GORONTALO -GP– Heboh pengumpulan dana masyarakat berkedok investasi sepertinya belum mereda. Pasca kegegeran publik akibat investasi Forex, FX Family, dengan jumlah korban mencapai puluhan ribu warga Gorontalo, kini muncul investasi baru. Yang didalamnya juga ada unsur pengumpulan dana masyarakat. Yaitu investasi serai wangi.
Gurita investasi serai wangi ini mulai jadi sorotan publik, saat proses perekrutan karyawan oleh sejumlah perusahaan yang berada dalam konsorsium investasi serai wangi, mulai bergulir di akhir 2021 dan awal Januari 2022.
Menjadi sorotan, karena para calon karyawan harus membayar uang berkisar Rp 300 hingga 500-an ribu. Dan perekrutan ini berlangsung di hampir semua daerah.
Induk perusahaan dari investasi serai wangi yaitu PT. Cipta Kastimdo Persada. Tapi perekrutan karyawan tidak dilakukan oleh PT. Cipta Kastimdo Perkasa. Yang merekrut adalah perusahaan lain yang menjalin kerjasama dengan PT. Cipta Kastimdo. Dari informasi yang berhasil dihimpun Gorontalo Post, ada 6 perusahaan yang menjalin kerjasama dengan PT. Cipta Kastimdo dalam melakukan perekrutan karyawan.
Yaitu, CV Sami Lestari Khumaira, CV Berkah Wangi Persada, CV Sintia Agro Persada, CV Ikhlas Langit Sejahtera, CV Ferlin Aumul Abadi dan CV Karya Timbuale Lestari.
Dari hasil penulusuran awak media, ada sejumlah warga yang sudah menerima SK pengangkatan karyawan. Dalam SK tersebut memuat klausul bahwa mereka telah ditetapkan sebagai karyawan dari anak perusahaan PT. Cipta Kastimndo Persada. Dalam SK itu pula, disebutkan para karyawan mulai bekerja tertanggal 1 Januari 2022 dan akan menerima gaji setara UMP Provinsi DKI Jakarta.
Namun sampai dengan saat ini program tersebut belum dilaksanakan, karena harus launching terlebih dahulu.
Presiden Komisaris PT. Cipta Kastimndo Persada, Risno Jusuf, menyatakan launching investasi serai wangi nanti akan dilaksanakan pada akhir Januari atau paling lambat pertengahan Februari.
“Pertengahan Februari sudah launching, paling cepat tanggal 31 Januari sudah launching,” kata Risno Jusuf.
Salah seorang warga Boalemo Sulaiman Adem mengaku tertarik ikut dalam perekrutan meski diharuskan membayar Rp 500 ribu. Karena diimingi gaji Rp 4 juta perbulan. Lalu, tiga bulan berikutnya, gaji akan naik menjadi Rp 4 juta 800 ribu. Para karyawan juga akan mendapatkan biaya pengobatan dari perusahaan bila sakit.
“Kantornya saya tidak tau. Tapi lamaran kerja itu diserahkan ke manager,” ungkapnya.
Untuk menelisik lebih jauh soal teknis perekrutan karyawan, awak media ini mendatangi kantor CV Sami Lestari Khumairoh. Yang merupakan salah satu perusahaan yang bekerjasama dengan PT Cipta Kastimndo Persada dalam perekrutan karyawan. Kantornya terletak di Jalan Jakarta, Kelurahan Wumialo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo.
Direktur CV. Sami Lestari Khumairoh, Irmawati Saleh saat diwawancarai membenarkan pihaknya memang sudah menerbitkan SK untuk perekrutan karyawan. SK tersebut sebagai bahan untuk mengikat PT. Cipta Kastimndo Persada. “Kalau ada apa-apa, yang bertanggung jawab PT. Kastimndo,” kata Irmawati, ketika diwawancarai Gorontalo Post, Senin (24/1).
Lantas sudah berapa banyak karyawan yang direkrut CV. Sami Lestari Khumairoh ? Irmawati menjawab, sampai dengan saat ini kurang lebih 1.000 an pelamar. “1.000-an lebih lah,” kata Irma singkat.
