Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, pada Oktober 2025, Gorontalo mengalami deflasi 0,14 persen. Kondisi ini menyebabkan turunnya harga sejumlah bahan pangan utama seperti cabe rawit (-0,15 persen) dan beras (-0,14 persen).
Sementara untuk kelompok makanan minuman dan tembakau memberi andil nilai deflasi sebesar -1,36 persen dengan andil -0,50 persen terhadap deflasi umum.
Disisi lain, total produksi beras padi Provinsi Gorontalo pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 157,15 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami kenaikan sebesar 26,01 ribu ton (19,83 persen) dibandingkan tahun 2024 sebesar 131,14 ribu ton.
Menurut Plt Kepala BPS Provinsi Gorontalo Dwi Alwi Astuti, produksi beras subround 1 pada bulan Januari sampai dengan April 2025 dan subround II pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2025 mengalami kenaikan sebesar 16,82 ribu ton dan 29,84 ribu ton.
“Fenomenanya sama terjadi peningkatan pada subround satu dan subround dua, dan pada subround tiga mengalami potensi penurunan sebesar 20,64 ribu ton,”kata Dwi Alwi pada gelaran konferensi pers. Senin (3/11) kemarin.
Sementara itu, untuk produksi padi ditahun 2025 diperkirakan total mencapai 281,45 ribu ton atau mengalami kenaikan sebesar 46,58 ribu ton (19,83 persen) dibanding tahun 2024 mencapai 234,86 ribu ton.
“Jika dilihat secara subround polanya akan tetap sama. Pada subround satu dan dua produksi padi mengalami kenaikan sebesar 30,12 ribu ton dan 53,43 ribu ton, namun pada subround ketiga atau dibulan September hingga Desember berpotensi terjadi penurunan sebesar 36,97 ribu ton,”jelasnya. (lyd)













Discussion about this post