Gorontalopost.id, BITUNG – Kericuhan terjadi di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (25/11).
Bentrok yang melibatkan ormas adat setempat, dan masa aksi bela Palestina itu membuat seorang warga dilaporkan tewas, dan dua lainya luka-luka.
Beruntung bentrok cepat ditangani aparat TNI/Polri dan pemerintah Kota Bitung sehingga tidak meluas.
Bahkan pada malam harinya, sekira pukul 23.00 wita, dua kelompok massa bersama forum koordinasi umat beragama (FKUB) Kota Bitung, melakukan deklarasi kesepakatan damai.
“Menyatakan satu, Kota Bitung dalam keadaan damai dan aman, dua menangkal berita hoax dan berita yang memprovokasi.
Tiga masyarakat adat Minhasa dan BSM (barisan solidaritas Muslim) bersatupadu dan menyatakan tidak ada konflik lagi dan menyatakan kedamaian di-atas segala-galanya, ” bunyi kesepakatan damai yang dibacakan bersama di GOR Menembo-nembo Kota Bitung, Sabtu malam.
Seperti diketahui bentrok terjadi saat BSM Kota Bitung melakukan aksi doa dan bela Palesitina.
Disaat yang bersamaan ormas adat Minahasa, juga menyelenggarakan kegiatan perihatan hari ulang tahun (HUT) ke 12.
Kedua massa aksi ini lantas bertemu, diduga ada satu pihak yang melempar batu, dan memicu ketegangan.
“Hanya saja pada saat pertemuan ada yang lempar batu. Seperti itu lah.
Nah itu, awalnya jadi saling kejar mengejar,” kata Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri dalam pernyataanya saat live dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi, TV One, Ahad (26/11).
Menurut Maurits, ormas adat Minahasa itu melakukan peringatan ulang tahun dalam bentuk ibadah, dilanjutkan dengan pawai. Saat pawai itulah bertemu dengan massa aksi solidaritas untuk kemerdekaan Palestina.
“Nah, pada saat pawai ini bersaman dengan ada kegiatan juga pertemuan yang namanya doa aksi damai untuk bela Palestina,” ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, aksi kedua massa ini sudah diantisipasi aparat, mamun ada yang memancing dengan melempar batu.
“Tapi, tadi yang saya bilang ada yang lempar batu itu jadi tidak terkendali karena jumlah mereka masing-masing terlalu besar,” tuturnya.
Dalam aksi itu, sejumlah warga dalam massa ormas adat terlihat membawa bendera Israel.
Negara zionis yang belakangan menggempur Palestina secara keji dan biadab.
Pemerintah Indonesia sendiri terus berjuang kemerdekaan bangsa Palestina, termasuk memasok bantuan ke negara yang dicaplok Israel itu.
Munculnya bendera Israel dalam aksi itu, tidak dibantah Wali Kota Bitung, Maurits.
Ia menyebutkan, bendera negara zionis itu bahkan sudah dipesiapkan.
“Kalau dibilang itu tak dipersiapkan ya pasti dipersiapkan, karena tidak mungkin dia (bendera) tiba-tiba ada,” ujarnya.
Maurits pun mengimbau agar warga Bitung dalam menyikapi konflik Israel-Palestina tak membawa persoalan ke agama.
Sebab, menurut dia, yang terjadi di Gaza Palestina adalah masalah kemanusiaan.
Apalagi, ia mengingatkan sikap pemerintah RI tegas mendukung kemerdekaan Palestina.
“Kepada kita sekalian, harus menghormati apa yang kemudian telah diutuskan pemerintah, bangsa kita soal dukung mendukung ini,” tuturnya.
“Jadi, bagi yang mengarahkan persoalan ini keagamaan mohonlah kita sama-sama sadar,”tandasnya.
Terpisah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Manado Yaser Bin Salim Bachmid agar mengharapkan aparat keamanan dan pemerintah untuk menelusuri dan mengusut sampai tuntas kasus yang terjadi di Kota Bitung.
