Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail secara resmi meluncurkan logo Gorontalo Half Marathon (GHM) 2025 pada Ahad (13/7). Peluncuran berlangsung meriah di halamam rumah dinas gubernur. Seluruh pejabat hadir, termasuk Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie.
Peluncuran dilakukan dengan menekan tombol sirene oleh Gubernur Gusnar, Wagub Idah, dan Sekda Provinsi Sofian Ibrahim secara bersamaan. Sebuah layar besar di sebelah kanan rumah dinas, yang awalnya tertutup kain hitam, mulai terbuka sesaat penekanan tombol sirene dilakukan.
Para pejabat yang berjejer di depan kompak tepuk tangan saat melihat logo mirip huruf G dengan simbol orang berlari itu ditampilkan. Dalam pernyataanya, Gubernur Gusnar Ismail menyebutkan, logo dengan filosofi mewakili semangat Gorontalo dalam membangun daerah melalui olahraga itu, telah didaftarkan sebagai hak cipta, sebagai kekayaan intelaktual milik Pemprov Gorontalo.
“Jadi kalau ada yang ingin menggunakan, harus minta izin terlebih dahulu. Kalau tidak bisa dikenai proses hukum perdata,”kata Gubernur Gusnar Ismail. Baru sehari diluncurkan, logo tersebut berpolemik, lantaran diduga plagiat.
Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Femy Udoki termasuk yang mempertanyakannya. “Logo half marathon Gorontalo yang dilaunching kemarin mirip sekali dengan logo Catalist Central, perusahaan milik Australia. Apalah sudah tidak ada lagi SDM Gorontalo yang bisa mendesain logo sehingga meniru milik orang lain, sangat tidak inovatif. Apa kabar dispora,”ungkap Femy dalam unggahan diakun facebooknya.
Polemik logo GHM langsung disikapi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Gorontalo. Kepala Dispora, Danial Ibrahim membantah jika logo yang diluncurkan langsung oleh Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail itu adalah hasil plagiat. Kendati betuk dan desainya sangat mirip, Daniel ngotot jika hal itu bukan hasil plagiariseme.
Ia menjelaskan bahwa logo tersebut terinspirasi dari semangat memperkenalkan budaya daerah. Huruf “G” dalam logo melambangkan Gorontalo, sedangkan siluet pelari digunakan sebagai penanda bahwa kegiatan ini adalah olahraga lari maraton.
“Agar lebih mengenalkan kegiatan ini sebagai Gorontalo Half Marathon, maka kami menambahkan tulisan besar ‘Gorontalo Half Marathon’ di logo. Pemilihan warna juga kami sesuaikan dengan karakter Gorontalo itu sendiri,” jelasnya.
Menurut Danial, setiap warna dalam logo memiliki makna khusus. Warna ungu mencerminkan keagungan budaya Gorontalo dan semangat berprestasi, warna biru melambangkan profesionalisme serta ketenangan dalam persaingan, dan warna kuning menggambarkan optimisme masyarakat Gorontalo menjadikan olahraga sebagai gaya hidup.
“Kami ingin meningkatkan indeks pembangunan olahraga, salah satunya dengan membuat orang datang ke Gorontalo untuk berolahraga dan beraktivitas. Terima kasih kepada masyarakat yang telah memperhatikan logo ini,” kata Danial.
Dispora juga telah melakukan proses hukum untuk melindungi karya tersebut. “Kami sampaikan, hak cipta Gorontalo Half Marathon sudah didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM. Logonya juga akan kami daftarkan, namun karena kritik masyarakat, akan kami sesuaikan kembali dan usulkan ulang,” tutur Danial.
Ia mengakui bahwa awalnya pihaknya ingin membuka sayembara desain logo agar masyarakat bisa berpartisipasi. Namun karena alasan efisiensi anggaran, rencana tersebut dibatalkan. “Kami tegaskan, menurut kami logo ini bukan plagiat, tapi memang ada kemiripan dengan logo perusahaan lain. Substansi dari logo ini tetap menggambarkan Gorontalo sebagai daerah pelaksanaan Half Marathon,” ujarnya.
Danial menambahkan bahwa proses pendaftaran hak kekayaan intelektual (HAKI) akan melalui pengecekan oleh World Intellectual Property Organization (WIPO). “Jika terdapat indikasi plagiat, logo tersebut akan dikembalikan dan pihaknya akan melakukan penyesuaian lebih lanjut,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa animo masyarakat terhadap kegiatan ini sangat tinggi. Dalam satu hari setelah peluncuran, sudah ada sekitar 300 orang yang mendaftar sebagai peserta.
“Kami bertekad agar logo ini cepat diselesaikan. Harapannya, pada saat pelaksanaan Half Marathon bulan Desember, kita sudah memiliki logo resmi yang telah disepakati bersama, baik dari aspirasi masyarakat maupun kami sebagai penyelenggara,” ujarnya.
Danial pun mengajak seluruh pihak untuk mendukung kegiatan tersebut. “Mari kita sukseskan kegiatan Gorontalo Half Marathon ini sebagai ajang penutup kegiatan olahraga di penghujung tahun,” pungkasnya.
Dispora Provinsi Gorontalo memastikan akan mereview ulang logo tersebut sebelum digunakan secara resmi, sambil terus membuka ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan saran dan kritik.
Di sisi lain, sorotan juga datang dari sejumlah anggota legislatif Provinsi Gorontalo yang meminta penjelasan resmi dari panitia penyelenggara terkait kemiripan logo dengan perusahaan luar negeri. (tro/Mg-05/Mg-08/Mg-11)











Discussion about this post