Gorontalopost.id – Pemerintah Indonesia resmi mengeluarkan sikap atas eskalasi yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Presiden Joko Widodo (Jokowi), meminta agar perang dihentikan. Hal tersebut disampaikan Jokowi melalui akun twiternya.
Meski tidak secara gamlang menyebut Rusia dan Ukraina, Presiden secara jelas meminta agar perang distop, sebab perang itu menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia.
Dalam kesempatan terpisah, juru bicara kementerian luar negeri, Teuku Faizasyah juga menyampaikan pernyataan serupa. Dia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia meminta agar semua pihak, tetap mengedepankan perundingan dan diplomasi untuk menghentikan konflik.
Kedua negara didorong untuk menyelesaikan secara damai. “Pemerintah Indonesia mengingatkan agar kedua negara menaati hukum internasional dan piagam PBB terkait integritas terhadap wilayah teritorial disuatu negara,”katanya.
Selain itu, Indonesia juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik bersenjata di wilayah Ukraina. Sebab kondisi ini tentu sangat membahayakan keselamatan rakyat dan berdampak bagi perdamaian di kawasan tersebut.
“Indonesia mengecam semua tindakan yang nyata-nyata merupakan pelanggaran wilayah teritorial, dan kedaulatan suatu negara,”ujarnya.
Diakuinya Rusia dan Ukraina merupakan sahabat Indonesia. Hubungan bilateral dengan masing-masing negara itu pun baik. “Apabila terjadi konflik pengaruhnya tidak saja negara di kawasan eropa, tapi negara lainya juga,”terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur perlindungan WNI dan bantuan hukum Indonesia, kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, memastikan, bahwa 138 warga negara Indonesia yang berada di Ukraina dalam kondisi aman.
KBRI Kiev telah menjalin komunikasi dengan seluruh WNI dan mereka diminta tetap tenang. “Mayoritas mereka bertempat tinggal di Kyiv, dan Odessa, beberapa lainya tersebar di beberapa kota lain,”ujarnya.
Kendati demikian kata dia, sesuai rencana kontijensi yang telah disusun, para WNI di Ukraina, telah diminta untuk berkumpul di KBRI Kiev.. Bagi WNI yang kesulitan menuju lokasi, diimbau untuk segera menghubungi nomor hotline KBRI Kiev yang telah disediakan.
KBRI Kiev sudah menyiapkan rencana kontijensi sejak awal isu ini muncul. Rencana kontijensi dibuat berdasar status kedaruratan, mulai dari siaga 3, 2 dan 1. Di mana, dalam masing-masing status siaga tersebut telah dilengkapi dengan langkah yang harus diambil.(jp)













Discussion about this post