Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Tak lama lagi penilaian kota sehat akan dilaksanakan. Pada lomba ini, Provinsi Gorontalo diwakili oleh Pemerintah Kota Gorontalo.
Dalam ajang yang dilaksanakan tiap tahun tersebut, Pemerintah Kota Gorontalo sudah pernah membawa pulang penghargaan Swati Saba Wiwerda sebanyak tiga kali, masing-masing pada pemerintahan Medi Botutihe sebanyak dua kali pada tahun 2005 dan 2007 dan sisanya kala Pemerintah Kota Gorontalo dinakhodai Adhan Dambea pada tahun 2011.
Dengan pengalaman itu, Pemerintah Kota Gorontalo bertekad akan kembali membawa pulang penghargaan Swati Saba Wiwerda. “Kami optimis bisa merebut kembali penghargaan Swati Saba Wiwerda pada penilaian kota sehat tahun 2025,” tegas Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapppeda) Kota Gorontalo, Meydi N. Silangen, Selasa (25/2/2025).
Bukan tanpa dasar Meydi menyampaikan rasa optimisnya merebut kembali Swati Saba Wiwerda. Menurut Novi, sapaan akrab Meydi, dari sekian indikator yang akan dinilai, kelurahan bebas buang air besar sembarangan (BABS) atau open defaction free (ODF) yang paling tinggi nilainya, diyakini bisa menjadi pendulang poin utama bagi Kota Gorontalo.
Sebab, kata Novi, kelurahan BABS di Kota Gorontalo sudah di angka 88 persen. “Insya Allah, seiring berjalannya waktu, persentasenya akan mengalami peningkatan atau jumlah kelurahan yang masih dalam kategori BABS akan berkurang. Saat ini, tinggal dua kelurahan, yakni Dembe I dan Lekobalo,” tutur Novi.
Masih kata Novi, sebelum mengikuti penilaian tingkat nasional, pihaknya terlebih dahulu akan mengikuti asesment yang akan diselenggarakan Pemprov Gorontalo pada 18 Maret 2025 mendatang.
Penilaian kota sehat sendiri akan ilakukan melalui verifikasi lapangan, bedah dokumen, silent verifikasi, dan presentasi kepala daerah. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu kota memenuhi kriteria kota sehat.(adv)











