GORONTALO – GP – Disinformasi atau berita bohong terkait Covid-19 serta upaya penangananya mash terus terjadi, dan menyebar dengan cepat melalui ruang digital. Kementerian Kominfo mencatat, sejak Januari 2021 sampai 23 Desember 2021, terdapat 2.036 isu hoaks terkait Covid-19 yang terdapat pada 5.295 unggahan pada media sosial (Medsos), dengan sebaran terbanyak pada media sosial Fecebook sebanyak 4.593 unggahan.
Isu hoaks lainya terkait vaksinasi, yakni terdapat 418 isu pada 2.507 unggahan di Medsos, serta hoaks terkait PPKM sebanyak 50 isu pada 1.302 unggahan media sosial. “Minggu ini, masih ada pertambahan isu dan angka sebaran hoaks yang melebihi angka dari minggu lalu. Minggu ini total pertambahan hoaks covid-19 vaksin, dan PPKM,. sebanyak 17 isu, di 64 unggalan medsos. Sebelumnya 10 isu di 72 unggahan medsos,”ujar Juru bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, dalam pernyataan pers menolak hoaks covid-19 lewat kanal youtube FMB9, Kamis (23/12).
Menurutnya, 17 isu hoaks yang menyebar minggu ini diantaranya adalah hoaks Covid-19 sudah hilang di Cianjur Jawa Barat, disinformasi pendeta di Meksiko meninggal usai divaksin Covid-19, hoaks terdapat cairan iblis dalam kandungan vaksin Covid-19 yang akan menyebabkan kematian, termasuk ada hoaks yang menyebutkan ilmuan pfizer memperingatkan vaksinasi mingguan untuk varian Omicron mungkin diperlukan untuk mencegah locdown, ada juga hoaks vaksin sinovac belum dilakukan uji coba untuk anak-anak indonesia, hoaks video bukti varian omicron hanya dibuat-buat, serta hoaks vaksin Covid-19 menyebabkan penyakit prion. “Diseminasi informasi yang benar ke masyarakat mengeni efek vaksinasi, masih terhambat dengan adanya persebaran hoaks di ruang digital kita,”ujar Dedy Permadi.
Hal ini kata dia, sangat berbahaya dan memiliki dampak besar terhadap upaya negara untuk lepas dari jerat pandemi. “Pada akhirnya masyarakat menghiraukan bahaya yang ditimbulkan virus ini,”terangnya. Ia mengajak semua pihak untuk sama-sama menangkal berita bohong. Dijelaskanya, dalam penanganan Covid-19, saat ini pelaksanaan vaksinasi terus ditingkatkan. “Kita tahu bersama, upaya menanganan dan menghentikan covid 19 yang sangat efektif adalah melalui program vaksinasi,”kata Dody.
Ia mengatakan, menurut laporan dari Satgas Covid-19, per 22 desember 2021, sudah terdapat lebih dari 153,5 juta penduduk yang menerima vaksin dosis pertama dan sekitar 108,5 juta penduduk yang telah menerima dosis II. Angka tersebut kata dia, terlihat besar, namun kenyataanya belum memenuhi target vaksinasi nasional yaitu 208,2 juta penduduk.
Hasil riset Johns Hopkins Center for Communication Programs pada november 2021, terdapat 27.375 responden di Indonesia, sebanyak 45 persen responden yang belum divaksin, menyatakan ragu dengan efek samping vaksin, kemudian 31 persen responden memiliki rencana untuk vaksin namun belum yakin keamananya dan menunggu kespastian.
Survey palang merah Indonesia (PMI) dengan dukungan federasi palang merah Internasional, masih ada dua faktor alasan tolak vaksin. Pertama takut injeksi dan efek sampingnya, dan kedua masih mencari informasi komperhensif terkait vaksin. “Bahaya virus covid-19 harus kita sadar bersama, jangan sampai kita percaya dengan informasi yang tidak benar, dan menganggap Covid-19 sudah lenyap,”tandasnya. (tro)













Discussion about this post