Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Pada 26 Ramadan (26/3) tadi malam, masyarakat Gorontalo menjalani tradisi malam pasang lampu atau dikenal dengan tradisi Tumbilotohe. Ini berlangsung selama tiga malam. Dalam perkembangannya, Tumbilotohe tidak hanya sekadar tradisi.
Tapi telah momen yang menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Sehingga pemerintah daerah hampir setiap tahun melaksanakan festival Tumbilotohe. Pada tahun ini festival mengusung tema green Tumbilotohe.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Aryanto Husain, menjelaskan bahwa ada dua kata kunci yang penting di pahami dalam event ini yakni Green dan Tumbilotohe.
“Jika tumbilotohe mungkin masyarakat sudah tahu, karena sudah turun temurun dilaksanakan di masyarakat Gorontalo. Nah konsep Green, mengilustrasikan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berkelanjutan melalui green tourism,” ujarnya.
Ditambahkannya selama ini tumbilotohe adalah lampu yang menggunakan minyak tanah. Padahal bahan bakar dari fosil ini merupakan penyumbang emisi karbon kedua setelah solar. Seiring dengan perubahan preferensi wisatawan kepada sustainable life style maka event-event yang tidak ramah lingkungan seperti ini perlu disesuaikan kembali.
“Melalui Green Tumbilotohe ini saya dan teman-teman KadisParpora Kabupaten/Kota mencoba mendorong kembali Tumbilotohe yang ramah lingkungan namum mempertahankan tradisi lokal.” ungkapnya.
Bersama Pemerintah Kabupaten/Kota Green Tumbilotohe di Provinsi Gorontalo didorong menggunakan kembali ornamen Tumbilotohe mulolo seperti tohe tutu, padamala dengan bahan minyak kelapa, minyak jelantah atau bahan bakar lain yang tidak mengeluarkan emisi karbon.

Menurutnya, selain tingkat Provinsi Gorontalo, konsep Green Tumbilotohe ini juga didukung dan dilaksanakan secara serentak oleh Pemerintah Kabupaten/Kota di titik-titik yang telah di tentukan.
Titik lokasi Green Tumbilotohe mencakup Lapangan Taruna Remaja Kota Gorontalo, Taman Menara Keagungan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Desa Leboto dan Cisadane, Kabupaten Gorontalo Utara, Lapangan Molombulahe Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo, Lapangan Buntulia Kabupaten Pohuwato, Center Point Bonebol Kabupaten Bone Bolango.
Sementara itu, penyelenggaraan Green Tumbilotohe Festival yang dilaksanakan Pemerintah Kota Gorontalo berlangsung sukses. Kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Taruna Remaja ini, dihadiri ratusan warga.

Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea yang didampingi Wakil Wali Kota, Indra Gobel mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan pihaknya merupakan upaya untuk memelihara tradisi Gorontalo yang bebas dari polusi udara.
Sementara itu, di Kabupaten Pohuwato, festival Green Tumbilotohe diselenggarakan oleh Pemuda Buntulia di Desa Buntulia Utara, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato. Kegiatan itu sukses digelar dengan meriah.
Festival yang telah dipersiapkan sejak 15 Ramadhan hingga 26 Ramadhan ini berhasil menarik perhatian masyarakat sekitar dan menjadi destinasi hiburan yang dinantikan setiap tahunnya.

Persiapan festival ini tidaklah mudah. Para pemuda Buntulia menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait cuaca yang tidak menentu dan koordinasi antar anggota tim. Namun, berkat kerja keras dan semangat gotong royong, mereka berhasil mengatasi semua hambatan tersebut.
Salah satu keunikan dari Festival Green Tumbilotohe tahun ini adalah konsep ramah lingkungan yang diusung. Azhar Badiu, salah satu panitia, menjelaskan bahwa tema “Green” di sini berarti penggunaan bahan bakar bebas emisi.
Meskipun masih menggunakan 50% bahan bakar fosil, mereka berupaya mengurangi dampak lingkungan dengan memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif. “Makna green adalah meninggalkan budaya-budaya lama yang menggunakan bahan bakar fosil hewani ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan,” ujar Azhar.
Festival ini menampilkan ribuan lampu botol yang menghiasi lapangan desa, dengan total 1.446 lampu botol yang dipasang. Selain itu, terdapat pula dekorasi khas Tumbilotohe seperti tohetutu, tonggoloopo, dan padamala. Lampu-lampu yang digunakan merupakan aset milik pemuda Buntulia, yang telah dikumpulkan dari penyelenggaraan festival tahun-tahun sebelumnya.
Keberlanjutan Lingkungan
Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie menyambut baik tumbilotohe dengan mengusung konsep green. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara tradisi dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
“Tema Tumbilotohe tahun ini menitikberatkan pada aspek keberlanjutan dengan penggunaan sumber energi terbarukan dan material ramah lingkungan. Kita berharap tradisi ini tetap terjaga tanpa mengabaikan tanggung jawab kita terhadap alam,” ujar Idah Sayyidah.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Dr. Aryanto Husain, turut mengimbau masyarakat untuk beralih dari penggunaan bahan bakar minyak tanah ke minyak kelapa, sebagai upaya mengurangi emisi karbon.
“Jika kita terus menggunakan minyak tanah, maka kegiatan ini akan menyumbang emisi karbon yang cukup besar. Oleh karena itu, pemerintah mendorong penggunaan minyak kelapa sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan,” jelasnya.
Festival Green Tumbilotohe 2025 juga menghadirkan berbagai kegiatan, seperti pemasangan lampu tradisional, bazar UMKM, serta pertunjukan seni Islami. Acara ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, komunitas budaya, serta berbagai organisasi lingkungan. (Mg-07/rwf/rmb/Mg-01/Mg-03)











Discussion about this post