Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Gelaran Gorontalo Half Marathon (GHM) 2025 yang digagas Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Gorontalo, menuai polemik dalam beberapa hari terakhir. Pemicunya adalah desain medali yang dilabeli nama Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail.
Ada yang beranggapan, jika hal itu sarat kepentingan politik, ada pula yang protes, tidak ada nama Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie. Sebelumnya, logo GHM juga bermasalah, karena diduga plagiat dari Calatyst Central, sebuah perusahaan yang berbasis di Australia. Kini, rute GHM dengan lokasi di Kota Gorontalo masih menunggu persetujuan dari Dinas Perhubungan Kota Gorontalo.
Menyikapinya, Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail memastikan bahwa pelaksanaan GHM 2025 tetap akan berlangsung sesuai jadwal yang telah ditetapkan, yaitu pada 7 Desember 2025. Hal itu disampaikan Gubernur Gusnar usai memimpin rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di rumah jabatan gubernur, Selasa (25/11).
Dikutip Gorontalo Post dari laman resmi Pemprov Gorontalo semalam, Gubernur Gusnar mengakui jika rekomendasi dari Dinas Perhubungan Kota Gorontalo yang masih ditunggu, panitia penyelenggara sedang mengurusnya. Kendati begitu kata dia, pelaksanaan GHM telah siap.
“Tadi (kemarin,red) kita membahas GHM, semuanya sudah siap. Dari Kepolisian menyampaikan masih ada satu rekom yang belum keluar dari Dinas Perhubungan Kota Gorontalo. Itu akan diurus nanti oleh panitia bersama pihak Polres dan Polda agar supaya bisa keluar,” jelas Gusnar.
Gubernur Gorontalo bersama Forkopimda bersepekat rekomendasi itu akan rampung paling lambat 30 November 2025. Gusnar menuturkan panitia akan mempersiapkan segala sesuatunya agar supaya GHM ini tetap bisa berlangsung. “Kalau itu belum keluar, maka pak Wakapolda sudah memberitahu dia akan mengambil alih itu,” ujarnya.
Terkait rute GHM 2025, Gubernur Gusnar menegaskan tidak ada perubahan. GHM tetap akan dilaksanakan di Kota Gorontalo sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo. “Untuk rutenya tidak ada perubahan, tetap di Kota Gorontalo. Karena Kota Gorontalo itu adalah ibu kota Provinsi Gorontalo,” tegas Gusnar.
Sementara itu Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Idrus M.T Mopili mengatakan bahwa GHM adalah pesta rakyat yang perlu didukung oleh semua pihak. Idrus menyayangkan kalau event sebesar ini disia-siakan oleh masyarakat dan pemerintah yang ada di Provinsi Gorontalo.
“Kita melibatkan semua elemen provinsi dan kota, tidak ada yang terkecuali termasuk wali kota dan gubernur. Wali Kota itu kebetulan pak Adhan, ya harus terlibat untuk mengurus ini, kecuali kalau pak Adhan itu bukan Wali Kota ya tidak perlu terlibat. GHM ini bukan perhelatan pribadi orang per orang tapi untuk seluruh masyarakat Provinsi Gorontalo,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Provinsi Gorontalo, Danial Ibrahim mengatakan, bahwa penulisan nama kepala daerah pada medali, piagam, dan penghargaan resmi merupakan praktik standar dalam kegiatan pemerintah daerah. Hal tersebut berfungsi sebagai identitas penyelenggara dan bentuk legitimasi event, bukan personal branding.
“Penulisan nama Gubernur Gorontalo pada medali GHM 2025 bertujuan untuk memberikan identitas resmi penyelenggara, penegasan legitimasi pemerintah daerah, serta penghormatan institusional kepada pemimpin daerah yang bertanggung jawab atas kebijakan penyelenggaraan kegiatan. Bukan merupakan bentuk personal branding, melainkan bagian dari filosofi desain medali dalam event resmi yang diselenggarakan oleh pemerintah,” jelas Danial Ibrahim.
Kendati begitu, secara khusus, Danial juga sudah menemui Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie, dan menyampaikan permintaan maaf, lantaran tidak ada nama istri mantan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie di medali finisher GHM. “Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada Ibu Wakil Gubernur. Ini sepenuhnya keputusan teknis panitia,” ujarnya pada Kamis (20/11) lalu. (tro)












Discussion about this post