GORONTALO – GP – Pandemi Covid-19 benar-benar memukul sendi perekonomian masyarakat, semua pihak terdapak, tak terkecuali para pelaku seni di Gorontalo. Adanya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ikut memukul aktivitas para pelaku seni di Gorontalo.
Misalnya hajatan atau acara yang biasa mengundang para pelaku seni untuk menghibur selama PPKM ditiadakan atau dibatasi, penampilan mereka di cafe-cafe juga tidak boleh lantaran cafe tutup lebih awal. Akibatnya pendapatan menurun bahkan tidak ada sama sekali. Kondisi itu mereka utarakan langsung saat bertemu dengan anggota komisi VIII DPR RI, Idah Syahidah Rusli Habibie, (27/9) malam, di Rumah Makan Soto Ayam Bude Idah Kota Gorontalo, yang berlangsung dengan protokol kesehatan ketat.
Para pelaku seni berharap Idah Syahidah sebagai wakil rakyat di parlemen, bisa memperjuangkan dan membantu mereka menghadapi Covid-19. Dihadapan para pelaku seni, Idah Syahidah mengaku jika pandemi Covid-19 memang membutuhkan kesabaran dalam menghadapinya, kendati begitu pemerintah tentunya tak tinggal diam.
Terkait dengan komunitas seni di Gorontalo, Idah mengatakan bukan ‘orang’ baru, sebab kata dia, selama ini Ia selalu bersama dengan para komunitas seni, sehingga anggota fraksi Golkar yang baru saja dikarunia cucu pertama itu, mengaku paham dengan kondisi para perlaku seni. “Saya bukan orang baru ditengah-tengah kalian, jadi sudah sepantasnya sebagai wakil kalian, datang dan mendengarkan langsung keluh kesah teman-teman,”kata Idah Syahidah.
Beberapa aspirasi yang mereka sampaikan, seperti agar aspirasi mereka bisa dibahas dalam rapat gabungan seluruh stakeholder dengan pekerja seni, adanya penam bahan pembatasan jam malam, yakni hingga pukul 23.00 wita, distribusi jaring pengaman sosial yang diharap menyentuh pekerja seni sebagai salah satu kelompok masyarakat yang terdampak, mengedepankan pengetatan penegakan disiplin protokol kesehatan dan memaksimalkan vaksinasi daripada memperpanjang pembatasan sosial, serta penegakan disiplin oleh aparat agar lebih humanis dan adil.
Ia mengatakan siap memperjuangkan aspirasi para pelaku seni itu, misalnya terkait dengan jaring pengaman sosial, tidak saja direalisasikan dari bantuan pemerintah, namun secara pribadi ia juga kerap melakukanya langsung ke masyarakat. Pertemuan tersebut diikuti komunitas pekerja seni Gorontalo, seperti KPJ Gorontalo, perwakilan sound man Om Aben dan Moses, perwakilan event organizer, perwakilan anak band dan sejumlah pekerja seni lainya. (tro)













Discussion about this post