Kayubulan Surga Paralayang

GORONTALO – GP – Keindahan pantai masih menjadi primadona pariwisata di Gorontalo. Meskipun Geografis Gorontalo didominasi gunung. Pantai dan laut masih menjadi Icon utama saat promosi objek wisata. Namun, siapa sangka jika bukit di Gorontalo bisa menyimpan sejuta keindahan dan potensi wisata baru. Wisata yang bisa memacu adrenalin pengunjung. Rasa takjub akan keindahan gunung, pemukiman dan pantai Gorontalo bisa dirasakan sekaligus dari ketinggian. Paralayang. Olahraga ekstrim ini kini sudah bisa dinikmati di Gorontalo, tepatnya di Desa Kayubulan, Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo.
Septian Lamadlauw, warga Gorontalo yang menjadikan bukit di Desa Kayubulan, sebagai landasan untuk paralayang, mulai dilirik pemerintah sebagai objek wisata yang menjanjikan. Septian merupakan pilot paralayang pertama asli Gorontalo. Kurang lebih setahun berkeliling mencari spot diseluruh wilayah Gorontalo, Setpian akhirnya terkesima dengan bukit di Desa Kayubulan, Kecamatan Batudaa Pantai. Kontur bukit yang memiliki kemiringan hingga 90 derajat serta pemandangan gungun disekeliling terus memanjakan mata, pemukiman warga berbaris rapih dan keindahan pantai yang tak bisa diragukan lagi. Membuat Septian menjadikan bukit di Kayubulan sebagai spot terbaik Paralayang di Gorontalo. “Sebenarnya ini saya jadikan sebagai spot latihan untuk pribadi, tapi sudah heboh dimedia sosial. Saya kaget, ternyata banyak tertarik dengan olahraga ini,” ujar Septian kepada awak media ini, Jumat (9/10). Ia tak menyangka, jika video ia terjun bersama rekannya di Bukit Kayubulan bisa mengundang respon positif dari warga dan pemerintah Gorontalo. Septian mengaku, menemukan lokasi terjun untuk paralayang itu, sekira bulan Mei lalu, bersama dengan rekannya Govin Ozisaputra. Govin pun menjadi orang pertama yang mencoba spot di Kayubulan tersebut. Kondisi angin yang mendukung serta pemandangan yang mampu menghipnotis mata, membuat mereka memantapkan niat untuk menjadikan bukit sebagai lokasi terbang. “Di Gorontalo banyak yang berpotensi, karena kita dikeliling bukit. Banyak lokasi yang bisa dijadikan Flaying Site,” katanya. Ia menambahkan, kondisi angin di Kayubulan konstan, dengan kecepatan maksimal 9-11 Kilometer/jam. Dengan ketinggian bukit untuk shoring kurang leibh 260 meter dari permukaan laut, jarak terbang yang mencapai 930 meter serta posisi landing ditepi pantai, menjadikan lokasi itu bagai surga bagi pencinta olahraga paralayang. “Lokasi ini sangat bagus sekali, dari segala sisi sangat mendukung untuk spot paralayang,” ujar Sthenly Tompoh atlit pilot Paralayang asal Sulut disalah satu video wawancara bersama dengan Septian. Sthenly memuji keindahan bukit dan pemandangan Gorontalo, yang bisa menjadi spot bagi para pencinta olaharaga ekstrim tersebut. Setpian mengaku senang banyak warga dan pemerintah menyambut baik lokasi itu. Usai video terjun mereka tersebar di Gorontalo, Septian langsung dihubungi Kadis Parawisata Kabupaten Gorontalo. Pemerintah pun sudah melakukan komunikasi dengan Septian untuk menggelar pelatihan bagi warga Gorontalo yang tertarik dengan wisata itu. “Padahal lokasi itu mau saya jadikan sebagai tempat latihan pribadi. Saya harap kedepan akses menuju lokasi bisa disentuh agar lebih baik, sehingga mudah menjangkau puncak bukit,” katanya. Septian pun sudah ditawarkan untuk menjadi salah satu tim pengajar dalam pelatihan, yang akan digelar dalam waktu dekat. Septian merupakan satu-satunya warga Gorontalo yang mengantongi sertfikat pilot paralayang. Menempuh pendidikan kurang lebih sebulan, banyak hal yang harus dilalui sebelum memperoleh lisensi. “Kita belajar di kelas, kemudian ground hand, bukit siswa, terbang tinggi, ujian di kelas dan praktik. Karena ada beberapa manuver yang harus kita kuasai,” katanya. Dengan lisensi itu, Septian sudah melakukan terbang tinggi dibeberapa wilayah di Indonesia, seperti Palu, Bogor, Bali dan lainnya. Paralayang tergolong olah raga ekstrim, setiap penerjun harus menjalani serangkaian tes kesehatan, berupa tes tekanan darah, berat badang dan kondisi kesehatan lainnya sebelum terjun. “Bagus sekali lokasi ini, Holding play atau waktu terbang bisa mencapai 1 jam. Kemarin saya pernah terbang lama, karena lapar, makanya saya mendarat,” ujar Septian. Ia berharap Gorontalo bisa menawarkan wisata baru selain pantai dan laut. Kondisi bukit yang bagus bisa menjadikan Gorontalo sebagai surga bagi para pencinta Paralayang.
Raymond, pelaku wisata yang pertama merekam aksi Septian dan Sthenly terjun dari bukit Kayubulan. Sebagai pelaku wisata, Reymon mengaku senang dengan sambutan masyarkat dan pemerintah atas video itu. “Saya juga dalam waktu dekat ingin ikut pelatihan, minimal bisa ikut dibonceng atau menjadi tandem,” katanya. Raymond mengaku tertarik dan ingin memperlajari lebih banyak tetang olah raga ekstrim itu, agar bisa merasakan langsung adrenalin saat berada diudara Gorontalo. (tr-69)

Comment