LIMBOTO-GP- Lebih kurang 400 siswa di Kabupaten Gorontalo, dilaporkan putus sekolah dimasa pandemi Covid-19. Lebih miris lagi, puluhan diantaranya memilih menikah, padahal usia mereka masih sangat belia. Potret buruk kondisi siswa hadapi pandemi itu, bisa jadi yang membuat Bupati Gorontalo, Profesor Nelson Pomalingo, segera membuka sekolah untuk pembelajaran tatap muka, kendati bersifat terbatas.
Salama ini, sistem belajar yang dilakukan melalui daring, cara ini kurang efektif. Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Gorontalo, sebetulnya sudah mulai pada 3 Mei 2021 lalu, sebelum itu juga telah dilakukan PTM tahap uji coba, namun PTM kembali dihentikan lantaran lonjakan Covid-19. Kini, Bupati Nelson Pomalingo kembali akan membuka sekolah, dan membolehkan seluruh sekolah jenjang SD-SMP di Kabupaten Gorontalo untuk belajar tatap muka, rencananya dimulai 2 Agustus, tentu dengan pemberlakuan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.
Rencana Bupati Nelson Pomalingo membuka sekolah ini dituangkanya dalam maklumat bupati yang baru saja dia tandatangani. “Bahwa dalam rangka pemberlakukan pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas tahun ajaran 2021/2022, maka Bupati Gorontalo mengeluarkan maklumat pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah untuk jenjang TK, SD, SMP, paket A B, dan PKBM mulai tanggal 2 Agustus 2021,”bunyi maklumat tersebut.
Ada beberapa poin penting yang ditekankan Nelson Pomalingo dalam maklumat itu, yakni untuk Dinas Pendidikan, dan untuk Satuan Pendidikan. “Tadi malam (semalam,red), alhamdulillah pak bupati sudah menandatangani (Maklumat), dan mudah-mudahan tidak ada aral melintang satu minggu ke depan tidak terjadi lonjakan Covid, maka tatap muka terbatas mungkin akan kita buka tanggal 2 Agustus nanti,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo, Jubair Pomalingo, saat dihubungi Gorontalo Post, semalam.
Menurut Jubair, pembukaan skeolah tetap berpatokan pada jumlah kasus Covid-19 di wilayah. Karena jika dalam sepekan ini terjadi lonjakan kasus Covid, bisa jadi maklumat rencana pembikaan sekolah itu tidak akan diberlakukan. “Kita masih tetap menunggu hasil dari atasan, termasuk Gubernur. Tetapi langkah yang sudah kita sepakati dengan pak bupati dan Forkopimda bahwa merencanakan, Insya Allah kita tetap melaksanakan tatap muka secara terbatas,”ujar Jubair. Alasan yang sangat mendasar, kata dia, adalah kondisi psikologi siswa dan secara kualitas sudah drop dalam pembelajaran yang hanya dilakukan daring. “Jadi pada prinsipnya, kita berupaya semaksimal mungkin membuka sekolah tatap muka terbatas,” terangnya.
Pembukaan sekolah di tahun ajaran baru di Kabupaten Gorontalo sudah diundur tiga kali. Awalnya direncanakan sejak 12 Juli lalu, kemudian diundur menjadi 19 Juli, kemudian diputuskan dilaksanakan setelah lebaran Iduladha, hingga 2 Agustus. Hal ini diakibatkan karena terjadinya kasus Covid-19 yang fluktuatif dan meningkat, khususnya di Kabupaten Gorontalo. “Kita berdoa hingga minggu depan tidak terjadi lonjakan yang begitu besar sehingga maklumat bupati bisa kita laksanakan,” ujarnya lagi.
Pemberlakuan belajar tatap muka ini bersifat terbatas. Artinya tak hanya jumlah siswa yang dibatas, tetapi sekolah juga terbatas.
“Kita berupaya membuka tatap muka secara terbatas untuk yang bukan zona merah. Kita akan berpatokan pada data dari dinas kesehatan yang selalu di update. Jadi jika ada sekolah yang masuk wilayah zona merah, maka sekolahnya akan kita tutup. Sampai ada pembaharuan status zona dari dinas kesehatan,” beber Kadiknas.
Sekolah-sekolah yang dibuka juga wajib menetapkan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan Diknas menunjuk tim khusus untuk mengevaluasipenerapan Prokes di masing-masing sekolah. “Ketika kita menemui protokol kesehatan tidak diberlakukan, akan kita tutup. Tim.ini akan datang secara mendadak, “ tambahnya.
Disinggung mengenai Kesiapan timpengajar, Jubair menjelaskan dari 6761 total guru, yang sudah ter vaksin 3441 atau baru 50 persen, sehingga saat ini Dinas fokus memaksimalkan vaksinasi guru. “Bagi guru-guru yang belum akan kita lakukan secara bertahap, dan kita minta mereka untuk memvaksin diri sendiri artinya menjaga imunitas tubuh, melalui menjaga pola hidup sehat, olahraga, jaga makan, dan istirahat. Dan paling penting menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” pungkas Jubair Pomalingo. (tro/Nat)












Discussion about this post