Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Suasana Perlimaan Telaga mendadak bergemuruh. Ribuan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Merah Putih dari 38 organisasi dan berbagai elemen masyarakat tumpah ruah ke jalan, Senin (1/9/2025). Terik matahari tak menyurutkan semangat massa. Mereka berorasi lantang, mengguncang pusat keramaian dengan pekikan tuntutan.
Aksi jilid II ini menjadi kelanjutan dari gelombang penolakan terhadap kebijakan tunjangan DPR RI dan DPRD Kabupaten/Kota. Namun, teriakan massa tak hanya berhenti pada soal tunjangan. Mereka juga menuding aparat kepolisian kerap abai pada hak-hak masyarakat.
“Kami hadir bukan untuk sekadar menuntut, tapi untuk merespon ketidakadilan yang semakin nyata. Rakyat tercekik, sementara para pejabat berpesta dengan tunjangan!” pekik salah seorang orator, disambut sorak sorai massa.
Pantauan wartawan Gorontalo Post sebelum menuju Perlimaan Telaga, massa aksi sempat berkumpul di depan kantor DPRD Kota Gorontalo. Di lokasi itu, mereka menggelar orasi pertama, menegaskan sikap penolakan atas kebijakan tunjangan dan mendesak wakil rakyat membuka ruang dialog dengan masyarakat.
Sekitar pukul 13.50 WITA, massa mulai memadati Perlimaan Telaga dengan konvoi besar. Jalanan dipenuhi bendera organisasi, spanduk, dan suara genderang yang menambah panas suasana.
Memasuki pukul 14.49 WITA, situasi memanas. Massa aksi membakar ban bekas di tengah jalan sebagai simbol perlawanan. Asap hitam pekat membumbung ke udara, membuat suasana kian mencekam. Tindakan ini sontak menyedot perhatian publik.
Spanduk besar bertuliskan #SeptemberHitam membentang di tengah kerumunan. Bendera-bendera organisasi berkibar, menambah dramatis suasana. Sesekali terjadi gesekan kecil, namun massa tetap berusaha menjaga aksi tetap dalam koridor damai.
“Ini baru permulaan. Kami akan terus maju sampai keadilan ditegakkan!” seru massa serempak, membuat Perlimaan Telaga terasa bergetar oleh suara mahasiswa yang bersatu. (Tr-76)











Discussion about this post