Informasi yang berhasil dihimpun Gorontalo Post, untuk mendaftar sebagai karyawan, pelamar juga diwajibkan untuk memenuhi salah satu persyaratan selain data diri, yaitu dana registrasi senilai Rp. 365.000. Dana itu kabarnya untuk administrasi, seragam, serta pembukaan rekening.
Irmawati tidak membantah hal ini. Namun dirinya enggan membeberkan nilai rupiah yang harus disetorkan pelamar. “Kita punya aturan main. Kita punya skenario, setiap CV itu berbeda-beda. Kita punya rumah tangga masing-masing,” tegasnya.
“Pada dasarnya kami belum percaya masyarakat pendaftar benar-benar bisa bekerja. Jadi dengan tekhnik seperti itu, kita meyakinkan menerima karyawan. Kita sistem kepercayaan, karena selanjutnya kita akan berikan pelatihan,” imbuh Irmawati.
Pembebanan biaya registrasi kepada pelamar ini sambung Irmawati juga telah diajukan ke PT. Cipta Kastimndo Persada.
Model Investasi
Lebih jauh Irmawati menjelaskan, program serai wangi ini merupakan investasi individu dan tidak melibatkan pemerintah. “Ini konsorsium, pak,” katanya.
Sistem dari program ini menurut Irma adalah sistem siap tanam. Dimana, lahan disiapkan oleh petani untuk ditanami bibit yang bersumber dari perusahaan.
Setelah itu petani akan diberikan pupuk dan bibit yang berasal dari PT. Cipta Kastimndo Persada.
“Kita sistemnya adakan bibit, pupuk dan dikasih bantuan untuk ongkos tanam Rp 1,5 Juta ke petani. Dan minimal bibit yang harus ditanam sebanyak 2.500 bibit pohon,” tandas Irmawati.
Lantas bagaimana dengan sistem profitnya ? Menurut Irmawati PT. Cipta Kastimndo Persada akan membayar Rp. 2.500 sampai Rp 3.000 untuk satu rumpun.
“Dan yang dihitung bukan batang, tapi daun. Sekali tanam sampai 19 kali panen,” sambung Irmawati.
Hasil dari bibit yang ditanam, kata Irma, selanjutnya akan diolah oleh anak perusahaan yang memiliki pabrik berdasarkan hasil seleksi PT. Cipta Kastimndo Persada. “Proses selanjutnya akan diolah oleh CV yang punya pabrik, anak perusahaan dari PT. Kastimdo Persada. Anak perusahaan PT. Kastimdo itu ada 62 perusahaan, nanti dilihat mana yang bisa kerjasama. Ada proses seleksi,” jelas Irmawati.
Untuk saat ini, kata Irma, pihaknya telah melakukan perekrutan petani yang namanya CPCL (Calon Petani Calon Lahan) sejak September 2021 silam.
Hanya saja, menurutnya, hingga dengan saat ini belum ada verifikasi dari PT. Kastimdo Persada. “Intinya semua tengah berproses,” tutup Irmawati.
Pemda Ragu
Sejauh ini pemerintah daerah masih meragukan aktifitas investasi ini. Tak heran, pemerintah daerah telah menyerukan penghentian proses perekrutan karyawan.
Berdasarkan hasil konsultasi Pemerintah Kabupaten Gorontalo di Kementerian Pertanian (Kementan) RI terungkap bahwa Gorontalo bukanlah daerah yang dipilih sebagai tempat pengembangan serai wangi.
“Hasil klarifikasi kami di Kementan bahwa, Kementan tidak pernah memfasilitasi program serai wangi di Gorontalo. Kementan hanya punya program pengembangan bibit serai wangi di Sulawesi Tenggara, bukan Gorontalo,” kata Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, Harjun Datu.
Oleh karena itu, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo meminta masyarakat untuk tidak ikut investasi serai wangi. Pasalnya dirinya memastikan usaha itu belum bisa dipertanggungjawabkan.
