GORONTALO -GP- Meski sama-sama dalam masa pandemi Covid-19, sektor ekonomi pada masa-masa menjelang lebaran Idul Fitri 1442 hijriah tahun ini, sangat bergeliat dibanding lebaran tahun lalu. Sejumlah kebijakan pembatasan aktifitas ekonomi yang diambil pemerintah daerah, untuk mencegah kerumunan misalnya peniadaan pasar senggol, tak menurunkan animo masyarakat memadati pusat-pusat perdagangan untuk membeli kebutuhan lebaran.
Pantauan Gorontalo Post, kawasan perdagangan di pusat Kota Gorontalo mulai dipadati pembeli dari sejak pertengahan pekan lalu. Atau setelah pemerintah pusat dan pemerintah daerah mencairkan tunjangan hari raya (THR) bagi ASN dan pensiunan. Dari hari ke hari, jumlah pengunjung di kawasan pertokoan terus meningkat. Dalam tiga hari terakhir, terpantau toko-toko yang menjual kebutuhan lebaran telah disesaki pembeli dari siang hingga malam hari. Baik toko yang menjual kebutuhan rumah tangga, pakaian hingga elektronik.
Tia Tangguda, pengelola toko furniture Karya Agung Lestari yang berada di kawasan pasar tua mengatakan penjualan di bulan ramadan cukup tinggi. Bahkan pihaknya kewalahan memenuhi permintaan furniture akibat stok yang mengalami kekosongan. “Penjualan itu sampai dengan saat ini sudah lebih dari 50 unit barang furniture, mulai dari sofa, springbad, lemari, dan lain-lain,” katanya.
Berbeda dengan toko elektronik, bulan ramadan ini, penjualan barang elektronik tak mengalami kenaikan yang begitu signifikan.
Rocky Liyanto, owner Mitra Elektronik mengatakan, meski banyak warga memadati pertokoan, namun penjualan barang elektronik hanya mengalami kenaikan sedikit. “Sebagian besar itu mereka belanja pakaian, barang elektronik tidak begitu banyak,” katanya.
Saat ini, lanjut Rocky, barang elektronik yang laku terjual sebagian besar kulkas dan mesin cuci. Sementara itu, sebagaimana pantauan Gorontalo Post, warga memadati pusat pertokoan sejak siang hari hingga malam hari pukul 23.00 Wita. Rata-rata warga berburu pakaian lebaran, baju koko, mukena, dan perabotan rumah tangga. Ayu Abas, warga yang berbelanja di pusat pertokoan mengaku di akhir ramadan memilih untuk fokus berbelanja kebutuhan pakaian.
“Saya belanja cuma cari pakaian yang belum saya dapat, kalau belanja banyak sudah sejak awal puasa,” katanya. Selain itu, menjelang akhir ramadan, lanjut Ayu, biasanya pelaku usaha berlomba untuk memberikan diskon besar besaran. “Mumpung banyak diskon, jadi belanja,” katanya. Rionaldo, pengunjung lainnya juga mengaku ke pusat pertokoan untuk belanja baju koko dan sarung. “Kalau saya setiap tahun cuma itu saja, baju koko dan sarung, biasa saya beli di toko-toko arab,” ujarnya.
Padatnya kawasan pertokoan yang akan membeli kebutuhan lebaran ini, tentu menjadi indikasi mulai membaiknya daya beli masyarakat yang pada tahun lalu atau lebaran tahun lalu, sangat terpuruk akibat pandemi Covid-19.Mulai pulihnya daya beli masyarakat, gejalanya mulai terlihat dari awal tahun. Berdasarkan Data Badan Pusat (BPS), ekonomi Gorontalo di triwulan I 2021 bertumbuh 0,85 persen dari triwulan sebelumnya atau triwulan IV 2020.
Dari sisi produksi, pertumbuhan itu didominasi dari lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan kontribusi sebesar 39,21 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dengan kontribusi mencapai 62,89 persen. Data ini menjadi indikasi bahwa, mayoritas masyarakat Gorontalo yang bergerak di sektor pertanian dan perikanan pendapatannya mulai membaik sehingga secara bertahap menaikkan daya konsumsi rumah tangga.
Faktor lain yang juga menjadi trigger dari mulai pulihnya daya beli masyarakat yang gejalanya sangat mencolok menjelang lebaran, adalah langkah pemerintah yang jor-joran membelanjakan dana pemerintah. Pada triwulan I 2021, anggaran yang sudah dibelanjakan di Gorontalo mencapai Rp 909,28 miliar dari pagu 2021 sebesar Rp5,85triliun. Angka ini mengalami kenaikan dari triwulan I tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 828,57 miliar dari pagu 2020 sebesar Rp 6,05 triliun.
Sehingga menstimulus pertumbuhan sektor-sektor ekonomi. Misalnya di sektor konstruksi. Pada triwulan I 2021 realisasi pengadaan semen mencapai 58,82 ton atau naik 5,24 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.Kebijakan pencairan THR menjelang lebaran tentu akan lebih menambah jumlah perputaran uang di Gorontalo. Sehingga diharapkan akan memicu kenaikan pendapatan masyarakat. Walau tak semua kalangan profesi bisa merasakan ‘panen raya’ rupiah menjelang lebaran tahun ini. Misalnya para sopir antar kota antar provinsi (AKAP) yang tak bisa bekerja selama larangan mudik pada 6-17 Mei. Serta para pedagang pasar senggol. (dan/rmb)












Discussion about this post