gorontalopost.co.id – Sejak Presiden Prabowo Subianto menerapkan kebijakan menaikkan Harga Acuan Pembelian (HAP) jagung pipil kering menjadi Rp 5.500 per Kg, serapan jagung dari petani yang dilakukan Perum Bulog terus meningkat. Tercatat sejak Maret 2025, sudah ada 2600 ton jagung petani yang masuk ke gudang Bulog di Gorontalo. Kondisi tersebut, membuat Bulog Gorontalo harus melakukan penambahan kapasitas gudang. “Setiap hari terus menampung jagung petani, gudang kami yang di Talumolo, dan gudang Bongo bahkan penuh,”ujar pimpinan cabang Bulog Gorontalo, La Ode Suleman Ngkalusa, kepada Gorontalo Post, Sabtu (10/5).
Kata dia, kapasitas gudang Bulog di Talumolo mencapai 800 ton, sedangkan gudang bulog di Bongo, bisa menampung hingga 200 ton jagung. “Sudah full semua,”katanya. Saat ini, lanjut La Ode Suleman, untuk terus menyerap jagung petani Gorontalo, Bulog menyewa gudang dengan kapasitas 3000 ton di Kecamatan Talaga Biru. Kondisinya, sudah separuh yang terisi. “Total per hari ini, sudah ada 2600 ton jagung yang masuk ke gudang Bulog,”jelasnya. Ia menyebut, Bulog Gorontalo juga telah menyiapkan gudang cadangan, sebab melihat kondisi gudang di Telaga Biru setiap saat terisi. Gudang cadangan Bulog itu terdapat di wilayah Dumati, Kabupaten Gorontalo. “Kapasitasnya 2000 ton, jadi kami tidak pernah berhenti menyerap jagung pipil kering petani, termasuk gabah kering,”tandasnya.

Ia menjelaskan, penyerapan jagung pipil kering dilakukan dengan ketentuan harga yakni Rp 5.500 per kg. Harga ini lanjut dia, berlaku untuk kondisi jagung pipil kering dengan kadar air 14 persen, dan kandungan jamur 50 Ppb. “Ada alat takarnya, ada petugas yang mengukur, jadi jelas,”paparnya. Ia mengatakan, dengan ketentuan standar pengambilan jagung pipil kering itu, membuat kualitas jagung bisa terjaga. “Karena jagung yang ditampung Bulog itu menjadi cadangan jagung pemerintah. Artinya bisa digunakan dengan jangka waktu yang lama. Kalau kadar airnya lebih dari 14 persen, jagungnya bisa cepat rusak,”terangnya.
Saat ini, lanjut dia, Bulog mendapat penugasan pemerintah untuk menyerap jagung petani. “Kapan dilepas, ya menunggu instruksi pemerintah. Jadi yang Bulog lakukan saat ini masih terus menyerap jagung pipil kering, dengan ketentuan harganya Rp 5500 per kg, kadar air 14 persen, dan jagungnya bersih, tidak ikut tongkolnya disitu,”jelasnya. Ia mengatakan, jika terdapat jagung petani yang belum sesuai dengan ketentuan penyerapan jagung pipil kering tersebut, Bolog tidak berani untuk membeli.
“Jadi bukan ditolak. Tapi kondisinya masih basah, belum 14 persen kadar airnya, dan masih kotor. Kalau kami serap, nantinya salah juga. Karena belum ada ketentuan untuk menyerap jagung petani diatas kadar air 14 persen,”ungkapnya. “Buktinya sampai saat ini Bulog terus menyerap jagung pipil kering petani dengan harga Rp 5.500 per kg, jadi tidak ada yang ditolak kalau kadar air 14 persen dan bersih,”tambahnya. Ia berharap agar petani dapat mempersiapkan betul jagung pipil keringnya sebelum dimasukkan ke gudang bulog.
Sebelumnya Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail juga meminta Bulog agar terus menyerap jagung petami dengan ketetapan harga Rp 5.500 per kg. Penetapan harga jagung menjadi domain Badan Pangan Nasional (Bapanas) melalui SK nomor 18 tahun 2025 tentang Penetapan Harga Pokok Produksi Jagung. Ketentuan ini menjadi landasan bagi Perum Bulog untuk menyerap hasil panen jagung untuk memperkuat stok cadangan jagung pemerintah (CJP). “Persoalan yang dihadapi petani bagaimana mewujudkan kadar air yang 14 persen itu sesuai prasyarat harga Rp5.500. Saya sampaikan ke petani kalau menjemur jagung harus benar benar kering supaya sampai ke gudang Bulog kadar airnya 14 persen,” kata Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail saat menghadiri panen jagung di Desa Tabongo Timur, Kecamatan Tabongo, Kabupaten Gorontalo, Senin (21/4) lalu. (tro)











Discussion about this post