GORONTALO – GP – Lebih dari setahun seluruh siswa ‘diliburkan’. Sistem belajar dipindah dari sekolah ke rumah, dengan cara daring, penyebabnya Covid-19. Banyak kendala yang dihadapi, seperti ketersediaan internet, gawai, termasuk pengawasan orang tua. Orang tua mengeluh, pembelajaran daring tidak efektif, banyak siswa yang justru putus sekolah, bahkan tak sedikit yang memilih menikah. Semua kendala pembelajaran dimasa pademi ini, segera berakhir.
Pemerintah memastikan akan mulai membuka sekolah dan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM), tahap awal akan dilakukan terbatas. Dukungan untuk membuka sekolah untuk digelar PTM datang langsung dari orang tua siswa. Pernyataan dukungan berdasarkan rilis data dari Dinas Pendidikan Kota Gorontalo yang menyebut persetujuan orang tua siswa SD dan SMP telah mencapai 91 persen.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, Lukman Kasim mengungkapkan, dukungan pembukaan PTM juga datang dari komite sekolah. Tingkat SD, kata Lukman, ada 93 persen memberikan persetujuan, sementara 90 persen untuk SMP. “Sejumlah instrumen ini yang harus dipersiapkan sekolah sebelum memulai PTM, sebagimana diatur dalam keputusan bersama 4 menteri tertanggal 30 maret 2021 selain kesiapan sarana prasarana,” kata Lukman.
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, juga memastikan, segera menggelar PTM di Kota Gorontalo. Kendati berada dalam level III pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Kota Gorontalo dibolehkan menggelar PTM. Tahap awal, kata Marten, PTM digelar bertahap, artinya belum semua sekolah yang akan dibuka atau melakukan PTM.
“Kita sudah akan melakukan uji coba (PTM Terbatas). Rencananya bulan depan (september,red),” ucap Wali Kota Gorontalo, Marten Taha ketika diwawancarai sejumlah wartawan usai mendampingi Kapolda Gorontalo Irjen Pol Dr. Ahmad Wiyagus, saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Kelurahan Tomulobutao, Sabtu (28/8).
Ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi sekolah agar PTM bisa digelar. Makanya, hanya sekolah yang memenuhi syarat itu yang diizinkan membuka sekolah dan menggelar PTM secara terbatas. “Tidak serentak, akan dipilih beberapa sekolah dulu yang sudah siap,” ujar Wali Kota yang pada Ahad (29/8) kemarin tepat berusia 62 tahun.
Marten menguraikan, sejumlah syarat yang harus dipenuhi itu, seperto 90 persen siswa maupun guru di sekolah yang akan melangsungkan PTM telah menjalani vaksinasi dosis ke dua. Selanjutnya, sekolah sudah disemprot disinefktan, hingga sarana dan prasananya, dan seluruh pelaku pendidikan di sekolah wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat. “Dan syarat lainnya. Semua syarat-syarat ini sudah kami tuangkan dalam SOP dalam bentuk Perwako (Peraturan Walikota) yang sementara dievaluasi pemprov. Pada dasarnya, kita sudah siap untuk melaksanakan PTM terbatas ini,” tandas figur yang terus didorong untuk maju bertarung di Pilgub Gorontalo 2024 mendatang itu.
Hal yang sama disampaikan Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, Ia bahkan mengatakan, PTM terbatas mulai berlaku 1 September 2021. Nelson selama ini sudah mencoba beberapa kali membuka sekolah untuk pelaksanaan PTM, namun dibatalkan lantaran adanya lonjakan kasus Covid-19, apalagi Kabupaten Gorontalo belum keluar dari zona merah penyebaran corona. “Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas akan dilaksanakan mulai 1 September 2021 nanti, tetapi dengan catatan pelajar dan guru SD, SMP semuanya harus sudah divaksin. Karena jangan sampai di sekolah dia sehat tetapi di rumah tidak,”ungkap Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, pada pencanangan vaksinasi tingkat SD dan SMP se-Kecamatan Mootilango, dikutip ANTARA, (30/8) Senin.
Menurut Bupati, untuk mencegah penularan COVID-19 di sekolah para siswa wajib menerapkan protokol kesehatan dan sudah divaksin. “Penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya, antaranya adalah selalu menjaga jarak, tak lupa mengenakan masker serta menjaga kebersihan,” tegasnya. Sementara, vaksinasi diperlukan untuk menjadi modal pertahanan dari dalam diri dari paparan virus corona. “Karenanya seluruh sekolah di Kabupaten Gorontalo harus gencar melaksanakan vaksinasi,” katanya.
Rencana membuka sekolah secara bertahap untuk PTM terbatas juga disapaikan Wakil Gubernur Gorontalo, Idris Rahim. Dalam pertemuan daring bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, pekan lalu, Wagub Idris Rahim mengatakan, Pemprov sebetulnya sudah siap menggelar PTM sejak juli lalu. “Insyaallah pelaksanaan PTM secara terbatas di Gorontalo akan kita mulai minggu depan (septemer,red),”ujar Wagub Idris Rahim.
Sama seperti Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo, Pemprov juga memberlakukan PTM bertahap, yakni tidak semua SMA/SMK yang menjadi kewenangan Pemprov langsung menggelar PTM, tapi dipilih beberapa sekolah yang telah siap dan persyaratan terpenuhi sebagai percontohan. Pelaksanaan PTM juga mengacu surat keputusan bersama (SKB) empat menteri, yakni Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Agama, tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran dimasa pandemi Covid-19. Dalam ketentuan itu, pembelajaran dimasa pandemi dilakukan dengan cara tatap muka, atau jarak jauh. Diktum kedua SKB itu disebutkan pembelajaran tatap muka terbatas dilakukan jika seluruh pendidik dan tenaga kependidikan telah divaksin lengkap. (rwf/tro/antara)












Discussion about this post