantara,” ucap Wagub Idris usai kegiatan itu.
Presiden Joko Widodo dalam kesempatan itu,mengatakan, penyatuan tanah dan air dari seluruh provinsi di Indonesia menjadi tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan cita-cita besar, yakni pembangunan IKN.
“Pada hari ini Senin 14 Maret 2022 kita hadir bersama sama di sini dalam rangka sebuah cita-cita besar dan pekerjaan besar yang akan kita segera mulai yaitu pembangunan Ibu Kota Nusantara,” ujar Presiden.
Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa simbolisasi penyatuan tanah dan air dari seluruh provinsi di Indonesia tersebut merupakan sebuah bentuk kebinekaan yang dimiliki Indonesia. Selain itu, juga merupakan lambang persatuan erat seluruh bangsa Indonesia.
“Ini merupakan bentuk dari kebinekaan kita dan persatuan yang kuat di antara kita dalam rangka membangun Ibu Kota Nusantara ini. Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, swasta, dan seluruh masyarakat dalam mendukung pembangunan ibu kota negara ini akan sangat membantu agar apa yang kita cita-citakan ini bisa segera terwujud,” jelasnya. (tro)












Discussion about this post