Gorontalopost.id, KUPANG – Pemandangan tak biasa dialami atlet peraih medali emas PON Papua cabor Muathai asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Susanti Ndapataka.
Berhasil mengharumkan nama Provinsi NTT, sambutan yang diperoleh justru tidak sebanding dengan kerja kerasnya di Papua.
Setiba di Bandara El Tari Kupang bersama pelatih muaythai Jhon Cornell Sanggam Silitonga, Susanti justru hanya disambut dengan mobil pick up.
Kejadian ini pun viral dan memunculkan beragam komentar dari sejumlah masyarakat NTT yang menyayangkan hal tersebut.
Namun, pelatih muaythai Jhon Cornell Sanggam Silitonga, yang dimintai tanggapan terkait penyambutan itu, mengungkapkan yang ia alami bersama atlet adalah hal yang biasa.
“Ini sekadar euforia, namun kelanjutannya saya juga belum tahu.
Perlakuan seperti ini bagi kami merupakan hal yang biasa saja,” ujar Jhon Cornell Sanggam Silitonga merendah.
Ia justru menuturkan penyambutan seperti apapun tak akan menyurutkan semangat dari anak asuhnya untuk tetap berprestasi.
Yang kecewa justru Ketua Umum KONI NTT Andre Koreh.
“Semestinya kepulangan dari atlet diketahui oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi NTT sebab mereka yang mengelola dana hibah PON,” kata Andre.
Ia mengatakan bahwa ada dana untuk transportasi atlet, namun KONI sendiri tidak bisa berbuat apa-apa karena Pemda yang mengelola dana hibah PON.
Termasuk biaya transportasi atlet dan seluruh kontingen dari Kupang menuju Papua dan sebaliknya.
“Semestinya KONI yang kelola anggaran PON, tapi kemudian diambil alih sesuai kebijakan Pemda. Katanya, selama ini kurang tepat dikelola KONI,” ujar Andre.
Andre mengatakan, Pemda tidak pernah berkoordinasi dengan KONI soal penjemputan atlet.
Walaupun saat penjemput atlet muaythai NTT itu ada beberapa pengurus KONI NTT, tetapi kehadiran mereka hanya inisiatif pribadi.
“Bagaimana mau koordinasi, nama saya saja tidak tercatat dalam daftar kontingen PON NTT sebagaimana SK Gubernur NTT tentang Kontingen Provinsi NTT pada PON XX Papua.
Padahal, saya Ketua Umum KONI NTT,” tegas Andre.
Ia pun berharap agar kejadian yang dialami oleh atlet NTT itu tidak terjadi lagi, dan kali ini menjadi pembelajaran.
“Ya, semoga ini jadi pelajaran supaya kita bisa lebih menghargai atlet,” pungkas Andre. (antara/lia/JPNN)












Discussion about this post