GORONTALO, GP – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bukan hanya sekedar organisasi yang didalamnya terdapat generasi muda. Tetapi HMI merupakan wadah untuk menempa orang-orang atau generasi muda, sebagai calon-calon pemimpin masa depan. Hal ini sebagaimana disampaikan Wakil Walikota Gorontalo, Ryan F Kono ketika didaulat untuk memberikan sambutan pada kegiatan pelantikan pengurus HMI cabang Gorontalo Periode 1442-1443 H, Sabtu (27/3) di Graha KAHMI.
“Alhamdulillah kita baru saja menyelesaikan proses pelantikan. Ini merupakan tonggak sejarah bagi Himpunan Mahasiswa Islam di Gorontalo, sebagai organisasi pengkaderan dan perjuangan. Himpunan Mahasiswa Islam merupakan suatu organisasi perkaderan, menempa orang-orang calon pemimpin. Hal ini bisa kita lihat dari begitu banyak tokoh-tokoh lokal, maupun nasional merupakan kader HMI,” ujar Ryan.
Ryan mengatakan, Presiden RI Joko Widodo sendiri begitu mengagumi Himpunan Mahasiswa Islam, karena berhasil melahirkan intelektual-intelektual muda. Selain itu, HMI juga banyak melahirkan tokoh umat dan pemimpin bangsa dengan berbagai macam keilmuan. “Ke-islaman dan ke-Indonesiaan benar-benar selalu dijunjung tinggi kader Himpunan Mahasiswa Islam. Sehingga, tidak sedikit kader HMI yang duduk sebagai pejabat negara dan daerah, “ungkapnya.
Ryan menjelaskan, sejak awal kehadiran di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam sudah menyatakan diri sebagai organisasi kader. Artinya, kehadiran HMI bukanlah organisasi kemahasiswaan yang sekedar mencari dan mengumpulkan massa. Menurutnya, kehadiran organisasi ini dalam rangka meningkatkan kualitas setiap insan yang bergabung dalam bingkai organisasi HMI.
Dimana, turut melahirkan sosok-sosok pemimpin masa depan, yang berbasis akademisi dan berkomitmen tinggi dalam rangka terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Ia menekankan kepada seluruh pengurus HMI Cabang Gorontalo yang baru saja dilantik, tentang tantangan zaman. Dimana, kata Ryan, sekarang ini, generasi muda berada pada era disrupsi, dengan perubahan yang sangat cepat.
Pada bidang bisnis pola sudah berubah, dan diyakini pemerintahan pola sudah berubah. Seperti dikatakan Bahlil, salah seorang tokoh HIPMI, bahwa aktivis jangan cuma jago pidato dan debat. Menurut Ryan, penyampaian Bahlil ini sederhana namun maknanya dalam.”Beliau (Bahlil), juga sampaikan banyak tamatan perguruan tinggi yang lebih jago pidato, bikin puisi dari pada bikin mesin.
Sehingganya, saya berharap, adik-adik sebagai anggota dan pengurus HMI, harus berupaya untuk memanfaatkan perkembangan zaman untuk terus mengasah kepekaan, adaptive terhadap perubahan, jangan kaku dan tentu menyesuaikan dengan latar belakang keilmuan yang dimiliki,” pungkasnya.(rwf)













Discussion about this post