GORONTALO – GP- Jelang perayaan lebaran Idul Fitri 1442 H yang terhitung tinggal sepekan lagi. Sebanyak 1.674 Personel dikerahkan dan disebar di 32 titik rawan kamtibmas dan kejahatan. Hal ini ditandai dengan apel gelar pasukan Operasi Ketupat Otanaha 2021 dalam rangka pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Apel yang dipimpin langsung Gubernur Gorontalo Rusli Habibie itu bertempat dilapangan apel Mapolda Gorontalo, Rabu (05/05/2021).
Apel Ops Ketupat ini digelar secara serentak se-Indonesia dihadiri langsung Kapolda Gorontalo Irjen Pol Dr. Akhmad Wiyagus, S.I.K., M.Si., M.M., Wakapolda Brigjen Pol Drs. Pudji Prasetijanto Hadi M.H, beserta pejabat utama Polda Gorontalo dan Polres jajaran. Turut hadir juga para pimpinan stakeholder, Kepala Jasa Raharja Provinsi Gorontalo, Kepala Bandara Djalaludin, Bupati Gorontalo, Wali Kota beserta para DPRD Kabupaten dan Kota.
Gubernur Rusli Habibie mengatakan, bahwa menjelang hari raya idul fitri 1442 H tren kasus covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 2,03 persen. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan aktivitas mssyarakat khususnya menjelang akhir bulan suci ramadhan dan hari raya idul fitri. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah telah mengambil kebijakan larangan mudik pada hari raya Idul Fitri 1442 H.
Ini merupakan tahun kedua Pemerintah mengambil kebijakan tersebut karena situasi pandemi covid-19. Keputusan tersebut diambil melalui berbagai macam pertimbangan, yaitu pengalaman terjadinya tren kenaikan kasus setelah pelaksanaan libur panjang, termasuk peningkatan kasus sebesar 93persen setelah pelaksanaan libur Idul Fitri tahun 2020/1441 H.
“Berdasarkan Survei kementrian perhubungan, apabila pemerintah tidak melaksanakan larangan mudik maka akan terjadi pergerakan orang yang melakukan perjalanan mudik sebesar 81 juta orang. Namun, setelah diumumkannya larangan mudik, masih terdapat 7 persen atau 17,5 juta orang yang akan melaksanakan mudik. Oleh karena itu, kegiatan operasi ketupat 2021 harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh jajaran dalam rangka menempatkan keselamatan masyarakat sebagai hukum tertinggi (SALUS POPULI SUPREMA LEX ESTO),”tutur
Rusli Habibie. Ia juga menyinggung penyebaran covid-19 yang terjadi diluar negri. Sebagai contoh di India, terjadi Penambahan kasus baru hingga mencapai 400.000 kasus dan angka kematian mencapai 3.500 kasus dalam sehari. Hal ini disebabkan kelengahan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
“Indonesia tidak boleh lengah, terlebih dengan adanya varian baru covid-19 dari sejumlah negara yang masuk di Indonesia. Untuk mengatasi kasus covid-19 yang berasal dari luar negeri tersebut, Polri bersama dengan satgas yang berada di bandara dan pelabuhan internasional telah melakukan pengawasan terhadap masuknya pelaku perjalanan internasional,” ujarnya.
Lebih Lanjut Gubernur Gorontalo mengatakan, Kapolda Gorontalo juga telah memerintahkan jajarannya untuk mengawasi pelaku perjalanan internasional secara ketat. ” Untuk mengawasi pelaku perjalanan internasional secara ketat. Pastikan pelaksanaan karantina di tempat yang telah ditunjuk sesuai dengan manifest pelaku,” tegasnya.
Sementara itu Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Pol Wahyu Tri Cahyono mengatakan, dalam rangka antisipasi mudik dan pengamanan Idul Fitri , ops ketupat otanaha 2021 dilaksanaka selama 12 hari ( 6 s/d 17 Mei) dengan mengedepankan giat preemtif, preventif yang didukung dengan giat gakkum dan banops. Hal ini guna mewujudkan sitkamtibmas yang kondusif dalam mencegah penyebaran wabah covid19 sehingga masyarakat dapat merayakan idul fitri dengan aman dan nyaman.
Tujuan operasi ini, yakni melarang masyarakat mudik, guna memutus mata rantai penyebaran covid19. Terjaminnya rasa aman masy dalam menjalankan ibadah puasa dan perayaan idul fitri 1442 H serta terhindar dari wabah covid19. Terwujudnya sitkamtibmas yang kondusif sebelum, pada saat dan sesuadah idul fitri 1442 H. Adapun ribuan personel itu ditenpatkan di 32 pos terdiri dari : 20 pos pam, 6 pos pelayanan dan 6 pos terpadu. “Jumlah personel gabungan yang dilibatkan 1.674 orang, terdiri dari Polri 950 orangm TNI 176 orang, dishub 143 org, dinas kesehatan 54 org, Pol PP 154 orang dan sisanya dari Damkar, pramuka, basarnas, PLN,JR, PKS, dll
Jumlah personel yg ditempatkan di 4 pos perbatasan = 48 polri, 24 TNI, 10 BPBD, 33 Dinkes, 17 satpol PP, 4 Dishub, 2 Kesbang dan 2 RAPI,”tandas mantan Kapolres Bone Bolango ini. (roy)












Discussion about this post