Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Masyarakat yang ada di Desa Tingkohubu Timur, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, dihebohkan dengan penemuan mayat seorang lelaki di selokan depan sekolah dasar (SD), pada Senin (9/6).
Informasi yang dirangkum Gorontalo Post, awalnya seorang pelajar melihat seorang lelaki bernama DA (52), warga Desa Alale, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, jatuh ke dalam selokan dan langsung tergeletak.
Saksi lainnya yang bernama IRM, warga Desa Tingkohubu mengatakan, dirinya melewati pinggiran selokan untuk menjalankan Salat Ashar. Pada saat itu, dirinya melihat seorang lelaki sudah dalam kondisi berbaring di dalam selokan. Awalnya IRM tidak terlalu menaruh curiga.
Hanya saja, setelah menjalankan salat dan melintasi pinggiran selokan yang sama, IRM masih melihat lelaki tersebut di dalam selokan dan tidak bangun lagi. Ketika tiba di rumah, IRM kemudian memberitahukan hal itu kepada teman-temannya dan informasi itu pun kemudian diteruskan kepada pihak Kepolisian.
Personel Polsek Suwawa yang mendapatkan informasi itu beserta pihak Polres Bone Bolango, langsung mendatangi lokasi. Setelah berada di lokasi kejadian, pihak Kepolisian kemudian melakukan identifikasi jenazah korban. Diketahui korban bernama DA (52), warga Desa Alale. Setelah itu, pihak kepolisian kemudian memberitahukan penemuan mayat tersebut kepada pihak keluarga korban.
Kapolsek Suwawa, IPTU Jhon Karel Nusi menjelaskan, setelah mendengarkan informasi dari masyarakat, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban. Korban kemudian dibawa ke Puskesmas Suwawa.
“Setelah kami berada di lokasi, kami juga menghubungi keluarga korban dan menurut pihak keluarga yang bernama TA, selaku adik kandungnya menjelaskan, sebelumnya korban sempat mengeluh mengalami sakit pada bagian dada kepada pihak keluarga.
Sebelumnya, pada Ahad lalu, korban sempat dibawa ke seorang perawat untuk mendapatkan penanganan medis. Korban pada saat itu sempat di suntik. Informasi dari pihak keluarga pula, korban mengalami gangguan mental (Idiot) dan memiliki kebiasaan suka berpindah-pindah tempat sendiri,” jelasnya.
Lanjut kata Iptu Jhon, pihak keluarga ngotot untuk membawa mayat ke rumah keluarga dan menolak untuk di bawa ke rumah sakit guna pelaksanaan otopsi dan penanganan lebih lanjut.
“Dengan adanya peristiwa ini, pihak keluarga korban tidak keberatan untuk dibuatkan surat pernyataan penolakan otopsi yang telah di tanda tangani oleh pihak keluarga korban. Korban pun sudah dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan,” pungkasnya. (kif)










Discussion about this post