gorontalopost.co.id – Di tengah kerumunan wisudawan yang bersuka cita di Grand Palace Convention Center (GPCC) Gorontalo, Sabtu (20/12), sosok Regita Cahyani Pakaya (28) tampak sibuk menata deretan buket bunga dan boneka. Di saat orang lain merayakan kelulusan, Regita justru menjemput rezeki dari momen-momen bersejarah tersebut.
Siapa sangka, bisnis yang kini ditekuni Regita sejak tahun 2023 ini bermula dari sekadar “iseng”. Tanpa latar belakang (basic) keterampilan merangkai bunga, Regita mencoba peruntungannya karena melihat peluang di setiap acara pelantikan dan wisuda.
Ternyata, keisengan itu disambut baik oleh pasar. “Awalnya hanya coba-coba, tapi ternyata laris,” kenangnya. Kini, usahanya bukan lagi sekadar hobi, melainkan sumber penghasilan yang menjanjikan dengan pendapatan rata-rata mencapai Rp700.000 per hari saat acara berlangsung.
Dedikasi Regita tidak main-main. Untuk memastikan stand-nya siap, ia sudah berada di lokasi sebelum pukul 07.00 WITA. Ia membawa barang dagangannya menggunakan jasa Maxim mobil dari kediamannya. Tak jarang, ia pulang terlambat karena masih ada pembeli yang mencari buket meski acara resmi telah usai.
Dalam menjalankan usahanya, Regita tidak sendirian. Ia dibantu oleh sang suami dalam proses pembuatan buket. Kolaborasi pasangan ini menghasilkan berbagai variasi produk dengan rentang harga Rp35.000 hingga Rp100.000.
Produk Unggulan: Buket boneka seharga Rp50.000 menjadi produk best seller yang paling diburu oleh teman dan keluarga wisudawan.
Tentu saja, berjualan di area kampus seperti IAIN Sultan Amai maupun di gedung besar seperti GPCC memiliki tantangan tersendiri.
Persaingan harga antar penjual buket menjadi kendala utama. Namun, Regita memiliki filosofi sederhana untuk bertahan. “Solusinya adalah sekreatif mungkin. Pembeli itu suka buket yang lucu dan unik. Jadi, kualitas desain yang bicara,” pungkasnya optimis. Baginya, kreativitas adalah kunci untuk tetap eksis di tengah menjamurnya penjual serupa di Gorontalo. (mg-11)













Discussion about this post