Gorontalopost.co.id, MEKKAH — Seluruh jemaah haji Indonesia 1446 H/2025 M telah tiba di Tanah Suci. Sebanyak 203.149 jemaah haji reguler, dari 525 kelompok terbang (kloter) termasuk 987 jemaah haji asal Gorontalo, kini memasuki masa tenang untuk mempersiapkan diri menghadapi puncak ibadah haji.
“Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Seluruh jemaah haji Indonesia kini telah berada di Kota Makkah dalam keadaan aman dan sehat,” ujar Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin di Makkah, Ahad (1/6).
Kamaruddin menegaskan, ini adalah capaian besar yang harus disyukuri bersama. Ia mengajak seluruh jemaah untuk memperkuat kesiapan fisik, mental, dan spiritual menjelang Armuzna. “Mengurangi aktivitas di luar tenda atau hotel, istirahat yang cukup, dan menjaga kebersihan serta memperbanyak konsumsi air putih,” imbaunya.
Mulai hari ini, layanan Bus Shalawat diberhentikan sementara dan baru akan beroperasi kembali pada Selasa, 14 Zulhijjah atau 10 Juni 2025 pukul 00.00 WAS. Jemaah diimbau tetap beribadah di hotel masing-masing dan menghindari aktivitas luar ruangan kecuali mendesak.
Jelang Armuzna, layanan katering reguler di hotel digantikan makanan siap saji (ready to eat). Distribusi dilakukan bertahap untuk enam kali makan: tiga kali pada 7 Zulhijjah (3 Juni), satu kali pada 8 Zulhijjah (4 Juni), dan dua kali pada 13 Zulhijjah (9 Juni).
“Makanan ini dapat langsung dikonsumsi. Nasi sebaiknya direndam air 5–10 menit sebelum disantap, lauk dapat dimakan langsung tanpa pemanasan. Setelah kemasan dibuka, makanan tidak boleh disimpan ulang demi alasan kesehatan,” jelas Kamaruddin.
Selama Armuzna, jemaah akan mendapat 15 kali makan dan satu snack berat: lima kali makan di Arafah, satu snack di Muzdalifah, dan sepuluh kali makan di Mina. “Makanan disiapkan dengan memperhatikan gizi, daya tahan, dan kondisi medan,” tambahnya.
PPIH Arab Saudi akan menerapkan dua skema pergerakan jemaah: murur dan tanazul. Murur adalah pergerakan jemaah dari Arafah dengan bus yang hanya melewati Muzdalifah tanpa turun, langsung menuju Mina. Skema ini diterapkan bagi jemaah lansia, disabilitas, dan yang uzur, diperkirakan mencakup 50.000 jemaah.
Tanazul adalah pemulangan lebih awal ke hotel di Makkah setelah lempar jumrah aqabah, tanpa kembali ke tenda Mina. Sekitar 30.000 jemaah, terutama dari sektor Syisyah dan Raudhah, dijadwalkan ikut skema ini.
Bagi jemaah sakit yang tidak memungkinkan wukuf secara reguler, disiapkan layanan safari wukuf menggunakan ambulans. Sementara bagi jemaah yang wafat sebelum wukuf, akan dibadalhajikan oleh petugas resmi pemerintah.
Layanan kesehatan disiagakan melalui delapan pos di Arafah dan Mina, serta pos mobile di jalur atas dan bawah Jamarat. Sebanyak 15 unit ambulans memenuhi standar medis siap digunakan untuk evakuasi atau rujukan.
PHD Gorontalo Cek Kesiapan Lokasi
Sementara itu, Petugas Kloter 28 UPG asal Kota Gorontalo, melakukan survei kesiapan lokasi di Arafah dan Mina. Survei ini bertujuan untuk memastikan posisi tenda jemaah haji asal Provinsi Gorontalo pada saat pelaksanaan puncak ibadah haji yakni wukuf di Arafah, yang dilanjutkan dengan mabit di Muzdalifah, serta melontar jumrah di Mina, atau yang dikenal dengan fase Armuzna.
Survei dilakukan oleh semua keterwakilan komponen petugas Kloter 28 UPG. Terdiri dari ketua kloter, pembimbing ibadah, tenaga kesehatan, dan Petugas Haji Daerah (PHD). “Alhamdulillah kami telah melakukan survei lokasi Armuzna.
Insyaa Alloh seluruh jemaah yang tergabung dalam Kloter 28 bisa mengikuti rangkaian fase Armuzna ini, baik yang melalui skema Murur maupun Tanazul,” kata Ketua Kloter 28 UPG, Abdurrahman Yusuf, Ahad (1/6).
Sementara itu PHD Kloter 28 UPG, Yaser Arafat Dama, usai melaksanakan survei menyampaikan bahwa kesiapan akomodasi baik saat berada di Arafah maupun di Mina nanti, in syaa Allah bisa memberikan kenyamanan untuk jemaah.
Demikian pula halnya kesiapan konsumsi jemaah untuk kebutuhan selama Armuzna sudah mulai terlihat. Saat Armuzna nanti jemaah akan mendapatkan makanan dalam bentuk paket siap saji.
Yaser menambahkan, seluruh petugas Kloter 28 UPG selalu kompak, siap, dan sigap dalam merespon segala dinamika dan tantangan yang ada khususnya di internal kloter. Peran dari ketua rombongan dan ketua regu pun sangat terlihat, sehingga manajemen kloter berjalan dengan baik. (tro/jp)












Discussion about this post