“Soal Serai Wangi, saya sudah tegaskan dinas pertanian untuk menginvestigasi ini, hasilnya diragukan itu. Kami tidak sekedar mengatakan tidak boleh, tapi kita lakukan investigasi oleh dinas pertanian,” jelas Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo.
Ia menjelaskan, pihaknya pernah didatangi oleh pihak perusahaan serai wangi. Namun sebelum bisa merekomendasikan usulan tersebut, dirinya mencari tahu lebih jauh lagi.
“Jadi saya minta profilnya. Di mana programnya, dari serai wangi yang benar atau tidak programnya. Karena itu saya tegaskan jangan dulu didengar, jangan terbawa dengan itu,” tegas dia
Upaya ini tegas Mantan Rektor UNG itu tidak lain untuk melindungi masyarakat, agar tidak terjebak dan merugikan.
“Masyarakat ini yang dijaga. Seperti investasi forex kemarin, saya sengaja mengundang semua tim ahli, dan melakukan sosialisasi pada masyarakat. Kalau soal hukum di sana, tapi soal rakyat saya kalau mau investasi jelas begini. Ini cara saya menjaga rakyat saya, ini upaya preventif yang dilakukan pemerintah,” pungkas sang profesor.
Seruan yang sama juga disampaikan Bupati Gorut, Indra Yasin. Dia memerintahkan penghentian perekrutan karyawan dan pemungutan uang sampai ada kejelasan soal invetasi serai wangi.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pinti (DPMPTSP) Effendi Mobilingo mengatakan, pihaknya sampai kini belum menerima laporan dari perusahaan terkait investasi serai wangi. “Untuk induk perusahannya PT. Cipta Kastimdo Persada, dan perusahaan yang bekerjasama dengannya ada 6 di Kabupaten Gorut dan tersebar di beberapa kecamatan” ungkapnya.
Dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh pihaknya kata Effendi, ada 6 perusahaan yang kerjasama dengan PT. Cipta Kastimdo Persada. Tapi hanya 2 yang ditemukan dalam sistem. “Dan itupun perizinannya belum lengkap” kata Efendi.
6 perusahaan tersebut yakni CV Sani Lestari Khumaira, di Kecamatan Kwandang, CV Berkah Wangi Persada di Kecamatan Sumalata, CV Sintia Agro Persada di Kecamatan Gentuma Raya, CV Ikhlas Langit Sejahtera di Kecamatan Tolinggula, CV Ferlin Aumul Abadi di Desa Wubudu Kecamatan Sumalata Timur dan CV Karya Timbuale Lestari di Desa Imana Kecamatan Atinggola. Untuk CV Ferlin Aumul Abadi dengan nomor KBLUI 01284, bergerak di sektor pertanian perkebunan tanaman aromatik. Nilai investasi Rp 300 juta dengan resiko menengah tinggi. Tetapi ijinnya belum memenuhi persyaratan sertifikat standar oleh instansi terkait.
Kemudian CV Karya Timbuale Lestari punya resiko rendah, dengan nilai investasi Rp 5,750 miliar kategori menengah rendah.
“Untuk usaha dengan resiko menengah tinggi juga memerlukan beberapa rekomendasi atau sertifikasi standar dari instansi teknis” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorut, Kisman Kuka saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (24/1) mengatakan, sampat saat ini pihaknya belum didatangi oleh pihak perusahaan. “Kami tidak mengetahui apa-apa soal serai wangi. Jika memang ada kerjasama dengan masyarakat, minimal mereka datang menjelaskan soal usaha mereka. Jika memang ada, kami siap membantu. Sama halnya dengan yang kita lihat belum lama ini soal daun kelor, ada pabrik penyulingannya dan lainnya” kata Kisman.
Olehnya, Kisman menghimbau kepada masyarakat Gorut untuk berhati-hati dan tidak termakan iming-iming yang tidak jelas dari pihak manapun. “Kami masih meragukan usaha ini, jika memang benar, silahkan paparkan investasi yang akan dilakukan, prospeknya seperti apa untuk masyarakat” jelasnya.
