Penjabat Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin bersama istri Djoewiati Kentjana Soebrata jalani prosesi adat Moloopu, bertempat di rumah jabatan Gubernur, Ahad (19/5). Prosesi penjemputan secara adat dari rumah kediaman pribadi ke rumah dinas (Yiladia) ini menjadi tanda resminya Penjagub Rudy menempati rumah jabatan dan bertugas di Gorontalo.
MOLOOPU secara tekstual berarti memangku ini dimaknai bahwa pejabat yang memimpin dipangku oleh adat. Setelah dilantik secara adat moloopu, selanjutnya pejabat yang bersangkutan disebut “Halipa” (Khalifah) yang menguasai empat unsur kehidupan manusia juga api, udara, air dan tanah sebagaimana yang disampaikan dalam tujai (puisi) yang diucapkan oleh Bate dan Wuu (pemimpin adat). Untuk itu, penjabat gubernur dituntun agar bersifat arif dan bijaksana, serta mengayomi masyarakat.
Selain itu, prosesi Moloopu juga sebagai keharusan memenuhi tatanan adat serta bentuk penghormatan dan penghargaan masyarakat dari negeri adat Uduluwo Lo U Limo Lopohalaa (Lima Negeri Adat). Hal ini juga menandakan bahwa pejabat yang bertugas telah diterima oleh masyarakat.
Prosesi adat Moolopu meliputi mopolahe tou taeya (mempersilahkan turun dari kendaraan), mopodiyambango (mempersilahkan melangkah), mopotupalo (mempersilahkan masuk gapura adat).
Diiringi dengan sajak atau pesan-pesan adat yang syarat makna, prosesi ini berlangsung khidmat dan ditutup dengan doa. Penjagub Rudy yang didampingi Walikota Gorontalo Marten Taha juga dihidangkan makanan tradisional.
Penjabat Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin terkesan dengan sambutan hangat warga dan pemerintah daerah di Gorontalo. Rudy tiba di Gorontalo pada Sabtu kemarin dan menjalani sejumlah prosesi penyambutan adat.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Gorontalo atas penyambutan yang telah diberikan kepada saya mulai dari bandara kemarin ada acara Mopotilolo dan juga acara moloopu di Rumah Jabatan dan tadi sore di Kantor Wali Kota,” kata Penjagub Rudy, kemarin.
Pria asal Sumatera Selatan itu terkesan dengan adat istiadat Gorontalo. Rudy berharap ia bisa terterima oleh semua lapisan masyarakat. Selama dua hari di Gorontalo, ia berusaha belajar mengedar adat istiadat di daerah dengan falsafah adat bersendikan sara’ dan sara’ bersendikan kitabullah.
“Kami sedikit banyak dalam dua hari ini belajar mengenai adat istiadat di Gorontalo. Kiranya nanti apabila ada kesalahan-kesalahan kami dalam menjalankan adat istiadat mohon dimaklumi dan dimaafkan karena ibu dari Jawa Barat saya dari Sumatera Selaran. Kami akan terus belajar untuk bisa mengenal lebih dalam lagi terkait Goronralo dan adat istiadatnya,” imbuhnya.
Deputi IV di Kemenko Ekonomi RI itu berharap bisa membangun komunikasi, koordinasi dan sinergi dengan semua pemangku kepentingan . Pencapaian baik yang telah dirintis oleh Ismail Pakaya dan para kepala daerah sebelumnya bisa terus ia lakukan dan yang belum akan ditingkatkan.
Sebelumnya, Penjagub juga melakukan kunjungan ke Kota Gorontalo. Kunjungan perdana ini ditadai disambut dengan adat mopotilolo oleh Pemerintah Kota Gorontalo. Pada kesempatan ini, Walikota Marten Taha dalam sambutannya berharap, kepemimpinan Rudy Salahuddin dapat membimbing dan membina Pemkot Gorontalo dalam menjalankan kebijakan.
“Sebagai daerah yang merupakan bagian penting dari Provinsi Gorontalo, kami berharap agak gubernur sebagai wakil pemerintahan pusat di daerah senantiasa membimbing, membina, mengarahkan dalam menjalankan kebijakan. Baik kebijakan nasional maupun provinsi yang akan kami jalankan di tingkat pemerintahan kota,” ungkap Marten Taha.
Sementara itu, hari ini (20/5), Pj Gubernur Rudy Salahudin, diagendakan mengikuti serah terima jabatan di aula rumah jabatan gubernur. Selanjutnya ia akan menggelar Rapat Koordinasi bersama Pimpinan OPD dilanjutkan dengan Rapat Koordinasi dengan Forkopimda. Pada sore hari, ia akan diterima dengan adat Mopotilolo di Kabupaten Bone Bolango. (tro/*)












Discussion about this post