Gorontalopost.id, GORONTALO – Kurang lebih empat tahun tidak ada perayaan Cap Go Meh di Kota Gorontalo. Terlebih saat pademi Covid-19, perayaan Cap Go Meh sama seperti perayaan keagamaan lainya, ditiadakan.
Padahal, tapikong sebutan warga lokal untuk tradisi setiap tahun baru Imlek itu, selalu dinantikan dan menjadi magnet wisatawan. Hal ini terlihat pada Cap Go Meh tahun baru Imlek 2575, pada Sabtu (24/2) di Kota Gorontalo.
Warga Gorontalo keturunan Tionghoa, sudah bersiap di Klenteng Tulus Harapan Kita, Kota Gorontalo. Pawai Cap Go Meh pun dimulai sekira pukul 15.00 wita, dengan berkeliling ke pusat Kota Gorontalo.
“Upacara ini dilaksanakan untuk membuka pintu langit agar para dewa di surga bisa menjaga para ummat Buddha yang sedang melaksanakan perayaan Goan Siao Cap Go Meh ini,” ungkap Vincent Korin, salah satu warga keturunan Tionghoa.
Cap Go Meh nemampilkan sejumlah pertunjukan, seperti Barongsai, Ondel-ondel, Antraksi Naga, Tangsin dan Arak-arakan patung ummat Buddha.
Jalur dilalui dimulai dari Kelenteng Tulus Harapan Kita di Jl. S. Parman, Kelurahan Biawao, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo kemudian akan menuju simpang tiga Beli Li Mbui di Jl. Sultan Hassanudin, Kelurahan Tenda, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo.
Selanjutnya Barongsai lalu belok kiri menuju simpang empat rumah dinas Gubernur Gorontalo kemudian belok kiri menuju Jl Pertiwi hingga ke simpang empat PT Pelni Gorontalo menuju arah Kantor Walikota Gorontalo.
Tepat di depan kantor itu, iring-iringan balik arah ke simpang empat Kantor Pos Gorontalo menuju arah Jl. 23 Januari hingga simpang tiga jembatan Siendeng kemudian belok kanan menuju arah Apotek Malolui.
Setelah itu iring-iringan belok kanan lalu kembali melanjutkan rute ke Jl M.T Haryono hingga tiba di simpang empat antara Karsa Utama dan Informa.
Iring-iringan Barongsai selanjutnya belok kanan ke Jl S Parman dan melintasi Informa Gorontalo dan kembali lagi di Kelenteng Tulus Harapan Kita.
Menurut kepercayaan, Tang Sin atau Louya merupakan atraksi yang menampilkan orang-orang yang dirasuki oleh roh leluhur yang memberikan berkah dan perlindungan.
Dimana, Tang Sin dapat melakukan berbagai hal diluar nalar yang membahayakan, seperti berjalan di atas api, menusuk tubuh dengan benda tajam.
Perayaan Cap Go Meh berhasil menarik perhatian warga Kota Gorontalo dan sekitarnya untuk bergabung dan menyaksikan meriahnya perayaan itu.
Bahkan, banyak warga dari luar Kota Gorontalo yang datang untuk menyaksikan perayaan Cap Go Meh.
Salah satunya adalah Nadia Vega (21). Remaja asal Bone Bolango ini rela datang dari jauh untuk menyaksikan secara langsung festival tersebut.
“Menurut saya, perayaan Cap Go Meh di Gorontalo adalah menghargai keberagaman budaya sangatlah penting, termasuk perayaan Cap Gomeh di Gorontalo,” kata Nadia saat diwawancarai awak media.
Dirinya berharap atraksi tersebut bisa berlangsung setiap tahunnya sehingga bisa menjadi satu festival yang bisa menambah kekayaan daerah di Gorontalo.
“Saya berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih untuk memastikan semua perayaan agama dan budaya dihormati dan didukung secara setara,” ujar Mahasiswi Universitas Negeri Gorontalo itu.
Wali Kota Gorontalo Marten Taha menyebut, perayaan Cap Go Meh yang digelar oleh warga keturunan Tionghoa merupakan bentuk toleransi umat beragama di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
“Ini adalah bentuk ikatan persaudaraan, toleransi, dan kerukunan semua umat beragama di Kota Gorontalo,” ucap Marten.
Ia mengatakan, pada perayaan tahun ini banyak tamu dari luar wilayah Kota Gorontalo yang datang untuk menyaksikan dan meramaikan Cap Go Meh dalam rangkaian Tahun Baru Imlek tersebut.
“Di sepanjang jalan, kiri dan kanan jalan dipadati masyarakat yang menantikan acara Cap Go Meh akan keluar dari kelenteng,” kata dia.
Menurut dia, Cap Go Meh yang diisi dengan berbagai atraksi tersebut merupakan acara yang meriah dan luar biasa yang dapat dinikmati oleh seluruh warga Gorontalo.
“Tahun ini kita akan menikmati berbagai hiburan, ada barongsai, ada berbagai atraksi yang bisa dinikmati oleh warga Gorontalo. Kita saksikan semua pesta rakyat, ikatan persaudaraan di antara kita, tanpa mengenal perbedaan,” ujar dia. (tro/mg-)











Discussion about this post