Gorontalopost.id, GORONTALO – Peta koalisi partai politik di Pilgub Gorontalo 2024, sebetulnya bisa sama persis dengan Pilpres. Seandainya Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN bisa satu gerbong koalisi. Karena dua poros koalisi partai yang sudah terbentuk di Pilgub, komposisinya hampir sama dengan poros koalisi Pilpres.
Dua poros koalisi itu yakni koalisi yang dimotori Nasdem mengusung kandidat pasangan calon Tony Uloli-Rustam Akili. PKS dan PKB disebut akan bergabung dalam koalisi ini. Saat Pilpres, Nasdem, PKS dan PKB juga berkoalisi mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Koalisi kedua yaitu koalisi PDIP dan PPP mengusung pasangan calon Nelson Pomalingo-Kris Wartabone. Belakangan, Hanura menyatakan dukungan terhadap pasangan ini. Pada Pilpres, PDIP, PPP dan Hanura berkoalisi mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Sayangnya ini tidak berlanjut pada Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Gerindra, Golkar, Demokrat dan PAN yang saat Pilpres mengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Di Pilgub Gorontalo 2024, terlihat gelagat partai-partai itu tidak akan berada dalam gerbong koalisi.
Memang sempat ada pertemuan pimpinan tiga partai tingkat provinsi di Jakarta membahas penduetan pasangan Gusnar Ismail-Idah Syahidah. Yaitu Gerindra, Golkar dan Demokrat. Tapi kalaupun koalisi ini terwujud, ada satu partai yang tertinggal yaitu PAN.
Namun, upaya penduetan Gusnar-Idah belakangan mulai menemui kebuntuan. Pasalnya, DPP Golkar tak menginginkan Idah Syahidah menjadi calon papan dua alias calon wakil Gubernur. DPP Golkar ingin Idah Syahidah tetap konsisten menjalankan instruksi DPP untuk maju sebagai calon gubernur.
Hingga belakangan terkuak kabar bahwa Golkar mulai mendekati PAN untuk berkoalisi di Pilgub. Kabar ini datang dari kader PAN yang duduk di DPRD Provinsi Gorontalo, Fadli Hasan.
“Ya. Golkar sudah mulai membangun komunikasi dengan kami,” ujar Fadli Hasan. Dia mengungkapkan, pembahasan rencana koalisi Golkar-PAN masih akan dibicarakan lebih mendalam. PAN sambung Fadli tentu akan memiliki syarat-syarat koalisi.
“Yang pasti kalau ibu Idah akan diusung Cagub itu tidak soal. Karena ibu Idah kan ikut penjaringan calon gubernur yang dibuka oleh PAN beberapa waktu lalu,” ungkapnya.
Bila Golkar-PAN berkoalisi maka dipastikan Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan terbelah di Pilgub Gorontalo. Karena disisi yang lain, Gerindra dan Demokrat masih ngotot mengusung Gusnar Ismail sebagai calon gubernur.
Bahkan Sekretaris DPD Gerindra Gorontalo Nasir Majid mengatakan, Gerindra akan siap memberikan dukungan terhadap apapun keputusan Gusnar Ismail dalam penentuan pasangan.
Hal itu ia ungkapkan merespon wacana penduetan Gusnar Ismail-Abdurrahman Abubakar Bahmid. “Kami akan mendukung pak Gusnar sebagai Cagub,” ujarnya.
Bila Demokrat-Gerindra tetap pada pendiriannya mengusung Gusnar sebagai Cagub, maka pentas Pilgub Gorontalo 2024 berpotensi menyajikan empat pasangan calon.
Yaitu pasangan Tony Uloli-Rustam Akili yang diusung koalisi Nasdem, PKS dan PKB. Koalisi ini punya modal 13 kursi bersumber dari Nasdem 7 kursi, PKS 5 kursi dan PKB 1 kursi.
Kemudian pasangan Nelson Pomalingo-Kris Wartabone yang diusung koalisi PDIP, PPP dan Hanura. Koalisi ini punya modal 12 kursi bersumber dari PDIP 7 kursi, PPP 4 kursi dan Hanura 1 kursi.
Kemudian koalisi Golkar-PAN yang akan mengusung Idah Syahidah sebagai Cagub. Koalisi ini punya modal 11 kursi bersumber dari Golkar 8 kursi dan PAN 3 kursi.
Kemudian koalisi Gerindra-Demokrat yang akan mengusung Gusnar Ismail sebagai Cagub. Koalisi ini punya modal 9 kursi bersumber dari Gerindra 7 kursi dan Demokrat 3 kursi.
Diketahui, untuk mengusung pasangan calon di Pilgub, parpol harus punya modal minimal 9 kursi di DPRD Provinsi Gorontalo. (rmb)











Discussion about this post