GORONTALO – GP – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie nampak tegas saat memberi arahan kepada Wali Kota Gorontalo Marten Taha, Jumat (30/7) kemarin. Rusli meminta koleganya di Partai Golkar itu agar lebih seirus menindak pelanggar protokol kesehatan (Prokes) di Kota Gorontalo. Mengingat, jumlah kasus positif terus bertambah, bahkan Kota Gorontalo ini kini masuk kategori pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level IV.
“Kalau semua kita melaksanakan penuh rasa tanggungjawab pasti tidak begini kota. Ini kota pusat pemerintahan. Kita gerakkan semua. Kami semua siap mendukung tapi pak wali kota di depan,” kata Rusli, saat rapat secara virtual, dikutip situs resmi Pemprov Gorontalo, kemarin.
Ia mencontohkan masih banyak kasus kerumunan yang belum ditindak. Aparat hingga kecamatan, lanjut Gubernur dinilainya belum cukup intens melakukan pemantauan dan pembinaan kepada warga baik di pasar tradisional, cafe, dan restoran hingga hajatan pesta warga. “Khusus kota harus segera action pak wali. Ini mencekam, mengkhawatirkan. Mohon maaf pak wali kota, saya melihat satpol tidak ada. Termasuk camat, lurah. Yang ada cuma TNI Polri padahal TNI Polri ini hanya pendukung. Saya dapat laporan,” imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Wakil Gubernur Idris Rahim. Ia menilai rapat semacam ini sudah berulang kali namun implementasi di lapangan masih kurang. Ia berharap ada langkah konkrit dari wali kota yang bisa segera dirasakan dampaknya. “Kota Gorontalo ini ada 9 kelurahan 50 kecamatan semuanya sudah punya posko. Kita punya aparat. Sehingga kami inginkan ini jadi rapat terakhir. Tentunya Pak Wali bisa mengambil alih penanganan covid-19 di Gorontalo. Hari ini mungkin bisa buat pernyataan bisa turun dari level 4 ke level 3,” tutur Wagub.
Dalam rapat forkopimda itu, terungkap jika status PPKM Kota Gorontalo aik ‘kelas’ menjadi level IV dari sebelumnya level III. Kenaikan ini hanya berselang tiga hari dari Instruksi Mendagri Nomor 26 tahun 2021. “Memang untuk Imendagri 26 kita di Kota Gorontalo level 3. Namun hingga kini kasus konfirmasi di kota sudah 37,13 per 100 ribu penduduk. Begitu juga dengan kematian tingkat tiga, karena dia meningkat 3,6 berarti ada 7 orang per Minggu,” kata Kadis Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman.
Peningkatan level ini kata dr.Yana, patut diwaspadai oleh semua pihak. Indikator paling tinggi yakni kondisi rawat inap yang berada di level 4 yakni 37,4 per 100 ribu penduduk. Mengertinya, ada 74 orang yang dirawat per Minggu jika total jumlah penduduk kota 200 ribu orang.
Tingkat hunian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Gorontalo juga sudah berada di angka yang mengkhawatirkan. Sudah 86,4 persen kapasitas tempat tidur terisi. Total 118 tempat tidur di RS Aloei Saboe sudah terisi 102 tempat tidur. “Begitu juga di rumah sakit Otanaha pak gub. Mohon izin, dari total 37 tempat tidur sudah 27 yang terisi atau 79,4 persen. Sehingga itu penting bagi kita mengaktifkan plan B untuk penambahan gedung baru khusus penanganan covid-19,” bebernya.
Marten: Upaya Prepentif Sudah Dilakukan
Wali Kota Gorontalo Marten Taha menyebut aparaturnya sudah melaksanakan upaya upaya prepentif. Sejak Senin pada rapat kemarin, pihaknya sudah mengambil langkah membuat posko di pasar mingguan.“Senin kemarin itu waktu video diputarkan, hari Selasa ini sudah turun. Di situ sudah ada posko selain sosialisasi masker di situ juga kita gunakan untuk vaksinasi. Tempat tempat makan jangan dilihat masih buka, tapi sudah tidak melayani makan di tempat,” beber Marten.
Ia mengajak semua pihak untuk turun bersama melakukan pemantauan. Marten bisa meyakinkan bahwa kerumunan dan penangan protokol kesehatan di Kota Gorontalo sudah terkendali. Selain itu, menurut Marten, peningkatan kasus positif dapat mengindikasikan upaya efektif pemerintah kota Gorontalo melakukan pelancakan (tracing) dan pemeriksaan ( testing). Walikota Gorontalo Marten Taha menganggap, tracing dan testing merupakan rangkaian upaya pemkot meminimalisir bertambahnya kasus baru covid-19.
” Memang akhir – akhir ini kami gencar melakukan testing dan tracing. kemarin saja ada 529 specimen, hari ini ada 120 specimen, Ini membuktikan dari ketentuan 156 spesimen pada PPKM level 3 telah tercapai,” ungkap Marten saat mengikuti rapat forkopimda Provinsi Gorontalo dipimpin Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, secara virtual, Jumat (30/7).
Menurutnya jumlah ini adalah bentuk ril kasus di kota Gorontalo, saat gencarnya penanganan covid -19 dari hulu ke hilir. Marten juga turut memaparkan upaya yang dilakukan pemerintah kota Gorontalo, menindak lanjuti inmendagri no 26 tahun 2021. Pertama dengan menerbitkan regulasi edaran walikota gorontalo, tentang ketentuan pedoman pelaksanaan PPKM level 3.
” Ada empat hal penting yang kami lakukan pak gubernur, pertama membentuk posko tim satgas khusus dimasing – masing pasar tradisional mingguan. Disini kami melibatkan satgas Pemkot, Polres dan Kodim, baik seblm tanggal 2 agustus ataupun setelahnya,” ujar Marten.
Berikutnya lanjut Marten memberikan pedoman pengetatan hajatan masyarakat. Pihak penyelenggara hanya diperkenankan menggelar acara dengan sistem stand party, tidak menggunakan prasmanan serta waktu dibatasi sampai pukul 21.00 WITA.
Kemudian melakukan pembatasan pelaksanaan ibadah di masjid maksimal jamaah 25 persen, serta diikuti penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Dengan menggunakan mobil publikasi kami bersama TNI/Polri selalu menghimbau masyarakat mematuhi protokol. Alhamdulillah masyarakat mulai sadar dan patuh” ucapnya.
Berkat himbauan yang dilakukan secara terus menerus, sejumlah pusat perbelanjaan mulai mentaati ketentuan penutupan sesuai waktu operasional. “Itu semua tadi merupakan kegiatan yang dihulu pak gub. Dihilir, kami juga telah menambah fasilitas gedung di rumah sakit aloei saboe bersama 100 oksigen dan ventilator. demikian juga di rumah sakit Otanaha ada penambahan gedung dgn kapasitas 14 tempat tidur” ucap Marten.(tro/rwf)












Discussion about this post