Pihak pemerintah juga sesuai dengan informasi yang diperoleh, masih memberikan kesempatan kepada pihak perusahaan untuk dapat memaparkan atau menjelaskan terkait dengan investasi yang akan dilakukan oleh pihak perusahaan.
Sementara itu, Pemkab Bone Bolango juga mengaku aktifitas perusahaan dalam investasi serai wangi juga tidak terdaftar.
Kepala Dinas Penanaman Modal, PTSP, dan Tenaga Kerja Kabupaten Bone Bolango, Jumaidil menyebutkan PT. Cipta Kastindo tak tercatat mengurus perizinan di Bone Bolango untuk melakukan investasi penanaman serai wangi. Padahal dalam menjalankan usahanya, pelaku usaha harus perizinan melalui Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Saat ini kata Jumaidil, dalam pengurusan izin sudah bisa melalui Sistem Online Single Submission (OSS). OSS Berbasis Risiko kata Jumaidil wajib digunakan oleh Pelaku Usaha. Jumaidil juga menyentil soal pengumpulan uang masyarakat dalam investasi serai wangi.
“Setahu saya kalau investasi dalam bentuk tanaman seperti ini, pelaku usaha tidak bisa main kumpul-kumpul uang ke masyarakat. Harusnya pihak investor yang menyediakan modal seperti bibit, pupuk dan lain sebagainya. Warga hanya sebatas menyediakan lahan saja,”jelas Jumaidil sembari mengimbau kepada masyarakat khususnya di Bone Bolango agar tidak sembarangan tergiur dengan model-model investasi yang tidak jelas. Apalagi dengan perusahaan yang tidak memiliki legalitas secara hukum.
Instansi teknis di Kabupaten Boalemo juga mengaku sampai saat ini belum menerima dokumen berkaitan aktifitas serai wangi.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnakertrans) Kabupaten Boalemo Andi F Fahrudji mengatakan, pihaknya tak mengantongi dokumen berkaitan proses perekrutan karyawan untuk investasi serai wangi.
“Dokumenya tidak ada sama saya. Saran saya jangan dulu menerima karyawan, okelah kalau di PTSP sudah mengeluarkan ijin perusahaan, tapi kalau soal tenaga kerja tetap melalui Dinas Tenaga kerja,” ungkapnya. Berkaitan pengumpulan dana dari calon pekerja, Andi meminta agar uang itu dikembalikan oleh perusahaan.
” Itu pemungutan. Walaupun hanya untuk baju dan lounching-lounching. Perusahaannya saja belum jelas,” sambungnya.
Sementara itu, Pemda Pohuwato juga telah memberikan peringatan kepada masyarakat untuk mewaspadai investasi serai wangi.
“Kita sudah kirim surat edaran ke camat dan desa diminta masyarakat supaya waspada. Dan kepada perusahaan itu diminta jangan dulu melakukan aktifitas apa-apa. Karena mereka itu sebetulnya belum resmi beroperasi di Pohuwato,” kata Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra, Arman Mohammad, kepada Gorontalo Post, Senin (24/1) kemarin.
“Karena setelah diperiksa di catatannya Dinas Penanaman Modal itu belum ada. Mereka pernah mengajukan tetapi ada beberapa persyaratan belum terpenuhi sehingga izinnya belum keluar,” tambahnya.
Arman mengatakan bahwa pihaknya sudah menurunkan tim di lapangan untuk meneliti sejauh mana aktifitas perusahaan tersebut. “Ternyata di lapangan ditemukan bahwa mereka merekrut tenaga kerja dengan dijanjikan gaji UMP Jakarta,” ungkap Arman.
Dikonfirmasi terkait laporan jumlah tenaga kerja yang sudah direkrut di Pohuwato, Plt. Kepala Dinas Kominfo Pohuwato mengatakan belum ada data yang akurat. “Belum ada pastinya tetapi ada satu camat yang sudah melapor ke kami bahwa sudah ada yang menyetor uang,” bebernya. (rwf/nat/roy/tr-75/abk/ayi)












Discussion about this post