Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Provinsi Gorontalo hingga Agustus 2025 menunjukkan tren yang perlu diwaspadai.
Pendapatan negara baru mencapai Rp827,21 miliar atau 56,87 persen dari target, bahkan turun 7,96 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year). Sementara itu, belanja negara sudah menyentuh Rp6,79 triliun atau 63,87 persen dari pagu anggaran, tumbuh 15,83 persen (yoy).
Meski capaian belanja terlihat meningkat, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Gorontalo, Adnan Wimbyarto, mengingatkan potensi penumpukan realisasi di akhir tahun.
“Harapannya sampai akhir tahun bisa mencapai 95–96 persen. Karena itu, kami lakukan monitoring langsung dan mengundang kementerian/lembaga besar untuk mengetahui kendalanya. Kebiasaan menumpuk belanja di akhir tahun jangan terus terulang,” ujarnya, saat diwawancara awak media setelah melakukan Prescon, APBN Lo Hulonthalo untuk Periode Realisasi s.d. 31 Agustus 2025, di Aula Djpb Gorontalo, Kamis (25/9/2025).
Adnan menekankan, percepatan realisasi belanja negara menjadi kunci dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di Gorontalo. Menurutnya, semakin cepat belanja negara terealisasi, semakin besar pula dampaknya terhadap perputaran ekonomi masyarakat.
Sementara itu, ditempat yang sama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Bambang Setya Perman, menepis anggapan bahwa pengelolaan APBN berada di tangan Bank Indonesia (BI).
“Kebijakan APBN adalah kewenangan Kementerian Keuangan. Hanya saja, rekening pemerintah ditempatkan di BI, sehingga penyaluran dana lewat bank sentral. Teknisnya tetap ada di Kementerian Keuangan, bukan BI,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bank Indonesia mendorong sinergi tiga pilar ekonomi: moneter, fiskal, dan sektor riil. Salah satu langkah nyata adalah dukungan terhadap UMKM melalui kemitraan dengan perbankan.
“Kami bersama perbankan menjembatani UMKM dalam mengakses kredit. Termasuk lewat kegiatan HACF pada 27–29 September, yang mempertemukan UMKM dengan buyer maupun dengan pihak perbankan,” tambah Adnan.
Dengan sinergi tersebut, Bambang optimistis ekonomi Gorontalo bisa tumbuh lebih baik. “Pada akhirnya tujuan besarnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. (Tr-76)











Discussion about this post