Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail, dan Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie sama-sama merayakan malam pasang lampu atau Tumbilotohe di rumah jabatan masing-masing, Rabu (26/3) malam. Tumbilotohe merupakan tradisi masyarakat Gorontalo dalam menyambut Idulfitri, tradisi ini berlangsung tiga hari sebelum Idulfitri.
DENGAN menggunakan obor bambu, Gubernur Gusnar menyalakan lampu botol yang digantung pada alikusu atau gerbang adat yang menandai dimulainya tradisi masyarakat Gorontalo saat memasuki malam ke-27 Ramadan.
“Malam tumbilotohe ini pertanda bahwa beberapa hari ke depan insyaa Allah kita akan menyelesaiakan ibadah puasa di bulan suci Ramadan dan bertemu dengan Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah,” kata Gusnar.
Pada momen tumbilatohe itu Gubernur Gusnar mengajak seluruh umat Islam di Provinsi Gorontalo untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah di hari-hari terakhir Ramadan. Menurutnya, malam-malam terakhir Ramadah penuh berkah, rahmat, magfirah, dan ampunan dari Allah Subhana hu wataala.
“Mari kita manfaatkan akhir Ramadan ini sebaik-baiknya. Kita berdoa bisa bertemu kembali dengan Ramadan 1447 Hijriah. Atas nama Pemerintah Provinsi Gorontalo, pribadi, dan keluarga, saya mengucapkan selamat menyambut idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah, minal aidin walfaizin, mohon maaf lahir dan batin,” ucap Gusnar.
Dalam tradisi masyarakat Gorontalo, tumbilotohe digelar selama tiga malam berturut-turut di akhir bulan Ramadan. Tradisi ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2014 lalu.
Usai menyalakan lampu tumbilotohe dilanjutkan dengan prosesi moheupa zakati atau doa untuk menunaikan zakat fitrah. Doa dipandu oleh seorang iman dan diikuti oleh Gubernur Gusnar Ismail.
Hal yang sama dilakukan Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibue. Idah memasang lampu atau Tumbilotohe perdana di Rumah Jabatan Wagub. Pemasangan lampu perdana di halaman rujab wagub itu dilakukan Idah setelah salat magrib yang diawali dengan du’a moheupa zakati, yaitu prosesi doa yang dipimpin oleh seorang imam.

Malam pasang lampu merupakan tradisi yang telah berlangsung sejak lama dan turun temurun masyarakat Gorontalo terutama umat Muslim. Hal ini ditandai dengan menyalakan obor atau lampu minyak tanah di depan rumah, tiga hari menjelang Idulfitri.
“Ini kan sebuah tradisi Gorontalo, bahwa pada malam H-3 lebaran Idulfitri, ada yang namanya pasang lampu yaitu Tumbilotohe. Mungkin ada filosofinya ya disitu bahwa, dengan adanya lampu Tumbilotohe ini menunjukkan sebuah kemenangan,” kata Idah.
Lebih lanjut kata Idah, di Provinsi Gorontalo mulai menerapkan Green Tumbilotohe. Artinya, yang diharapkan penggunaan lampu bukan lagi dengan minyak tanah, melainkan minyak kelapa.
Hal ini agar supaya lingkungan tetap terjaga sekaligus untuk memulai reboisasi penanaman. Tak hanya di rumah dinas wagub, perayaan yang sama juga ikut dilaksanakan di rumah jabatan Gubernur dan Sekdaprov Gorontalo. (tro/*)











Discussion about this post