gorontalopost.co.id – Suleman (49), pedagang bakso keliling asal Gorontalo, telah menjalani pekerjaannya sejak tahun 2010 dengan mobil yang dimodifikasi khusus untuk berjualan. Pria yang telah merantau dari Makassar hingga Manado ini akhirnya memutuskan menetap di Gorontalo sejak 2019. Kini, ia menghadapi tantangan berat akibat lonjakan harga daging sapi yang menjadi bahan baku utama dagangannya.
Setiap hari, Suleman berkeliling di berbagai lokasi strategis Kota Gorontalo. Ia biasa mangkal di Jalan Panjaitan, Jalan Andalas, Kampus 1, dan Kampus 4 UNG, menawarkan beberapa menu andalannya yakni mie bakso pangsit, bakso kuah, es campur, dan es pisang ijo. “Saya sudah berjualan di sini sejak 2010. Alhamdulillah pelanggan sudah banyak yang kenal,” ujar Suleman saat ditemui di lokasi jualannya, Ahad (21/122025).
Namun, tantangan terbesar yang dihadapi Pak Suleman saat ini adalah kenaikan harga daging sapi yang terus merangkak naik. “Dulu harga daging sapi Rp130 ribu per kilogram, sekarang sudah naik jadi Rp135 ribu. Ini bikin untung kami makin tipis,” keluhnya. Sebagai pedagang kecil, ia harus cermat menghitung setiap rupiah agar usahanya tetap bertahan di tengah tekanan biaya produksi yang meningkat. Meski begitu, ia berusaha tidak menaikkan harga jual terlalu tinggi agar pelanggan tidak kabur.
Meski menghadapi tantangan ekonomi, Suleman tetap gigih menjalani pekerjaannya. Ia berjualan dari pagi hingga malam, tergantung kapan dagangannya habis terjual. “Saya merantau dari Makassar, pernah di Manado juga, sampai akhirnya menetap di Gorontalo tahun 2019. Sudah terlalu jauh jalan yang ditempuh untuk menyerah,” ungkapnya dengan semangat. Perjalanan panjangnya sebagai perantau telah membentuk ketahanan mental yang kuat untuk terus berjuang mempertahankan usahanya.
Kisah Pak Suleman menjadi potret nyata para pedagang kecil di Indonesia yang harus beradaptasi dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Di tengah gempuran kenaikan harga bahan baku, ia tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya sambil mencari cara untuk menjaga kualitas produk. “Yang penting pelanggan puas, usaha terus jalan. Kalau sudah begini, mau bagaimana lagi, harus tetap bertahan,” tutupnya. Semangat pantang menyerah inilah yang membuat usaha bakso keliling milik Suleman tetap eksis hingga kini. (MG-02)













Discussion about this post