gorontalopost.co.id — Fluktuasi harga cabai di Pasar Sentral Kota Gorontalo kembali menjadi perhatian menjelang akhir tahun. Pada Selasa, 24 Desember 2025 pukul 12.00 WITA, aktivitas jual beli di Pasar Sentral Kota Gorontalo, Kelurahan Limba U I, Kecamatan Kota Selatan, terpantau berjalan normal meski harga sejumlah bahan pokok, khususnya cabai keriting, mengalami perubahan signifikan.
Salah satu pedagang cabai, Fitriani, mengungkapkan bahwa harga cabai di pasar sangat dipengaruhi oleh siklus pasokan. Menurutnya, saat panen melimpah harga cabai bisa turun hingga Rp20.000–Rp25.000 per kilogram, namun pada momen tertentu seperti menjelang tahun baru, harga dapat melonjak drastis hingga mencapai Rp150.000 per kilogram.
Untuk menyiasati kondisi tersebut, Ibu Fitriani menerapkan strategi penyediaan stok dalam jumlah besar. Ia tidak membeli cabai dalam skala kecil, melainkan memesan langsung dari petani atau pemasok besar hingga 20 karung cabai sekali pesan. Langkah ini dilakukan agar ia bisa mendapatkan harga yang lebih kompetitif dibandingkan pedagang eceran lainnya.
“Kalau ambil langsung dari petani atau pemasok besar, harganya jauh lebih murah. Jadi meski harga naik turun, keuntungan masih bisa dijaga,” ujarnya. Selain mengandalkan stok besar, manajemen keuntungan juga menjadi kunci. Dengan sistem penjualan grosir atau partai, Ibu Fitriani mengaku tetap bisa menjaga margin keuntungan yang stabil meskipun harga modal berfluktuasi.
Ia memilih berjualan cabai keriting dan bumbu dapur karena termasuk kebutuhan pokok masyarakat yang dicari setiap hari. Pengalaman kerjanya selama 7 tahun di bidang keuangan dan 2 tahun di perbankan turut membantunya dalam mengelola perputaran uang usaha yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah.
Secara finansial, omzet kotor usahanya diperkirakan mencapai Rp50.000.000 per bulan, bahkan pendapatan berdagang di pasar dinilainya bisa hingga 10 kali lipat dibandingkan gaji kerja kantoran.
Menurutnya, mentalitas wirausaha menjadi faktor penting dalam keberhasilan usaha. “Kalau usaha sendiri, kita jadi bos untuk diri sendiri. Beda kalau jadi karyawan, apalagi swasta, usia bertambah posisi bisa tergantikan,” tuturnya. (Mg 5)













Discussion about this post