“Saya harap pemerintah dan aparat keamanan menelusuri kasus ini agar tidak berkembang kemana-mana,” kata Yaser, di Manado, kemarin.
Dia mengatakan sampai saat ini kondisi Kota Bitung dan Sulut pada umumnya dalam keadaan aman dan damai, karena keributan yang terjadi di Kota Bitung dengan cepat diatasi oleh Pemkot dan Forkopimda Bitung.
“Kami selaku tokoh agama mengapresiasi tindakan cepat yang dilakukan pemerintah dan Forkopimda Bitung yang langsung mengamankan dan sangat cepat lakukan pertemuan dengan tokoh agama, pemuka ormas serta kesepakatan dari dua kelompok yang bertikai,” katanya.
Ia menjelaskan pemkot Bitung, Gubernur Sulut bahkan Kapolda Sulut terus memantau kejadian yang terjadi di Kota Bitung.
“Terima kasih atas langkah-langkah yang dilakukan oleh semua pemangku kepentingan demi keadaan Kota Bitung yang aman,” jelasnya.
Ketua MUI Manado ini mengimbau, seluruh masyarakat yang berada di luar Provinsi Sulut yang menerima potongan video maupun foto yang terjadi di Kota Bitung, jangan terpancing.
“Semuanya kita serahkan kepada aparat keamanan dan pemerintah, agar kejadian ini tidak terjadi lagi,” katanya.
TUJUH PELAKU DITANGKAP
Sementara itu, Polisi bergerak cepat mengungkap pelaku utama dalam bentok yang menyita perhatian publik tanah air itu.
“Kami sampaikan kepada seluruh masyarakat khususnya yang ada di Kota Bitung dan umumnya masyarakat Sulawesi Utara serta seluruh masyarakat Indonesia, sampai dengan malam ini situasi dan kondisi di wilayah Kota Bitung aman dan terkendali.
Saya sudah melakukan banyak kegiatan dari mulai pagi sampai dengan malam ini, dan banyak melakukan pertemuan dengan para tokoh, masyarakat, dan komunitas, malam ini terlihat bahwa aktivitas masyarakat di beberapa tempat berjalan seperti biasa.
Mereka melakukan banyak kegiatan perekonomian berjalan sebagaimana mestinya.
Ini menunjukkan bahwa kegiatan atau aktivitas dan situasi kondisi di wilayah Kota Bitung ini aman dan terkendali,”ujar Kapolda Sulawesi Utara, Irjen Pol Setyo Budiyanto saat menggelar konferensi pers, yang dihadiri sejumlah wartawan di Mapolres Bitung, Ahad (26/11/2023) malam.
Kapolda menyebutkan, sudah ada tujug terduga pelaku yang ditangkap, yakni isial RP dan HP yang diduga melakukan penganiayaan di lokasi bentrok, kelurahan Sari Kelapa, dan lima terduga pelaku lainya, yakni GK, FL, BI, MP, dan RD dengan tempat kejadian perkara di Jln Jenderal Sudirman Kota Bitung.
Selain menangkap para terduga pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain 5 sajam jenis parang, pedang samurai, badik dan anak panah, serta 2 buah kayu totara.
Kapolda juga berpesan kepada seluruh masyarakat agar bersama-sama ikut berpartisipasi menjaga keamanan. Kapolda meminta kepada para pelaku yang melakukan tindak pidana penganiayaan kekerasan secara bersama-sama terhadap para korban agar segera menyerahkan diri.
“Sebaiknya menyerahkan diri, secepatnya datang ke Polres untuk kemudian menyampaikan dengan baik dan akan ditangani secara baik.
Saya jamin haknya untuk kemudian diperlakukan secara baik oleh para penyidik. Kalau tidak nanti pasti akan dilakukan upaya penangkapan atau kalau misalkan melarikan diri pasti akan dilakukan upaya dan dimasukkan dalam daftar pencarian orang,” tegasnya. (tro/antara/net)












Discussion about this post