Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Pemerintah Kota Gorontalo terus mendapat support dari berbagai pihak dalam menangani stunting di daerah.
Yang paling terbaru dari PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart). Perusahaan swasta itu, menjadikan Kota Gorontalo sebagai satu dari sekian dari daerah untuk pelaksanaan program satu butir telur sehari dengan tajuk “Alfamart Sahabat Posyandu”.
Program itu, resmi dilaunching pada Kamis (12/9/2024) itu, dihadiri penjabat (Pj) Wali Kota Gorontalo, Ismail Madjid.
Kepada pewarta, Ismail mengungkapkan bahwa program Alfmart sangat dibutuhkan oleh daerah dalam intervensi perbaikan gizi anak di Kota Gorontalo. Program ini, Ismail bilang, relevan dengan upaya pemerintah pusat maupun daerah, yakni percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Untuk itu, Ismail menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Alfmart yang telah memprogramkan satu butir telur sehari itu.
“Kami sangat berterima kasih atas terpilihnya Kota Gorontalo sebagai sasaran program satu butir telur sehari dari program Alfamart sahabat posyandu. Ini merupakan upaya penurunan stunting yang tidak hanya dilakukan oleh satu sektor saja, namun bisa lintas sektor seperti Alfamart,” ungkap Ismail.
Kolaborasi lintas sektor terhadap percepatan penurunan stunting ini, lanjut Ismail terdapat tiga fokus penting.
“Perlu kerja sama lintas sektor meliputi perbaikan pola makan, perbaikan pola asuh, dan sanitasi, serta akses terhadap air bersih,” jelas Ismail.
Sesuai data yang didapat, program satu butir telur sehari ini akan dilaksanakan selama 3,5 bulan kedepan dengan menyerahkan sejumlah 33.910 butir telur yang akan dibagikan pada 312 balita bermasalah gizi di Kota Gorontalo.
“Setiap balita akan menerima satu butir telur setiap hari yang diharapkan akan membantu percepatan penurunan stunting di Kota Gorontalo melalui pemenuhan protein bagi anak balita,” tutur Ismail
Terakhir Ismail menyampaikan pesan untuk orang tua balita yang menjadi sasaran pemberian telur.
“Untuk orang tua yang anaknya menjadi sasaran pembagian telur, saya pesan selalu membawa anak untuk datang ke Posyandu. Sehingga, bisa terpantau. Selanjutnya dalam pemberian telur ini perlu kreativitas orang tua, kader, dan tenaga gizi untuk mengolahnya dengan baik sehingga anak tidak bosan,” kunci Ismail.(rwf)












Discussion about this post