Gorontalopost.co.id, LIMBOTO — Antusias ribuan Pramuka yang datang dari seluruh Indonesia untuk mengikuti Perkemahan Antar Satuan Karya (Peran Saka) Nasional 2025, di Bongohulawa, Kabupaten Gorontalo, yang resmi dibuka Senin (3/11), berbanding terbalik dengan sikap pemerintah pusat.
Kegiatan nasional yang penuh edukasi, dan memupuk jiwa nasionalisme pemuda ini, tidak dihadiri perwakilan pemerintah pusat saat pembukaan, kemarin. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir yang digadang-gadang menggantikan Presiden Prabowo Subianto untuk membuka Peran Saka Nasional pun tak datang ke Gorontalo.
Anggota DPR RI Rachmat Gobel termasuk pihak yang menyayangkanya. Kata dia harusnya kegiatan Pramuka mendapat perhatian penuh pemerintah pusat, karena kegiatanya positif dan edukatif. “Namun saya sedih karena dalam pembukaan tadi (kemarin,red), tidak ada satu pun wakil pemerintah pusat yang hadir,”ujar mantan Wakil Ketua DPR RI itu.
Menurutnya, Pramuka memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi muda, terutama di tengah tantangan zaman dan menurunnya pendidikan budi pekerti di sekolah. Ia menilai, merupakan sarana efektif menumbuhkan nilai tanggung jawab, disiplin, dan jiwa kepemimpinan bagi setiap generasi muda.
Sementara itu, pembukaan Peran Saka Nasional 2025 yang berlangsung di Bumi Perkemahan Bongohulawa, Limboto, berlangsung meriah dan spektakuler. Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Komjen Pol (Purn) Budi Waseso membuka langsung kegiatan yang diikuti 1724 Pramuka utusan dari 34 Provinsi di Indonesia.
Rangkaian upacara pembukaan dimulai dari upacara adat Bhineka Tunggal Ika, dan upacara pembukaan oleh Ketua Kwarnas. Seluruh peserta upacara begitu antusias, apalagi saat penampilan tarian kolosal bertajuk Peran Saka Nusantara Bersatu. Tarian ini melibatkqan 200 Pramuka dari 18 gugus depan yang ada di Kabupaten Gorontalo.
Alunan musik tradisional berpadu dengan lagu-lagu khas daerah se nusantara, tarian daerah, lagu Hulondalo Lipuu, hingga Tabola Bale, menciptakan suasana penuh semangat dan kebanggaan. “Pembukaannya spektakuler, sambutannya luar biasa hangat. Kami merasa seperti di rumah sendiri. Pokoknya, next time harus banget ke Gorontalo lagi,” Wulan Agustina, kontingen Nusa Tenggara Barat.
Ketua Kwarnas Pramuka, Budi Waseso, mengatakan pemilihan Bumi Perkemahan Bongohulawa Limboto sebagai lokasi penyelenggaraan bukan tanpa alasan. Provinsi Gorontalo, kata dia, dikenal sebagai tanah yang damai, penuh keramahan, dan kaya akan nilai-nilai kearifan lokal.
“Semoga atmosfir kekeluargaan masyarakat Gorontalo dapat menjadi teladan bagi seluruh peserta Peran Saka Nasional tahun 2025 ini, serta dapat menumbuhkan semangat persatuan dan gotong royong,”ujarnya Budi Waseso.
Mantan Kapolda Gorontalo ini mengungkapkan, Peran Saka Nasional merupakan agenda istimewa bagi seluruh anggota Pramuka di Indonesia. Peran Saka merupakan ajang pertemuan sekaligus wahana pembelajaran, pengabdian, dan pengembangan diri bagi para anggota Saka Pramuka dari seluruh penjuru tanah air.
“Dengan penuh suka cita saya mengucapkan selamat datang kepada seluruh kontingen daerah dari berbagai penjuru Nusantara yang telah hadir di Gorontalo. Kehadiran kakak-kakak dan adik-adik sekalian membawa semangat kebersamaan, persaudaraan, serta kebanggaan bagi kita semua,” tutur Budi Waseso.
Sementara itu, Gubernur Gusnar Ismail mengatakan, Peran Saka Nasional memiliki nilai yang tiada batas. Dari sekian banyak nilai itu, satu hal yang sangat penting dan strategis bagi Gubernur Gorontalo, yaitu nilai cinta tanah air
. “Pelaksanaan Peran Saka Nasional di Kabupaten Gorontalo yang dihadiri oleh peserta dari seluruh provinsi di Indonesia, memancarkan sinar yang tidak pernah padam dan menunjukkan kepada kita bahwa cinta tanah air dari seluruh keluarga besar Pramuka terpancar di Bumi Perkemahan Bongohulawa ini,” kata Gusnar.
Ia menyebutkan, pembinaan generasi muda melalui Gerakan Pramuka harus terus dilakukan. Menurutnya, Pramuka telah melahirkan pemimpin daerah dan bangsa yang mampu membangun persatuan dan kesatuan di tengah eksistensi masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan adat istiadat.
“Dari pelaksanaan Peran Saka ini tergambar peserta yang datang dengan berbagai latar belakang, tetapi demi kepentingan dan tujuan nasional mereka bisa bersatu di sini. Ini Menggambarkan satu kesatuan NKRI. Kita ini beragam tapi bisa disatukan dengan satu kegiatan dan itu dimotori oleh Pramuka,” tutur Gusnar.
Selain diikuti 1.724 dari 34 Provinsi se-Indonesia, kegiatan ini juga melibatkan 1.500 anggota Pramuka Penegak dan Pandega se-Kabupaten Gorontalo. Peran Saka Nasional berlangsung dari 2 hingga 9 November 2025. (tro)













Discussion about this post