Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Pelaksanaan perkemahan antar satuan karya pramuka (Peran Saka) Nasional tahun 2025 yang digelar di Bumi perkemahan Bongohulawa, Limboto, Kabupaten Gorontalo resmi berakhir pada Sabtu (8/11), ditandai dengan upacara penutupan, Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail, didaulat sebagai pembina upacara.
Pelaksaan Peran Saka Nasional di Gorontalo mengundang kagum seluruh kontingen daerah, terutama terkait keramahan masyarakat Gorontalo, dan antusiasme warga menyambut para Pramuka dari seluruh Indonesia.
“Kami tidak dapat membalas semua budi baik kakak sekalian. Semoga Allah membalas semua itu,”ujar pimpinan kotingen daerah Papua Barat, yang mengaku bangga dengan pelayanan selama berada di Gorontalo. Sama seperti yang disampaikan
Rajwa Naila Khairisya dan Mega Nanda Sapitri, peserta Peran Saka Nasional 2025 asal Kalimantan Barat. Keduanya mengaku terkesan dengan keramahan masyarakat Gorontalo.
“Orang Gorontalo itu ramah-ramah dan baik. Di luar ekspektasi kami pokoknya,”ucap keduanya. Mereka juga bangga, Peran Saka di Gorontalo berlangsung seru dan menantang. “Seru banget. Setiap malam ada pertunjukan dan pentas seni, jadi kami nggak pernah bosan,” ujarnya usai upacara penutupan, Sabtu (8/11).
Ia juga mengaku, perkemahan nasional ini tak hanya menambah wawasanm dan pengetahuan, namun relasi dan pertemanan juga terbangun sesama Pramuka dari seluruh Indonesia.
Ketua Kwartir Daerah Gorontalo, Sofyan Puhi yang juga Bupati Gorontalo, tak kuasa manahan haru, even akbar Pramuka di daerahnya itu sukses. Ia mengapresiasi semua pihak yang turut menyukseskan Peran Saka Nasional.
“Saya benar-benar terharu. Apa yang kita capai hari ini adalah hasil kerja keras dan kebersamaan semua pihak. Kabupaten Gorontalo membuktikan mampu menjadi tuan rumah yang baik, penuh semangat, dan berjiwa pramuka sejati,” ungkap Sofyan Puhi.
Menurutnya, kesuksesan Peran Saka 2025 bukan hanya tentang penyelenggaraan acara besar, tetapi bagaimana momentum tersebut mempererat persaudaraan, menumbuhkan semangat nasionalisme, serta memperkenalkan kearifan lokal Gorontalo kepada seluruh peserta dari penjuru nusantara.
“Kita tidak hanya menjadi tuan rumah, tapi juga bagian dari sejarah. Anak-anak muda pramuka dari Sabang sampai Merauke telah membawa semangat persatuan ke tanah Gorontalo. Ini kebanggaan yang luar biasa,” tambahnya.
Gubernur Gusnar Ismal dalam pidatonya saat penutupan, mengatakan pelaksanaan Peran Saka yang diikuti selama sepekan diharapkan dapat menempa diri dan mengasah keterampilan. Proses ini penting dalam mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin di masa depan.
“Kita telah melakukan berbagai kegiatan yang sangat bermanfaat terutama dalam menempa diri, menguasai keterampilan dan juga mempersiapkan diri menjadi pemimpin ke depan, baik pemimpin diri, daerah dan insya Allah menjadi pimpinan-pimpinan nasional” Kata Gusnar.
Kata dia, Peran Saka Nasional memberi manfaat bagi masyarakat Gorontalo, seperti hadirnya UMKM. Kata dia,masyarakat menitipkan salam kepada peserta dari seluruh Indonesia agar dapat berkunjung kembali ke Gorontalo.
“Mereka sangat senang dengan kehadiran adik-adik semua dari seluruh Indonesia, Mereka menitipkan salam melalui saya, sampaikan salam kepada seluruh anak-anak pramuka ini semoga mereka kembali berkumpul di Bongohulawa,”ungkap Gusnar.
TANPA SERAGAM PRAMUKA
Sementara itu, perhatian peserta upacara dan para pimpinan kontingen langsung tertuju kepada Gubernur Gusnar Ismail yang tampil sebagai inspktur upacara penutupan. Gubernur ketika itu tidak mengenakan seragam Pramuka sebagaimana ketentuan pakaian dalam upacara Pramuka.
Posisi Gubernu sebagai Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Pramuka Gorontalo, harusnya mengenakan Pramuka ketika dalam acara resmi seperti upacara.
“Pak Gubernur kan Mabida, kenapa hadir dengan batik, bukan dengan Pramuka. Ini kegiatan nasional, dilihat kontingen dari berbagai daerah,”ujar salah satu pembina Pramuka dari Pohuwato.
Ia mengaku disampingnya ketika upacara penutupan itu ada beberapa pembina Pramuka dari kontingen Sulawesi Tengah, dan nyeletuk soal pakaian batik yang digunakan inspektur upacara. “Saya yakin di undangan pasti ada ketentuan pakaian,”ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Kwarda Gorontalo Bidang Orgakum, Sumarto Biki, menyampaikan, jika Gubernur Gorontalo saat upacara penutupan hanya sebagai undangan, sebab dalam tentatif yang bertindak sebagai inspektur adalah Sekjen Kwarnas Mayjen TNI (Purn) Bachtiar Utomo.
“Beliau (Gubernur,red) tidak hadir sebagai pembina upacara, tapi sebagai undangan. Semua berubah ketika saat berada di tenda transit. Kak Sekjen meminta sendiri pak Gubernur untuk menjadi inspektur. Pak Gubernur sudah menolak, tapi tetap diminta,”kata Sumarto Biki.
Maka, lanjut Sumarto, Gubernur Gusnar tampil sebagai inspektur, dengan pakaian batik, songkok pembina, dan scraf Pramuka. “Untuk undangan ada yang mengenakan pramuka, TNI/Polri, dan batik. Pak Gubernur mungkin juga ada agenda lain setelah itu, makanya hadir dengan batik saja. Sekali lagi, beliau hanya sebagai undangan, Alhamdulillah hadir, tiba-tiba diminta untuk menjadi inspektur,”tandas Sumarto Biki. Sebelumnya Peran Saka Nasional 2025, diikuti lebih dari 2000 pramuka yang datang dari 34 Provinsi di Indonesia. (tro)












Discussion about this post