GORONTALO – GP – Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia (FESyar KTI) 2021 dengan tuan rumah penyelenggara Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Gorontalo resmi dibuka secara daring, Selasa (27/7). Pembukaan agenda tahunan Bank Indonesia ini, ditandai dengan pemukulan polopalo atau alat musik tradisional Gorontalo oleh Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel bersama Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim, Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Doni P. Joewono, dan Kepala Perwakilan BI Gorontalo, Budi Widihartanto.
FESyar KTI melibatkan 19 provinsi di kawasan timur Indonesia, meliputi kalimantan, sulawesi, bali-nusatenggara, maluku dan papua. Fesyar dengan tema ‘Bersinergi Membangun Ekonomi dan Keuangan Syariah untuk Memperkuat Momentum Pemulihan Ekonomi Melalui Keunggulan Sumber Daya Regional’, merupakan rangkaian menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 yang akan berlangsung di Jakarta. “Festival ini sejalan dengan upaya Pemprov Gorontalo dalam mendorong penerapan ekonomi dan keuangan syariah. Pengembangan ekonomi syariah di KTI khususnya di Gorontalo harus didukung seluruh pihak agar semakin membumi,” kata Wagub Idris Rahim, dalam sambutannya pada kegiatan itu.
Idris menjelaskan, upaya Pemprov Gorontalo dalam mendorong penerapan ekonomi syariah diwujudkan antara lain melalui pengembangan koperasi syariah, pemotongan zakat penghasilan setiap aparatur sipil negara, serta pembangunan madrasah dan pondok pesantren. Selain itu, Pemprov Gorontalo juga bersinergi dengan BI Gorontalo, BPOM dan MUI untuk memfasilitasi usaha mikro, kecil dan menengah memperoleh sertifikat halal. Gorontalo merupakan daerah potensial pengembangan ekonomi syariah, apalagi Gorontalo dikenal sebagai daerah serambi Madinah.
Penyelenggaraan FESyar KTI 2021 yang akan berlangsung hingga 3 Agustus 2021 ini, melibatkan pemerintah/Forkopimda di kawasan timur Indonesia, Instansi vertikal, tokoh masyarakat, pimpinan pondok pesantren, akademisi, perbankan, asosiasi, penggiat ekonomi syariah, pelajar dan santri dalam berbagai bentuk kegiatan seperti, webinar, talkshow dan tabligh akbar yang dilakukan secara virtual, dengan jumlah peserta mencapai 1.300 orang.
Penyelenggaraan FESyar KTI 2021 merupakan perwujudan itikad dan ikhtiar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah agar dapat dilakukan serentak di seluruh Indonesia khususnya di KTI. Peran penting ekonomi dan keuangan syariah terhadap perekonomian terbukti saat pandemi Covid-19 dimana pada tahun 2020 kontraksi ekonomi syariah dalam kerangka Halal Value Chain tercatat terkontraksi sebesar -1,72% (yoy) lebih baik dari pada kontraksi perekonomian nasional sebesar -2,07% (yoy). Sektor prioritas Halal Value Chain tersebut meliputi sektor pertanian, sektor makanan halal, fesyen muslim, dan sektor pariwisata ramah muslim. Oleh karena itu, beberapa kegiatan dalam FESyar KTI 2021 baik dalam kegiatan Shari’a Economic Forum, Shari’a fair mengusung topik tentang halal food, fashion, dan tourism.
Anggota Dewan Gubernur BI, Doni P. Joewono mebgatakan tiga pesan penting. Pertama, perkembangan ekonomi dan keuangan syariah memiliki kontribusi yang positif bagi perekonomian nasional. Secara umum sektor unggulan ekonomi syariah (yaitu: pertanian, makanan halal, muslim fashion dan pariwisata ramah muslim) pada tahun 2020 dapat dikatakan lebih baik dari perekonomian nasional. Pertumbuhan sektor unggulan ekonomi syariah tersebut mengalami kontraksi sebesar 1,72 %, lebih lebih baik dibandingkan dengan kontraksi pertumbuhan PDB nasional sebesar 2,07 %.
Memasuki triwulan I tahun 2021, sektor unggulan ekonomi syariah mulai menunjukkan perbaikan yakni tumbuh positif 1 % jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Kedua, pentingnya mendorong keunggulan sumber daya regional untuk lebih berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional. Dalam pembangunan sektor industri halal yang dilakukan oleh Bank Indonesia memiliki tujuan khusus, yakni untuk: (i) menciptakan high quality local product; (ii) mendukung perbaikan struktur Neraca Pembayaran Indonesia melalui subsitusi impor dan peningkatan ekspor; serta (iii) mendorong pertumbuhan yang inklusif. Upaya menciptakan high quality local product tentu tidak terlepas dari usaha melakukan identifikasi dan pengembangan produk-produk unggulan yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
Ketiga, sinergi dan kolaborasi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia melalui pengembangan keunggulan sumber daya regional atau produk lokal. Seluruh program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah tidak akan berjalan tanpa dukungan dan kerja sama seluruh pihak – ukhuwwah antara Pemerintah/ otoritas termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha syariah, elemen masyarakat baik lembaga maupun perorangan, termasuk komunitas seperti Masyarakat Ekonomi Syariah, ulama dan kaum cerdik pandai, serta media massa. Acara hari ini adalah salah satu wujud nyata sinergi, kolaborasi, silaturahmi dari ukhuwwah tersebut.0
Sementara itu, Kepala BI Gorontalo, Budi Widihartanto mengatakan, pihaknya merasa terhormat menjadi penyelenggara beberapa kegiatan webinar seperti Gerakan Sadar Wakaf, Perkembangaan Pembiayaan Syariah di Kawasan Timur Indonesia, talk show tentang fesyen muslim dengan tema Karawo Modest Fashion serta Tabligh Akbar dan Gerakan Ekonomi Masjid. Selain itu, Kantor Perwakilan lainnya di wilayah KTI juga menyelenggarakan berbagai kegiatan yang mengusung topik-topik menarik seperti inovasi bisnis halal, ZISWAF, sertifikasi halal, dan program peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah. (tro)













Discussion about this post