Gorontalopost.id – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali tak ingin kualitas sepakbola nasional dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Sikap tegas itu disampaikan Menpora menyusul adanya kabar telah ditetapkan beberapa nama-nama oleh pihak berwajib sebagai tersangka dalam pengaturan skor di kompetisi Liga 3 Zona Jawa Timur.
Menpora Amali mendukung sikap tegas federasi yakni persatuan sepakbola seluruh Indonesia (PSSI) dalam menegakkan disiplin. “Saya tentunya tidak ingin kualitas sepakbola kita dirusak, maka tentu saya mendukung PSSI untuk menegakkan disiplin dan jika terbukti ada fakta-fakta benar itu merusak persepakbolaan nasional maka itu didorong ke persekusi,” tegas Menpora Amali saat jumpa media di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Jl. Dukuh Kupang, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (19/2) petang.
Menpora Amali ini akan mendukung penuh langkah PSSI dalam rangka menegakkan disiplin menuju persepakbolaan nasional berkualitas baik di masa depan. “Pemerintah dan saya mendukung penegakan hukum serta kedisiplinan terhadap mereka-mereka yang menggangu kualitas kompetisi sepakbola, baik itu di Liga 1, Liga 2 maupun Liga 3,” kata Menpora Amali.
Menurut Menpora Amali, PSSI saat ini sangat sensitif terhadap apa saja dan siapa saja yang berupaya melukai kualitas persepakbolaan nasional yang tengah menuju ke arah yang lebih baik.
“Saya kira PSSI sekarang ini sangat ketat terhadap yang merusak kualitas persepakbolaan nasional, dari pihak kepolisian juga kita kenal dengan nama tim anti mafia sepakbola dan itu jalan. Dengan bekerjanya tim ini dan mulailah terbuka fakta-fakta di lapangan,” ujar Menpora.
“Karena kita sedang mendorong supaya sepakbola kita ini semakin hari semakin baik, tiba-tiba ada orang yang dengan kesengajaan akan merusak kualitas liga untuk mencari keuntungan pribadi dan akhirnya sepakbolanya rusak,” urainya menambahkan.
NATURALISASI PROGRAM JANGKA PENDEK
Sementara itu, Menpora Zainudin Amali menyampaikan, program naturalisasi pemain sepakbola untuk memperkuat tim nasional Indonesia merupakan program jangka pendek. Pembinaan atlet asli dan pembinaan atlet dari usia dini tetap menjadi prioritas jangka panjang program pemerintah bersama federasi.
“Program naturalisasi ini untuk jangka pendek saja, jangka panjang kita tetap dalam rangka pembinaan asli pemain kita dan untuk pembinaan usia dini,” kata Menpora Amali di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (19/2).
PSSI dan pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong saat ini sedang meminta bantuan kepada pemerintah Menpora Amali, agar mendapatkan bantuan melakukan program naturalisasi terhadap dua pemain bola asing yakni Jordi Amat dan Sandy Walsh.
“Terkait naturalisasi, setelah kami mendengarkan alasan yang kuat baik dari PSSI maupun dari pelatih timnas STY, maka proses naturalisasi itu sekarang kami bantu untuk ke instansi yang terkait,” ujar Menpora Amali. Dalam langkah menuju naturalisasi, Menpora Amali mengaku sangat berhati-hati, ia tak ingin program ini kedepannya menimbulkan kesia-siaan belaka.
“Kami sangat ketat terkait naturalisasi, kami tidak mau naturalisasi seperti yang dulu-dulu, kita naturalisasi padahal itu dia tidak berguna dari berbagai faktor untuk timnas kita,” urai Menpora Amali menjelaskan.
Menpora Amali meminta program naturalisasi ini kedepan harus ada urgensinya serta harus ada yang bertanggungjawab, bukan lagi klub-klub sepakbola melainkan federasinya langsung.
“Dulu klub saja meminta naturalisasi langsung bisa jalan, sekarang tidak, harus dari federasi/PSSI jadi ada yang bertanggungjawab dan kami tanyakan betul apa urgensi dari naturalisasi itu,” tambahnya.
“Setelah dijelaskan ternyata durasi mainnya cukup panjang, karena yang akan dinaturalisasi ini bukan pemain yang sedang bermain disini melainkan mereka yang sedang bermain di kompetisi sepakbola Eropa, sehingga secara kualitas mereka bagus untuk timnas kita,” tutup Menpora Amali.(tro/kemenpora)













Discussion about this post